Pub Date : 2024-01-05DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i2.813
Adiyes Putra, Nurnasrina
Abstract The study is look at the views of Islamic economists on scarcity and compares them with western economists, then provides conclusions on scarcity, especially the scarcity of cooking oil in Indonesia from the perspective of Islamic macroeconomics. Research methods are classified as qualitative methods based on the source of the problem from observations, and finding solutions based on the results of processed data from readings and the views of economists, both those found from research results published in journals or books related to scarcity and Islamic macroeconomics. Research result; The scientific background between Muslim scholars and western scholars causes different views between them. In the view of Islam, Allah SWT has created the universe as a complete resource to support human life, so there is no scarcity according to Islam, which exists only as a test and human greed. In the case of the scarcity of cooking oil based on the findings, the scarcity is caused by deviant behaviour by entrepreneurs, distributors, and the government. Taking into account the results of the analysis, it is hoped that stakeholders, especially the government, will take firm action and routine supervision of economic actors with regulations from producers, distributors, and regulators themselves. This is an effort to ensure that the distribution system, especially the distribution of cooking oil from upstream to downstream, runs normally, without any behaviour that can harm the general public. Discussions related to scarcity have been widely discussed by researchers, but related to the emergence of cooking oil scarcity in Indonesia as the world's largest palm oil-producing country is an irony. To the best of the researcher's knowledge, this is the first study on the scarcity of cooking oil from an Islamic macroeconomic perspective. Keywords: Scarcity, Islamic economics, Islamic Macroeconomics, Deviant Behavior Paper Type; Conceptual paper Abstrak Kajian dalam penelitian ini melihat kelangkaan menurut pandangan para ekonom Islam dan membandingkannya dengan pandangan ekonom barat, kemudian memberikan kesimpulan mengenai kelangkaan khususnya kelangkaan minyak goreng di Indonesia dari perspektif makroekonomi Islam. Metode penelitian tergolong metode kualitatif berdasarkan sumber permasalahan dari observasi, dan pencarian solusi berdasarkan hasil olah data dari bacaan dan pandangan para ekonom, baik yang ditemukan dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal atau buku yang berkaitan dengan kelangkaan. Hasil penelitian; Latar belakang keilmuan antara cendekiawan muslim dan cendekiawan barat menimbulkan perbedaan pandangan di antara mereka. Dalam pandangan Islam, Allah SWT telah menciptakan alam semesta sebagai sumber daya yang lengkap untuk menunjang kehidupan manusia, sehingga tidak ada kelangkaan menurut Islam, yang ada hanya sebagai ujian dan keserakahan manusia. Dalam kasus kelangkaan minyak goreng berdasarkan temuan, kelangkaan ter
{"title":"The Scarcity in Islamic Perspective : an Analysis of Cooking Oil Scarcity in Indonesia","authors":"Adiyes Putra, Nurnasrina","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i2.813","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i2.813","url":null,"abstract":"Abstract \u0000The study is look at the views of Islamic economists on scarcity and compares them with western economists, then provides conclusions on scarcity, especially the scarcity of cooking oil in Indonesia from the perspective of Islamic macroeconomics. Research methods are classified as qualitative methods based on the source of the problem from observations, and finding solutions based on the results of processed data from readings and the views of economists, both those found from research results published in journals or books related to scarcity and Islamic macroeconomics. Research result; The scientific background between Muslim scholars and western scholars causes different views between them. In the view of Islam, Allah SWT has created the universe as a complete resource to support human life, so there is no scarcity according to Islam, which exists only as a test and human greed. In the case of the scarcity of cooking oil based on the findings, the scarcity is caused by deviant behaviour by entrepreneurs, distributors, and the government. Taking into account the results of the analysis, it is hoped that stakeholders, especially the government, will take firm action and routine supervision of economic actors with regulations from producers, distributors, and regulators themselves. This is an effort to ensure that the distribution system, especially the distribution of cooking oil from upstream to downstream, runs normally, without any behaviour that can harm the general public. Discussions related to scarcity have been widely discussed by researchers, but related to the emergence of cooking oil scarcity in Indonesia as the world's largest palm oil-producing country is an irony. To the best of the researcher's knowledge, this is the first study on the scarcity of cooking oil from an Islamic macroeconomic perspective. \u0000Keywords: Scarcity, Islamic economics, Islamic Macroeconomics, Deviant Behavior \u0000Paper Type; Conceptual paper \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000 \u0000Abstrak \u0000Kajian dalam penelitian ini melihat kelangkaan menurut pandangan para ekonom Islam dan membandingkannya dengan pandangan ekonom barat, kemudian memberikan kesimpulan mengenai kelangkaan khususnya kelangkaan minyak goreng di Indonesia dari perspektif makroekonomi Islam. Metode penelitian tergolong metode kualitatif berdasarkan sumber permasalahan dari observasi, dan pencarian solusi berdasarkan hasil olah data dari bacaan dan pandangan para ekonom, baik yang ditemukan dari hasil penelitian yang dimuat dalam jurnal atau buku yang berkaitan dengan kelangkaan. Hasil penelitian; Latar belakang keilmuan antara cendekiawan muslim dan cendekiawan barat menimbulkan perbedaan pandangan di antara mereka. Dalam pandangan Islam, Allah SWT telah menciptakan alam semesta sebagai sumber daya yang lengkap untuk menunjang kehidupan manusia, sehingga tidak ada kelangkaan menurut Islam, yang ada hanya sebagai ujian dan keserakahan manusia. Dalam kasus kelangkaan minyak goreng berdasarkan temuan, kelangkaan ter","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"108 12","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139383288","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2024-01-03DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i2.825
Afrizawati
Tujuan penelitian ini adalahh mencari tahu bagaimana program konseling Islami dapat membantu mengurangi perilaku siswa yang mengganggu adalah fokus penelitian ini. Siswa SMP Muhammadiyah 01 Batam berpartisipasi dalam penelitian ini. Besar sampelnya adalah 56 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak menggunakan cluster sampling. Metodologi kuantitatif digunakan untuk penelitian ini. Skala yang digunakan adalah skala layanan bimbingan konseling Islam, dan juga digunakan skala perilaku buruk siswa. Telah terbukti bahwa layanan konseling Islami memiliki dampak yang signifikan secara statistik terhadap modifikasi perilaku positif siswa. (p>0,05). Hanya 19% dari total keseluruhan yang dipengaruhi oleh variabel ini; sisanya dipengaruhi oleh pengaruh eksternal. Tingkat kesadaran diri siswa, serta lingkungan keluarga dan teman sebayanya, mungkin berperan dalam membentuk kecenderungannya terhadap perilaku buruk. Ketika seseorang bertindak dengan cara yang merugikan, mereka mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang. Perilaku yang melanggar standar kesusilaan manusia dianggap menyimpang, dan terkadang disebut sebagai “penyimpangan sosial”. Nasihat konseling Islami adalah proses memberikan setiap orang dukungan spesifik, jangka panjang, dan metodis yang mereka perlukan untuk sepenuhnya mewujudkan potensi keagamaan mereka dengan mempelajari dan menghayati ajaran Al-Qur'an dan teladan Nabi Muhammad.
{"title":"Pengaruh Layanan Bimbingan Konseling Islam terhadap Perubahan Perilaku Negatif Siswa","authors":"Afrizawati","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i2.825","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i2.825","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalahh mencari tahu bagaimana program konseling Islami dapat membantu mengurangi perilaku siswa yang mengganggu adalah fokus penelitian ini. Siswa SMP Muhammadiyah 01 Batam berpartisipasi dalam penelitian ini. Besar sampelnya adalah 56 siswa kelas VIII yang dipilih secara acak menggunakan cluster sampling. Metodologi kuantitatif digunakan untuk penelitian ini. Skala yang digunakan adalah skala layanan bimbingan konseling Islam, dan juga digunakan skala perilaku buruk siswa. Telah terbukti bahwa layanan konseling Islami memiliki dampak yang signifikan secara statistik terhadap modifikasi perilaku positif siswa. (p>0,05). Hanya 19% dari total keseluruhan yang dipengaruhi oleh variabel ini; sisanya dipengaruhi oleh pengaruh eksternal. Tingkat kesadaran diri siswa, serta lingkungan keluarga dan teman sebayanya, mungkin berperan dalam membentuk kecenderungannya terhadap perilaku buruk. Ketika seseorang bertindak dengan cara yang merugikan, mereka mungkin terlibat dalam perilaku menyimpang. Perilaku yang melanggar standar kesusilaan manusia dianggap menyimpang, dan terkadang disebut sebagai “penyimpangan sosial”. Nasihat konseling Islami adalah proses memberikan setiap orang dukungan spesifik, jangka panjang, dan metodis yang mereka perlukan untuk sepenuhnya mewujudkan potensi keagamaan mereka dengan mempelajari dan menghayati ajaran Al-Qur'an dan teladan Nabi Muhammad.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"49 25","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2024-01-03","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139452037","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-26DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.748
S. Raharja, Andi Arif Rifa’i, Fitri Wulandari
Penelitian ini bertujaun untuk menganalisis implementasi nilai- nilai moderasi beragama pada santri sebagai upaya menangkal faham radikalisme di Pondok Pesantren Tahfidzul wa Ta’limul Qur’an Masjid Agung Surakarta. Melalui analisis hasil wawancara dan observasi, peneliti dapat mengungkapkan bahwa: pertama nilai-nilai moderasi beragama yang diimplementasikan dalam kegiatan di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran santri adalah pembentukan sikap: tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (tidak mudah goyah), tasamuh (toleransi), musyawarah, ishlah (reformasi), muwathanah (cinta tanah air), al’la urf (anti kekerasan), dan i’tiraf bil urf (ramah budaya). Kedua, strategi yang dilakukan Pondok Pesantren tersebut adalah strategi konvensional (pengajaran secara langsung yang berisikan nasihat-nasihat dari kyai/ustadz), strategi reflektif (penumbuhan kesadaran melalui evaluasi diri dan diskusi), dan strategi trans-internalisasi (komunikasi dua arah atau berdiskusi melalui pengajajaran dan contoh yang baik). Ketiga, Pondok pesantren membiasakan para santri untuk berperilaku toleran terhadap kegiatan di masyarakat, dalam hal ini senantiasa aktif serta dalam kegiatan Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta Hadinigrat seperti Grebeg Maulid.
{"title":"Internalisasi Moderasi Beragama di Pondok Pesantren Tahfidzul Wa Ta’limul Qur’an Masjid Agung Surakarta Menangkal Radikalisme","authors":"S. Raharja, Andi Arif Rifa’i, Fitri Wulandari","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.748","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.748","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujaun untuk menganalisis implementasi nilai- nilai moderasi beragama pada santri sebagai upaya menangkal faham radikalisme di Pondok Pesantren Tahfidzul wa Ta’limul Qur’an Masjid Agung Surakarta. Melalui analisis hasil wawancara dan observasi, peneliti dapat mengungkapkan bahwa: pertama nilai-nilai moderasi beragama yang diimplementasikan dalam kegiatan di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran santri adalah pembentukan sikap: tawassuth (tengah-tengah), i’tidal (tidak mudah goyah), tasamuh (toleransi), musyawarah, ishlah (reformasi), muwathanah (cinta tanah air), al’la urf (anti kekerasan), dan i’tiraf bil urf (ramah budaya). Kedua, strategi yang dilakukan Pondok Pesantren tersebut adalah strategi konvensional (pengajaran secara langsung yang berisikan nasihat-nasihat dari kyai/ustadz), strategi reflektif (penumbuhan kesadaran melalui evaluasi diri dan diskusi), dan strategi trans-internalisasi (komunikasi dua arah atau berdiskusi melalui pengajajaran dan contoh yang baik). Ketiga, Pondok pesantren membiasakan para santri untuk berperilaku toleran terhadap kegiatan di masyarakat, dalam hal ini senantiasa aktif serta dalam kegiatan Masjid Agung Karaton Kasunanan Surakarta Hadinigrat seperti Grebeg Maulid.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"317 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"123641481","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-19DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.670
Tian Wahyudi
Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, Pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan Reformulasi Strategi Pembelajaran yang tepat dan efektif. Melalui telaah Pustaka dengan menghimpun beragam literatur yang terkait dengan topik yang dibahas, penulis mengkaji bagaimana membangun strategi pembelajaran pendidikan agama Islam yang efektif di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Perkembangan teknologi yang menjadi ciri kedua era tersebut telah menghantarkan generasi muda saat ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa sebelumnya. Dengan membangun strategi pembelajaran dengan pendekatan pendidikan yang lebih sesuai mengacu pada karakteristik generasi saat ini menjadi upaya penting dalam mencetak generasi muda yang shaleh dan handal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membangun strategi pembelajaran tersebut antara lain: (1) Inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; (2) menggunakan pendekatan Students Central Learning (SCL); (3) Fleksibilitas dalam penggunaan metode dan pemanfaatan media pembelajaran; (4) membangun pembelajaran yang dinamis dan kreatif; (5) pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk mampu berpikir kritis; (6) membangun pembelajaran yang kontekstual dan kolaboratif; (7) membangun lingkungan belajar yang kondusif; (8) membangun kesadaran akan visi teologis atau kecerdasan spiritual dalam proses pembelajaran.
{"title":"Membangun Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Era revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0","authors":"Tian Wahyudi","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.670","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.670","url":null,"abstract":"Menghadapi era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0, Pendidikan Islam dihadapkan pada tantangan Reformulasi Strategi Pembelajaran yang tepat dan efektif. Melalui telaah Pustaka dengan menghimpun beragam literatur yang terkait dengan topik yang dibahas, penulis mengkaji bagaimana membangun strategi pembelajaran pendidikan agama Islam yang efektif di era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0. Perkembangan teknologi yang menjadi ciri kedua era tersebut telah menghantarkan generasi muda saat ini memiliki karakteristik yang berbeda dengan masa sebelumnya. Dengan membangun strategi pembelajaran dengan pendekatan pendidikan yang lebih sesuai mengacu pada karakteristik generasi saat ini menjadi upaya penting dalam mencetak generasi muda yang shaleh dan handal. Beberapa upaya yang dapat dilakukan dalam membangun strategi pembelajaran tersebut antara lain: (1) Inovasi pembelajaran dengan pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi; (2) menggunakan pendekatan Students Central Learning (SCL); (3) Fleksibilitas dalam penggunaan metode dan pemanfaatan media pembelajaran; (4) membangun pembelajaran yang dinamis dan kreatif; (5) pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk mampu berpikir kritis; (6) membangun pembelajaran yang kontekstual dan kolaboratif; (7) membangun lingkungan belajar yang kondusif; (8) membangun kesadaran akan visi teologis atau kecerdasan spiritual dalam proses pembelajaran.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"124 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-19","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"116319957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-14DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.675
S. Syukri
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Kebijakan Pendidikan Islam Brunei. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan telaah dokumen. Penelitian ini disebut survei literatur, yaitu mengkaji jurnal, buku, laporan penelitian, jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan pembahasan yang dibahas dalam penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah Pada dasarnya sistem pendidikan di Brunei Darussalam dimulai sejak Taman Kanak-kanak ketika anak berusia 5 tahun, mereka diwajibkan memasuki TK selama satu tahun sebelum diterima di SD. Brunei Darussalam sekolah kejuruan baru diperkenalkan setelah siswa tamat SLTP. Sistem pendidikan menengah atas di Brunei, siswa dapat menyelesaikan pendidikannya setahun lebih cepat, yaitu berlangsung selama dua tahun. Selanjutnya, di Brunei Darussalam setelah menyelesaikan jenjang SLTA para siswa akan memasuki pendidikan pra universitas selama 2 tahun.
{"title":"Analisis Kebijakan Pendidikan Islam Brunei","authors":"S. Syukri","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.675","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.675","url":null,"abstract":"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Kebijakan Pendidikan Islam Brunei. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini dengan telaah dokumen. Penelitian ini disebut survei literatur, yaitu mengkaji jurnal, buku, laporan penelitian, jurnal dan literatur lain yang berkaitan dengan pembahasan yang dibahas dalam penelitian. Adapun hasil penelitian ini adalah Pada dasarnya sistem pendidikan di Brunei Darussalam dimulai sejak Taman Kanak-kanak ketika anak berusia 5 tahun, mereka diwajibkan memasuki TK selama satu tahun sebelum diterima di SD. Brunei Darussalam sekolah kejuruan baru diperkenalkan setelah siswa tamat SLTP. Sistem pendidikan menengah atas di Brunei, siswa dapat menyelesaikan pendidikannya setahun lebih cepat, yaitu berlangsung selama dua tahun. Selanjutnya, di Brunei Darussalam setelah menyelesaikan jenjang SLTA para siswa akan memasuki pendidikan pra universitas selama 2 tahun.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"20 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"128497267","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-13DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.660
Ilyas Daud
Tulisan ini ingin menjelaskan tentang konsep alienasi manusia dari sudut pandang al-Qur’an. alienasi merupakan bentuk keterasingan manusia dari lingkungannya, baik dengan individu lain, alam, dan dunia, Tuhan bahkan dirinya sendiri. Dalam aspek psikologis alienasi merupakan bentuk kejiwaan yang merasa terasing dari orang lain. Sedangkan dalam ilmu sosial alienasi adalah terputusnya relasi sosial oleh salah satu individu. Bagi al-Qur’an, alienasi tidak hanya dilihat dari putusnya relasi satu individu dengan masyarakat, atau hilanganya sumber-sumber materi seperti yang dikemukakan oleh Karl Marx, namun hakekat alienasi bagi al-Qur’an adalah putusnya hubungan seseorang dengan Tuhan dan agama. Hal ini disebutkan oleh al-Qur’an diantaranya dalam QS. Ali-Imran: 112, Al-Hasyr: 19, al-An'am: 12 dan 20, An-Nisa: 143, Az-Zumar: 23, dan An-Nahl: 107-108. Menurut pemikir Barat seperti Karl Marx, alienasi manusia terjadi karena hilangnya jati diri seseorang akibat tidak memiliki modal, pekerjaan, materi dan sumber-sumber kekayaan. Marx tidak meyakini adanya jatidiri manusia melalui Tuhan dan ideologi. Baginya hanya dengan cara bersatu dengan dunia dan lewat kreativitas, aktivitas yang membangun, dan hubungan-hubungan sosial yang nyata dan kerja samanyalah, manusia akan dapat mewujudkan jatidirinya. Hal ini sangat berbeda dengan al-Qur’an yang lebih menitik beratkan jatidiri dan eksistensi manusia melalui hubungan sesama manusia, pada Tuhan dan agama.
{"title":"Alienasi Manusia Menurut Al-Qur’an","authors":"Ilyas Daud","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.660","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.660","url":null,"abstract":"Tulisan ini ingin menjelaskan tentang konsep alienasi manusia dari sudut pandang al-Qur’an. alienasi merupakan bentuk keterasingan manusia dari lingkungannya, baik dengan individu lain, alam, dan dunia, Tuhan bahkan dirinya sendiri. Dalam aspek psikologis alienasi merupakan bentuk kejiwaan yang merasa terasing dari orang lain. Sedangkan dalam ilmu sosial alienasi adalah terputusnya relasi sosial oleh salah satu individu. Bagi al-Qur’an, alienasi tidak hanya dilihat dari putusnya relasi satu individu dengan masyarakat, atau hilanganya sumber-sumber materi seperti yang dikemukakan oleh Karl Marx, namun hakekat alienasi bagi al-Qur’an adalah putusnya hubungan seseorang dengan Tuhan dan agama. Hal ini disebutkan oleh al-Qur’an diantaranya dalam QS. Ali-Imran: 112, Al-Hasyr: 19, al-An'am: 12 dan 20, An-Nisa: 143, Az-Zumar: 23, dan An-Nahl: 107-108. Menurut pemikir Barat seperti Karl Marx, alienasi manusia terjadi karena hilangnya jati diri seseorang akibat tidak memiliki modal, pekerjaan, materi dan sumber-sumber kekayaan. Marx tidak meyakini adanya jatidiri manusia melalui Tuhan dan ideologi. Baginya hanya dengan cara bersatu dengan dunia dan lewat kreativitas, aktivitas yang membangun, dan hubungan-hubungan sosial yang nyata dan kerja samanyalah, manusia akan dapat mewujudkan jatidirinya. Hal ini sangat berbeda dengan al-Qur’an yang lebih menitik beratkan jatidiri dan eksistensi manusia melalui hubungan sesama manusia, pada Tuhan dan agama.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"19 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"115931071","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-13DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.646
Theguh Saumantri
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena hyper religiusitas yang terjadi dalam era digital di Indonesia dengan menggunakan paradigma postmodernisme Jean Baudrillard. Hyper religiusitas di era digital dapat dijelaskan dengan konsep simulasi dan tanda yang dikemukakan oleh Baudrillard. Fenomena ini dapat dilihat melalui praktik keagamaan yang tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Paradigma postmodernisme Baudrillard juga dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan identitas dalam era modern dan pasca-modern, serta dampak media dalam memahami dan mempraktikkan agama. Selain itu, artikel ini membahas dampak masyarakat konsumeris terhadap simbol agama dan konsumsi sebagai cara masyarakat konsumeris memandang agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan melakukan analisis terhadap konsep-konsep simulasi dan tanda dalam pandangan Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena hyper religiusitas yang terjadi di era digital dapat dipahami melalui konsep simulasi dan tanda, di mana agama dan simbol-simbol keagamaan dijadikan konsumsi dalam masyarakat konsumeris. Hal ini dapat berdampak pada perubahan praktik keagamaan yang sebelumnya didasarkan pada nilai-nilai keagamaan menjadi didasarkan pada nilai-nilai konsumsi.
{"title":"Hyper Religiusitas di Era Digital: Analisis Paradigma Postmodernisme Jean Baudrillard Terhadap Fenomena Keberagamaan di Media Sosial","authors":"Theguh Saumantri","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.646","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.646","url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji fenomena hyper religiusitas yang terjadi dalam era digital di Indonesia dengan menggunakan paradigma postmodernisme Jean Baudrillard. Hyper religiusitas di era digital dapat dijelaskan dengan konsep simulasi dan tanda yang dikemukakan oleh Baudrillard. Fenomena ini dapat dilihat melalui praktik keagamaan yang tidak hanya terjadi di dunia nyata, tetapi juga di dunia maya. Paradigma postmodernisme Baudrillard juga dapat digunakan untuk menjelaskan perubahan identitas dalam era modern dan pasca-modern, serta dampak media dalam memahami dan mempraktikkan agama. Selain itu, artikel ini membahas dampak masyarakat konsumeris terhadap simbol agama dan konsumsi sebagai cara masyarakat konsumeris memandang agama. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan filosofis, yaitu dengan melakukan analisis terhadap konsep-konsep simulasi dan tanda dalam pandangan Baudrillard. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa fenomena hyper religiusitas yang terjadi di era digital dapat dipahami melalui konsep simulasi dan tanda, di mana agama dan simbol-simbol keagamaan dijadikan konsumsi dalam masyarakat konsumeris. Hal ini dapat berdampak pada perubahan praktik keagamaan yang sebelumnya didasarkan pada nilai-nilai keagamaan menjadi didasarkan pada nilai-nilai konsumsi.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"131213343","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-13DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.610
Popi Adiyes Putra, M. Marliyah, Pani Akhiruddin Siregar
Zakat merupakan pemasukan bagi negara. Zakat yang dipungut pemerintah lewat lembaga amil zakat nasional (Baznas) kepada umat Islam yang telah memenuhi nisab dan haul sesuai ketentuan syariah. Zakat yang telah dihimpun kemudian disalurkan kepada hasnaf yang delapan. Sedangkan pajak dihimpun oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Pajak yang telah dihimpun kemudian digunakan untuk kemaslahatan bersama, biaya pemerintahan, pembangunan jalan dan fasilitas umum, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Memperhatikan penggunaan zakat dan pajak terdapat perbedaan antara keduanya. Para ulama berbeda pendapat terkait dengan perbedaan dan persamaan antara zakat dan pajak. Meskipun demikian sebagian ulama berpendapat ketika seorang muslim telah membayar pajak, tidak membuat seseorang itu terbebas dari kewajiban untuk membayar zakat, dan ketika seorang warga negara telah membayar zakat bisa membuat dia terbebas dari kewajiban membayar pajak atau mengurangi besaran kewajibannya membayar pajak. Hal ini mengingat zakat merupakan perintah agama yang wajib untuk ditunaikan, sedangkan pajak adalah kewajiban yang diatur oleh Negara.
{"title":"Zakat dan Pajak dalam Perspektif Syariah","authors":"Popi Adiyes Putra, M. Marliyah, Pani Akhiruddin Siregar","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.610","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.610","url":null,"abstract":"Zakat merupakan pemasukan bagi negara. Zakat yang dipungut pemerintah lewat lembaga amil zakat nasional (Baznas) kepada umat Islam yang telah memenuhi nisab dan haul sesuai ketentuan syariah. Zakat yang telah dihimpun kemudian disalurkan kepada hasnaf yang delapan. Sedangkan pajak dihimpun oleh pemerintah lewat Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan dan Dinas Pendapatan Daerah (Dispenda). Pajak yang telah dihimpun kemudian digunakan untuk kemaslahatan bersama, biaya pemerintahan, pembangunan jalan dan fasilitas umum, pendidikan, ekonomi dan lain-lain. Memperhatikan penggunaan zakat dan pajak terdapat perbedaan antara keduanya. Para ulama berbeda pendapat terkait dengan perbedaan dan persamaan antara zakat dan pajak. Meskipun demikian sebagian ulama berpendapat ketika seorang muslim telah membayar pajak, tidak membuat seseorang itu terbebas dari kewajiban untuk membayar zakat, dan ketika seorang warga negara telah membayar zakat bisa membuat dia terbebas dari kewajiban membayar pajak atau mengurangi besaran kewajibannya membayar pajak. Hal ini mengingat zakat merupakan perintah agama yang wajib untuk ditunaikan, sedangkan pajak adalah kewajiban yang diatur oleh Negara.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"138 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"133984106","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-06-13DOI: 10.46781/al-mutharahah.v20i1.726
Syamsurijal Syamsurijal, Munzir Hitami, Kadar M. Yusuf
Kesalahan paradigma dalam menilai suatu keberhasilan pendidikan anak juga perlu diluruskan. Keberhasilan pendidikan sering diukur dari prestasi akademik dan pekerjaan yang didapat setelah menyelesaikan pendidikan. Sehingga dalam proses pendidikan, prestasi seorang anak jarang di hubungkan dengan dengan akhlaq dan keperibadiannya. Menjawab persoalan tersebut, ada baiknya kita kembali menggali kesukseskan Nabi Ibrahim yang telah di informasikan dalam Al-Qur’an tentang mendidik anak, keluarga dan umatnya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), karena data yang diteliti berupa naskah-naskah, buku-buku atau majalah-majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan dan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Metode-metode pendidikan dalam kisah-kisah Nabi Ibrahim as., dalam al-Qur’an: sebagaimana metode-metode yang sudah lazim diterapkan di dunia pendidikan, yang mencakup: (1) metode tanya jawab, dialog, percakapan (hiwar) Qur’ani, (2) metode ceramah dan penuturan kisah Qur’ani, (3) metode do’a, (4) metode keteladanan (uswah), (5) metode demonstrasi/ praktek langsung, (6) metode pembelajaran dan nasehat (‘ibrah wa al-mau’idhah), (7) metode targhib wa al-tarhib (memberikan kabar gembira/ membuat senang dan memberikan kabar buruk/ membuat takut) dan (8) metode Eksperimen
评估孩子教育成功的范例错误也需要纠正。教育的成功通常是由学业成绩和完成学业后获得的工作来衡量的。因此,在教育过程中,孩子的成就很少与他的创新和气质有关。在回答这些问题时,我们可以重新发现先知亚伯拉罕的成功,他在古兰经中告诉我们要教育他的孩子、他的家庭和他的人民。该研究包括文献研究,因为文献、书籍或杂志的来源是khazanah文学,以及该研究的性质是描述性定性。研究表明,教育方法在先知亚伯拉罕的故事中。在古兰经中:教育中普遍使用的方法包括:(1)对话,对话的问答,方法('ani Qur hiwar),(2)演讲和读故事的叙述方法'ani do 'a方法,(3),(4)模范(uswah方法),(5)-直接实践演示方法,(6)学习方法和建议(“ibrah wa al-mau 'idhah), (7) targhib wa al-tarhib方法(给-创造幸福的好消息和坏消息-吓得)和(8)实验方法
{"title":"Analisis Kisah Nabi Ibrahim dalam al-Qur’an Perspektif Pendidikan","authors":"Syamsurijal Syamsurijal, Munzir Hitami, Kadar M. Yusuf","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.726","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.726","url":null,"abstract":"Kesalahan paradigma dalam menilai suatu keberhasilan pendidikan anak juga perlu diluruskan. Keberhasilan pendidikan sering diukur dari prestasi akademik dan pekerjaan yang didapat setelah menyelesaikan pendidikan. Sehingga dalam proses pendidikan, prestasi seorang anak jarang di hubungkan dengan dengan akhlaq dan keperibadiannya. Menjawab persoalan tersebut, ada baiknya kita kembali menggali kesukseskan Nabi Ibrahim yang telah di informasikan dalam Al-Qur’an tentang mendidik anak, keluarga dan umatnya. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kepustakaan (library research), karena data yang diteliti berupa naskah-naskah, buku-buku atau majalah-majalah yang bersumber dari khazanah kepustakaan dan sifat dari penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Metode-metode pendidikan dalam kisah-kisah Nabi Ibrahim as., dalam al-Qur’an: sebagaimana metode-metode yang sudah lazim diterapkan di dunia pendidikan, yang mencakup: (1) metode tanya jawab, dialog, percakapan (hiwar) Qur’ani, (2) metode ceramah dan penuturan kisah Qur’ani, (3) metode do’a, (4) metode keteladanan (uswah), (5) metode demonstrasi/ praktek langsung, (6) metode pembelajaran dan nasehat (‘ibrah wa al-mau’idhah), (7) metode targhib wa al-tarhib (memberikan kabar gembira/ membuat senang dan memberikan kabar buruk/ membuat takut) dan (8) metode Eksperimen","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"10 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"122544709","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Islam, syaitan dan sihir memiliki hubungan yang erat. Syaitan berperan sebagai penggoda manusia untuk melakukan perbuatan maksiat, sementara sihir dipandang sebagai tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan bantuan syaitan atau jin. Al-Quran menyampaikan peringatan dari Allah agar manusia menjauhi sihir dan memuat ayat-ayat yang menjelaskan tentang bahaya sihir dan peran syaitan. Artikel ini memuat tentang bagaimana korelasi antara syaitan dan sihir analisis ayat-ayat syaitan dalam al-Qur’an. Tulisan ini menggunakan pendekatan tafsir tematik dengan beberapa sumber dan rujukan. Adapun pembahasannya disebutkan bahwa dalam al-Qur’an disebutkan korelasi yang erat antara sihir dan syaitan. Syaitan berperan sebagai godaan bagi manusia untuk melakukan perbuatan maksiat, sedangkan sihir adalah tindakan yang melibatkan kerjasama antara manusia dengan syaitan atau jin. Praktik sihir dianggap sebagai dosa besar dan bentuk kesyirikan karena mengakui kekuatan selain Allah. Agama Islam dengan tegas melarang praktik sihir karena dapat merusak keimanan, membahayakan kesehatan, dan mengancam kehidupan manusia.
{"title":"Korelasi Antara Syaitan dan Sihir : Analisis Ayat-Ayat Tentang Syaitan dalam Al-Qur’an","authors":"Hidayatullah Ismail, Mochammad Novendri S, Dasman Yahya Ma’ali, Khairunnas Jamal","doi":"10.46781/al-mutharahah.v20i1.717","DOIUrl":"https://doi.org/10.46781/al-mutharahah.v20i1.717","url":null,"abstract":"Islam, syaitan dan sihir memiliki hubungan yang erat. Syaitan berperan sebagai penggoda manusia untuk melakukan perbuatan maksiat, sementara sihir dipandang sebagai tindakan yang dilakukan oleh manusia dengan bantuan syaitan atau jin. Al-Quran menyampaikan peringatan dari Allah agar manusia menjauhi sihir dan memuat ayat-ayat yang menjelaskan tentang bahaya sihir dan peran syaitan. Artikel ini memuat tentang bagaimana korelasi antara syaitan dan sihir analisis ayat-ayat syaitan dalam al-Qur’an. Tulisan ini menggunakan pendekatan tafsir tematik dengan beberapa sumber dan rujukan. Adapun pembahasannya disebutkan bahwa dalam al-Qur’an disebutkan korelasi yang erat antara sihir dan syaitan. Syaitan berperan sebagai godaan bagi manusia untuk melakukan perbuatan maksiat, sedangkan sihir adalah tindakan yang melibatkan kerjasama antara manusia dengan syaitan atau jin. Praktik sihir dianggap sebagai dosa besar dan bentuk kesyirikan karena mengakui kekuatan selain Allah. Agama Islam dengan tegas melarang praktik sihir karena dapat merusak keimanan, membahayakan kesehatan, dan mengancam kehidupan manusia.","PeriodicalId":448276,"journal":{"name":"Al-Mutharahah: Jurnal Penelitian dan Kajian Sosial Keagamaan","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-06-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"130191835","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}