{"title":"Persepsi Pemilik Bangunan dalam Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Kawasan Braga Kota Bandung","authors":"M. Fadila Rahman, Ira Safitri Darwin","doi":"10.29313/jrpwk.v2i1.931","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract. Cultural heritage buildings are valuable assets and must be preserved. Because cultural heritage buildings are one of the remnants of the past and also a form of identity for a city. The current phenomenon in the Braga area, many owners of cultural heritage buildings choose for the building and the function of the building. Building owners consider old buildings to have less economic value because the maintenance costs of old buildings are more expensive. The incentives given by the Bandung City Government to owners of cultural heritage buildings are also still relatively small and still not sufficient to reduce the costs of cultural heritage building owners so that they maintain the original shape of the cultural heritage building. One of the efforts to maintain the preservation of cultural heritage buildings is by providing the form and amount of incentives based on the perception of the owner of the cultural heritage building. To find out the perception of each owner of cultural heritage buildings in the Braga area, the author uses a Mix Method approach, which combines qualitative and quantitative approaches. In collecting data to support the research, the author uses a variety of primary data and secondary data, which is then analyzed using descriptive analysis techniques and descriptive statistics. \nAbstrak. Bangunan cagar budaya merupakan aset yang berharga dan harus dilestarikan. Karena bangunan cagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau dan juga salah satu bentuk identitas suatu kota. Fenomena yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan cagar budaya memilih untuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Para pemilik bangunan menganggap bangunan lama kurang memiliki nilai ekonomi karena biaya perawatan bangunan lama lebih mahal. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada pemilik bangunan cagar budaya juga masih tergolong kecil dan masih belum cukup untuk meringankan biaya pemilik bangunan cagar budaya agar mereka tetap menjaga bentuk asli dari bangunan cagar budaya tersebut. Usaha untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya salah satunya dengan dengan memberikan bentuk dan besaran insentif berdasarkan persepsi pemilik bangunan cagar budaya. Untuk mengetahui persepsi dari setiap pemilik bangunan cagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendeketan Mix Method yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta statistik deskriptif.","PeriodicalId":208836,"journal":{"name":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Riset Perencanaan Wilayah dan Kota","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29313/jrpwk.v2i1.931","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
摘要。文化遗产建筑是宝贵的财产,必须加以保护。因为文化遗产建筑是过去的遗迹之一,也是城市身份的一种形式。目前在布拉加地区的现象是,许多文化遗产建筑的业主选择建筑和建筑的功能。业主认为旧建筑物的经济价值较低,因为旧建筑物的维修费用较昂贵。万隆市政府给予文化遗产建筑业主的奖励也相对较少,不足以降低文化遗产建筑业主的成本,使其保持文化遗产建筑的原形。维持文化遗产建筑保存的措施之一是根据文化遗产建筑所有者的看法,提供奖励的形式和数量。为了找出布拉加地区文化遗产建筑的每个所有者的看法,作者使用了混合方法,将定性和定量方法相结合。在收集数据以支持研究时,作者使用了各种主要数据和次要数据,然后使用描述性分析技术和描述性统计对其进行分析。Abstrak。Bangunan cagar budaya merupakan asset yang berharga dan harus dilestarikan。Karena bangunan chagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau danjuga salah satu bentuk identitas suatu kota。现象yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan chagar budaya memorilih untuk bangunan dan真菌bangunan tersebut。这是我的第一个梦想,我的梦想,我的梦想,我的梦想。这句话的意思是:“我爱你,我爱你,我爱你,我爱你,我爱你。”我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”,我的名字是“我的名字”。Untuk menggetahui persepsi dari seap pemilik bangunan chagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendekatan混合方法yitu menggabongkan pendekatan质量和定量。dam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analysis menggunakan tecknik analysis desktif serta statistical desktif。
Persepsi Pemilik Bangunan dalam Melestarikan Bangunan Cagar Budaya di Kawasan Braga Kota Bandung
Abstract. Cultural heritage buildings are valuable assets and must be preserved. Because cultural heritage buildings are one of the remnants of the past and also a form of identity for a city. The current phenomenon in the Braga area, many owners of cultural heritage buildings choose for the building and the function of the building. Building owners consider old buildings to have less economic value because the maintenance costs of old buildings are more expensive. The incentives given by the Bandung City Government to owners of cultural heritage buildings are also still relatively small and still not sufficient to reduce the costs of cultural heritage building owners so that they maintain the original shape of the cultural heritage building. One of the efforts to maintain the preservation of cultural heritage buildings is by providing the form and amount of incentives based on the perception of the owner of the cultural heritage building. To find out the perception of each owner of cultural heritage buildings in the Braga area, the author uses a Mix Method approach, which combines qualitative and quantitative approaches. In collecting data to support the research, the author uses a variety of primary data and secondary data, which is then analyzed using descriptive analysis techniques and descriptive statistics.
Abstrak. Bangunan cagar budaya merupakan aset yang berharga dan harus dilestarikan. Karena bangunan cagar budaya termasuk satu dari sisa peninggalan sejarah masa lampau dan juga salah satu bentuk identitas suatu kota. Fenomena yang terjadi saat ini di Kawasan Braga, banyak pemilik bangunan cagar budaya memilih untuk bangunan dan fungsi bangunan tersebut. Para pemilik bangunan menganggap bangunan lama kurang memiliki nilai ekonomi karena biaya perawatan bangunan lama lebih mahal. Insentif yang diberikan oleh Pemerintah Kota Bandung kepada pemilik bangunan cagar budaya juga masih tergolong kecil dan masih belum cukup untuk meringankan biaya pemilik bangunan cagar budaya agar mereka tetap menjaga bentuk asli dari bangunan cagar budaya tersebut. Usaha untuk menjaga kelestarian bangunan cagar budaya salah satunya dengan dengan memberikan bentuk dan besaran insentif berdasarkan persepsi pemilik bangunan cagar budaya. Untuk mengetahui persepsi dari setiap pemilik bangunan cagar budaya di Kawasan Braga penulis menggunakan pendeketan Mix Method yaitu menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Dalam pengambilan data untuk menunjang penelitian, penulis menggunakan berbagai data primer serta data sekunder, yang kemudian data tersebut di analisis menggunakan teknik analisis deskriptif serta statistik deskriptif.