{"title":"数字时代的宗教高度分析:让·鲍德对社会媒体多样性现象的后现代主义范式分析","authors":"Theguh Saumantri","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.646","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena hyper religiusitas yang terjadi dalam era digital di Indonesia dengan menggunakan paradigma postmodernisme Jean Baudrillard. Hyper religiusitas di era digital dapat dijelaskan dengan konsep simulasi dan tanda yang dikemukakan oleh Baudrillard. Fenomena ini dapat dilihat melalui praktik keagamaan yang tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Paradigma postmodernisme Baudrillard juga dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan identitas dalam era modern dan pasca-modern, serta dampak media dalam memahami dan mempraktikkan agama. Selain itu, artikel ini membahas dampak masyarakat konsumeris terhadap simbol agama dan konsumsi sebagai cara masyarakat konsumeris memandang agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan melakukan analisis terhadap konsep-konsep simulasi dan tanda dalam pandangan Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena hyper religiusitas yang terjadi di era digital dapat dipahami melalui konsep simulasi dan tanda, di mana agama dan simbol-simbol keagamaan dijadikan konsumsi dalam masyarakat konsumeris. Hal ini dapat berdampak pada perubahan praktik keagamaan yang sebelumnya didasarkan pada nilai-nilai keagamaan menjadi didasarkan pada nilai-nilai konsumsi.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Hyper Religiusitas di Era Digital: Analisis Paradigma Postmodernisme Jean Baudrillard Terhadap Fenomena Keberagamaan di Media Sosial\",\"authors\":\"Theguh Saumantri\",\"doi\":\"10.46781/al-mutharahah.v20i1.646\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena hyper religiusitas yang terjadi dalam era digital di Indonesia dengan menggunakan paradigma postmodernisme Jean Baudrillard. Hyper religiusitas di era digital dapat dijelaskan dengan konsep simulasi dan tanda yang dikemukakan oleh Baudrillard. Fenomena ini dapat dilihat melalui praktik keagamaan yang tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Paradigma postmodernisme Baudrillard juga dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan identitas dalam era modern dan pasca-modern, serta dampak media dalam memahami dan mempraktikkan agama. Selain itu, artikel ini membahas dampak masyarakat konsumeris terhadap simbol agama dan konsumsi sebagai cara masyarakat konsumeris memandang agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan melakukan analisis terhadap konsep-konsep simulasi dan tanda dalam pandangan Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena hyper religiusitas yang terjadi di era digital dapat dipahami melalui konsep simulasi dan tanda, di mana agama dan simbol-simbol keagamaan dijadikan konsumsi dalam masyarakat konsumeris. Hal ini dapat berdampak pada perubahan praktik keagamaan yang sebelumnya didasarkan pada nilai-nilai keagamaan menjadi didasarkan pada nilai-nilai konsumsi.\",\"PeriodicalId\":448276,\"journal\":{\"name\":\"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan\",\"volume\":\"1 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.646\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.646","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Hyper Religiusitas di Era Digital: Analisis Paradigma Postmodernisme Jean Baudrillard Terhadap Fenomena Keberagamaan di Media Sosial
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena hyper religiusitas yang terjadi dalam era digital di Indonesia dengan menggunakan paradigma postmodernisme Jean Baudrillard. Hyper religiusitas di era digital dapat dijelaskan dengan konsep simulasi dan tanda yang dikemukakan oleh Baudrillard. Fenomena ini dapat dilihat melalui praktik keagamaan yang tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Paradigma postmodernisme Baudrillard juga dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan identitas dalam era modern dan pasca-modern, serta dampak media dalam memahami dan mempraktikkan agama. Selain itu, artikel ini membahas dampak masyarakat konsumeris terhadap simbol agama dan konsumsi sebagai cara masyarakat konsumeris memandang agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan melakukan analisis terhadap konsep-konsep simulasi dan tanda dalam pandangan Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena hyper religiusitas yang terjadi di era digital dapat dipahami melalui konsep simulasi dan tanda, di mana agama dan simbol-simbol keagamaan dijadikan konsumsi dalam masyarakat konsumeris. Hal ini dapat berdampak pada perubahan praktik keagamaan yang sebelumnya didasarkan pada nilai-nilai keagamaan menjadi didasarkan pada nilai-nilai konsumsi.