{"title":"AKUNTANSI BUDAYA KOKOCORAN DIKEPULAUAN KANGEAN KABUPATEN SUMENEP MADURA","authors":"Anis Jakfar Nur, Syahril Syahril","doi":"10.24929/jafis.v3i2.2276","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kokocoran merupakan tradisi budaya dan adat yang ada di pulau kangean yang di bumi manapun tidak ada duanya, yang mana kokocoran tersebut di selenggarakan setelah resepsi pernikahan, kokocoran juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyakat kangean. Hal ini tidak terlepas dari iringan alunan musik gamelan yang di mainkan dan di tambah dengan tarian orang-orang yang membawa sejumlah uang serta mengundang gelak tawa para penonton, biasanya setelah prosesi kokocoran yang di laksanakan pada sore hari, di lanjutkan dengan acara kesenian ludruk atau ajing yang di langsungkan pada malam hari, Kedua mempelai diwajibkan berdandan terlebih dahulu. Setelah kedua mempelai menempati tempat duduk yang telah di sediakan diatas panggung. Sanak saudara berdayun-dayun menaiki panggung secara bergantian sambil menari di iringi musik gamelan untuk melakukan saweran memberikan sejumlah uang kepada kedua mempelai. Namun sejumlah uang yang di diberikan oleh sanak saudara dan hadirin tidak gratis, karena tuan rumah harus mencatat untuk kemudian mengembalikannya ketika di antara para sanak saudara dan hadirin tersebut melakukan hal yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif degan pendekatan etnografi. bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena Akuntansi Kokocoran. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa praktik akuntansi pada budaya kokocoran di kepulauan kangean jika dilihat dari segi akuntansinya juga dapat menghasilkan tambahan modal walaupun tambahan modal itu di catat sebagai hutang tetapi kita bisa memanfaatkannya untuk modal usaha sambi menunggu waktu untuk mengembalikan sumbangan akan tetapi masih sangat minim karena pencatatannya masih sangat sederhana karena hanya mencatat bagian pihak yang memberikan sumbangan dan pihak yang mengembalikan sumbangan.","PeriodicalId":372094,"journal":{"name":"Journal of Accounting and Financial Issue (JAFIS)","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Accounting and Financial Issue (JAFIS)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24929/jafis.v3i2.2276","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
AKUNTANSI BUDAYA KOKOCORAN DIKEPULAUAN KANGEAN KABUPATEN SUMENEP MADURA
Kokocoran merupakan tradisi budaya dan adat yang ada di pulau kangean yang di bumi manapun tidak ada duanya, yang mana kokocoran tersebut di selenggarakan setelah resepsi pernikahan, kokocoran juga menjadi hiburan tersendiri bagi masyakat kangean. Hal ini tidak terlepas dari iringan alunan musik gamelan yang di mainkan dan di tambah dengan tarian orang-orang yang membawa sejumlah uang serta mengundang gelak tawa para penonton, biasanya setelah prosesi kokocoran yang di laksanakan pada sore hari, di lanjutkan dengan acara kesenian ludruk atau ajing yang di langsungkan pada malam hari, Kedua mempelai diwajibkan berdandan terlebih dahulu. Setelah kedua mempelai menempati tempat duduk yang telah di sediakan diatas panggung. Sanak saudara berdayun-dayun menaiki panggung secara bergantian sambil menari di iringi musik gamelan untuk melakukan saweran memberikan sejumlah uang kepada kedua mempelai. Namun sejumlah uang yang di diberikan oleh sanak saudara dan hadirin tidak gratis, karena tuan rumah harus mencatat untuk kemudian mengembalikannya ketika di antara para sanak saudara dan hadirin tersebut melakukan hal yang sama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif degan pendekatan etnografi. bertujuan untuk mendeskripsikan secara sistematis mengenai fakta, sifat dan hubungan antar fenomena Akuntansi Kokocoran. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa praktik akuntansi pada budaya kokocoran di kepulauan kangean jika dilihat dari segi akuntansinya juga dapat menghasilkan tambahan modal walaupun tambahan modal itu di catat sebagai hutang tetapi kita bisa memanfaatkannya untuk modal usaha sambi menunggu waktu untuk mengembalikan sumbangan akan tetapi masih sangat minim karena pencatatannya masih sangat sederhana karena hanya mencatat bagian pihak yang memberikan sumbangan dan pihak yang mengembalikan sumbangan.