{"title":"生殖年龄女性的发育知识水平","authors":"Valensa Yosephi, J. Jumrahwati","doi":"10.47679/MAKEIN.202124","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting is one of the unsolved nutritional problems in Indonesia. Stunting does not only impact individuals but also affect the wheels of the economy and nation. Children with stunting have lower intelligence levels, psychomotor delay, chronic disease progression, and degradation in performance compared to normal children. The mother's knowledge influences toddler feeding behavior. Maternal knowledge is proven to be one of the factors that significantly affect the incidence of stunting. The research design was descriptive quantitative with cross-sectional approach. The research was conducted during December 2019 in Binanga Public Health Center, Mamuju Regency, with a sample of 103 women of reproductive age. The knowledge of reproductive age women regarding stunting at the Binanga Health Center, Mamuju, is mostly categorized as sufficient from 60 respondents (58.3%). Twenty-three respondents (22,3%) were well-knowledged, while twenty respondents (19,4%) were lack of knowledge. Reproductive age womenare expected to improve their knowledge of stunting by attending counseling from health workers and seeking additional information through mass and digital media. The public health center also needs to improve health services quality, especially on equitable information distribution regarding stunting. ABSTRAK: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang tidak kunjung selesai di Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Anak stunting memiliki tingkat intelegensi yang lebih rendah, keterlambatan psikomotor, terjadinya penyakit kronik, dan penurunan performa di sekolah jika dibandingkan dengan anak normal. Perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu terbukti adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh signifikan pada kejadian stunting.Desain penelitian yang digunakan adalah deksriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Binanga Kabupaten Mamuju, dengan sampel 103 wanita usia reproduksi. Tingkat pengetahuan wanita usia reproduktif mengenai stunting di Puskesmas Binanga adalah tingkat pengetahuan cukup sebanyak 60 responden (58,3%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 responden (22,3%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 20 responden (19,4%). Wanita usia reproduktif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang stuntinganak dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa dan digital. Puskesmas?juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama pemerataan dalam pemberian penyuluhan mengenai stunting.","PeriodicalId":389574,"journal":{"name":"Majalah Kesehatan Indonesia","volume":"22 1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-05-04","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Tingkat Pengetahuan Stunting pada Wanita Usia Reproduksi\",\"authors\":\"Valensa Yosephi, J. Jumrahwati\",\"doi\":\"10.47679/MAKEIN.202124\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Stunting is one of the unsolved nutritional problems in Indonesia. Stunting does not only impact individuals but also affect the wheels of the economy and nation. Children with stunting have lower intelligence levels, psychomotor delay, chronic disease progression, and degradation in performance compared to normal children. The mother's knowledge influences toddler feeding behavior. Maternal knowledge is proven to be one of the factors that significantly affect the incidence of stunting. The research design was descriptive quantitative with cross-sectional approach. The research was conducted during December 2019 in Binanga Public Health Center, Mamuju Regency, with a sample of 103 women of reproductive age. The knowledge of reproductive age women regarding stunting at the Binanga Health Center, Mamuju, is mostly categorized as sufficient from 60 respondents (58.3%). Twenty-three respondents (22,3%) were well-knowledged, while twenty respondents (19,4%) were lack of knowledge. Reproductive age womenare expected to improve their knowledge of stunting by attending counseling from health workers and seeking additional information through mass and digital media. The public health center also needs to improve health services quality, especially on equitable information distribution regarding stunting. ABSTRAK: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang tidak kunjung selesai di Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Anak stunting memiliki tingkat intelegensi yang lebih rendah, keterlambatan psikomotor, terjadinya penyakit kronik, dan penurunan performa di sekolah jika dibandingkan dengan anak normal. Perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu terbukti adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh signifikan pada kejadian stunting.Desain penelitian yang digunakan adalah deksriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Binanga Kabupaten Mamuju, dengan sampel 103 wanita usia reproduksi. Tingkat pengetahuan wanita usia reproduktif mengenai stunting di Puskesmas Binanga adalah tingkat pengetahuan cukup sebanyak 60 responden (58,3%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 responden (22,3%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 20 responden (19,4%). Wanita usia reproduktif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang stuntinganak dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa dan digital. Puskesmas?juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama pemerataan dalam pemberian penyuluhan mengenai stunting.\",\"PeriodicalId\":389574,\"journal\":{\"name\":\"Majalah Kesehatan Indonesia\",\"volume\":\"22 1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-05-04\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Majalah Kesehatan Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47679/MAKEIN.202124\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Majalah Kesehatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47679/MAKEIN.202124","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
发育迟缓是印尼尚未解决的营养问题之一。发育迟缓不仅影响个人,也影响经济和国家的车轮。与正常儿童相比,发育迟缓儿童智力水平较低,精神运动迟缓,慢性疾病进展和表现退化。母亲的知识影响幼儿的喂养行为。孕产妇知识被证明是显著影响发育迟缓发生率的因素之一。研究设计采用横断面描述定量方法。该研究于2019年12月在马穆朱县的Binanga公共卫生中心进行,样本为103名育龄妇女。在马木朱的Binanga保健中心,60名应答者(58.3%)对育龄妇女关于发育迟缓的知识大多被认为是足够的。23名受访者(22.3%)知识丰富,20名受访者(19.4%)缺乏知识。预计育龄妇女将通过参加卫生工作者的咨询并通过大众和数字媒体寻求更多信息,提高对发育迟缓的认识。公共保健中心还需要提高保健服务的质量,特别是在公平分发有关发育迟缓的信息方面。摘要:印度尼西亚发育迟缓症(merupakan salah)。丹帕克发育不良,达克汉尼亚,迪拉萨坎,奥莱尼,杨门加拉尼亚,tetapi juga,丹帕克terhadap roda, perekonomian丹彭班古南邦萨。阿纳克发育不良,智力发育不良,智力发育不良,智力发育不良,智力发育不良,智力发育不良,智力发育不良。pereraku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan ibu。杨Pengetahuan伊布·terbukti adalah salah研究faktor mempunyai pengaruh signifikan篇kejadian发育不良。Desain peneltian yang diunakan adalah dekspentitatian pendekatan横截面。Penelitian dilaksanakan pada 2019年12月di Wilayah Kerja Puskesmas Binanga Kabupaten Mamuju,登根样本103 wanita usia复制。Tingkat pengetahuan wanita usia生殖发育不良di Puskesmas Binanga adalah Tingkat pengetahuan cuup sebanyak 60应答者(58.3%),Tingkat pengetahuan baik sebanyak 23应答者(22.3%),dan Tingkat pengetahuan rendah sebanyak 20应答者(19.4%)。Wanita usia reduktif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tenttentinganak dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan, mengari informasi melalui media massa dan digital。Puskesmas吗?Juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama peremeratan and dalam pemberian penyuluhan mengenai发育不良。
Tingkat Pengetahuan Stunting pada Wanita Usia Reproduksi
Stunting is one of the unsolved nutritional problems in Indonesia. Stunting does not only impact individuals but also affect the wheels of the economy and nation. Children with stunting have lower intelligence levels, psychomotor delay, chronic disease progression, and degradation in performance compared to normal children. The mother's knowledge influences toddler feeding behavior. Maternal knowledge is proven to be one of the factors that significantly affect the incidence of stunting. The research design was descriptive quantitative with cross-sectional approach. The research was conducted during December 2019 in Binanga Public Health Center, Mamuju Regency, with a sample of 103 women of reproductive age. The knowledge of reproductive age women regarding stunting at the Binanga Health Center, Mamuju, is mostly categorized as sufficient from 60 respondents (58.3%). Twenty-three respondents (22,3%) were well-knowledged, while twenty respondents (19,4%) were lack of knowledge. Reproductive age womenare expected to improve their knowledge of stunting by attending counseling from health workers and seeking additional information through mass and digital media. The public health center also needs to improve health services quality, especially on equitable information distribution regarding stunting. ABSTRAK: Stunting merupakan salah satu permasalahan gizi yang tidak kunjung selesai di Indonesia. Dampak stunting tidak hanya dirasakan oleh individu yang mengalaminya, tetapi juga berdampak terhadap roda perekonomian dan pembangunan bangsa. Anak stunting memiliki tingkat intelegensi yang lebih rendah, keterlambatan psikomotor, terjadinya penyakit kronik, dan penurunan performa di sekolah jika dibandingkan dengan anak normal. Perilaku pemberian makanan balita dipengaruhi oleh pengetahuan ibu. Pengetahuan ibu terbukti adalah salah satu faktor yang mempunyai pengaruh signifikan pada kejadian stunting.Desain penelitian yang digunakan adalah deksriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilaksanakan pada Desember 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Binanga Kabupaten Mamuju, dengan sampel 103 wanita usia reproduksi. Tingkat pengetahuan wanita usia reproduktif mengenai stunting di Puskesmas Binanga adalah tingkat pengetahuan cukup sebanyak 60 responden (58,3%), tingkat pengetahuan baik sebanyak 23 responden (22,3%), dan tingkat pengetahuan rendah sebanyak 20 responden (19,4%). Wanita usia reproduktif diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang stuntinganak dengan mengikuti penyuluhan dari tenaga kesehatan, mencari informasi melalui media massa dan digital. Puskesmas?juga diharapkan dapat meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, terutama pemerataan dalam pemberian penyuluhan mengenai stunting.