{"title":"SURVEI ETHNOBOTANI TUMBUHAN PANGAN LOKAL DI DESA TUMBANG TALAKEN DAN DESA TUMBANG JALEMU KECAMATAN MANUHING KABUPATEN GUNUNG MAS","authors":"Mentupelu Bella, Yuliasi Mumpung, Arief Rahman Hakim, Asro' Laelani Indrayanti, Yulia Yustha, Manya Manya, Budi Budi, Wiwik Suprapti","doi":"10.54683/puppr.v1i0.4","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi terhadap sumber pangan lokal yang masih dikenali oleh masyarakat, mengingat di tengah masyarakat pun terjadi degradasi pengetahuan terhadap kekayaan pangan lokal. Metode yang dipergunakan adalah studi etnobotani dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pangan lokal (lokal expert). Responden dipilih dengan metode Snowball. Pada setiap desa ditetapkan jumlah Responden sebanyak 10 kepala keluarga (KK), Lokasi penelitian dipilih dari Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu kecamatan manuhing kabupaten Gunung Mas. Analisa data dilakukan dengan pengelompokan menjadi pangan pokok dan pangan pelengkap serta dilakukan analisis Indeks keanekaragaman biologis Shannon-Weiner (H’) dan indek kesamaan Pielou (J’) untuk mengevaluasi pengetahuan etnobotani masyarakat. Studi etnobotani tumbuhan pangan lokal masyarakat dayak di Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu terdapat 21 jenis tumbuhan pangan lokal. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sulur, batang, daun, bunga, buah, pucuk dan umbi. Cara memasak dengan beberapa cara diantaranya santan, oseng, direbus dengan bumbu, bakar, dodol, keripik, kukus, dan fermentasi. Berdasarkan hasil perhitungan, Indeks Keanekaragaman (H’) tumbuhan pada wilayah studi sebesar 2,1985 dengan penyebaran per desa antara 2,1573 – 2,2117. Nilai indeks tersebut (lebih kecil dari 2,3089) memperlihatkan bahwa keanekaragaman tumbuhan dalam wilayah studi termasuk dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman (J’) berkisar antara 0,8139 – 0,8423 dengan indeks keseragaman untuk seluruh wilayah studi sebesar 0,8318. Nilai indeks (mendekati 1,00) tersebut mengindikasikan bahwa penyebaran tumbuhan pada wilayah studi seragam.","PeriodicalId":338040,"journal":{"name":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","volume":"06 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-09-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"PROSIDING SEMINAR NASIONAL UNIVERSITAS PGRI PALANGKA RAYA","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.54683/puppr.v1i0.4","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
SURVEI ETHNOBOTANI TUMBUHAN PANGAN LOKAL DI DESA TUMBANG TALAKEN DAN DESA TUMBANG JALEMU KECAMATAN MANUHING KABUPATEN GUNUNG MAS
Penelitian ini bermaksud untuk melakukan identifikasi terhadap sumber pangan lokal yang masih dikenali oleh masyarakat, mengingat di tengah masyarakat pun terjadi degradasi pengetahuan terhadap kekayaan pangan lokal. Metode yang dipergunakan adalah studi etnobotani dengan mengajukan pertanyaan kepada masyarakat yang memiliki pengetahuan tentang pangan lokal (lokal expert). Responden dipilih dengan metode Snowball. Pada setiap desa ditetapkan jumlah Responden sebanyak 10 kepala keluarga (KK), Lokasi penelitian dipilih dari Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu kecamatan manuhing kabupaten Gunung Mas. Analisa data dilakukan dengan pengelompokan menjadi pangan pokok dan pangan pelengkap serta dilakukan analisis Indeks keanekaragaman biologis Shannon-Weiner (H’) dan indek kesamaan Pielou (J’) untuk mengevaluasi pengetahuan etnobotani masyarakat. Studi etnobotani tumbuhan pangan lokal masyarakat dayak di Desa Tumbang Talaken dan Tumbang Jalemu terdapat 21 jenis tumbuhan pangan lokal. Bagian tumbuhan yang digunakan adalah sulur, batang, daun, bunga, buah, pucuk dan umbi. Cara memasak dengan beberapa cara diantaranya santan, oseng, direbus dengan bumbu, bakar, dodol, keripik, kukus, dan fermentasi. Berdasarkan hasil perhitungan, Indeks Keanekaragaman (H’) tumbuhan pada wilayah studi sebesar 2,1985 dengan penyebaran per desa antara 2,1573 – 2,2117. Nilai indeks tersebut (lebih kecil dari 2,3089) memperlihatkan bahwa keanekaragaman tumbuhan dalam wilayah studi termasuk dalam kategori rendah. Nilai indeks keseragaman (J’) berkisar antara 0,8139 – 0,8423 dengan indeks keseragaman untuk seluruh wilayah studi sebesar 0,8318. Nilai indeks (mendekati 1,00) tersebut mengindikasikan bahwa penyebaran tumbuhan pada wilayah studi seragam.