M. Anwar, Hafizianor Hafizianor, Asysyifa Asysyifa
{"title":"当地居民达雅克•米拉图斯(DAYAK MERATUS)传统上负责森林管理","authors":"M. Anwar, Hafizianor Hafizianor, Asysyifa Asysyifa","doi":"10.20527/jss.v6i1.8204","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"The people of Atiran Village as the Dayak Meratus tribe are very dependent on the forest, their average livelihood is as farmers who use the forest for farming, gardening and hunting. The importance of forests for the socio-economic life of a society is now felt to be increasing because cultural values in the form of human wisdom in managing nature are believed to be the best way to manage nature. This study aims to examine the material infrastructure aspect of the local wisdom of the Meratus Dayak community in Atiran Village. Data collection was done by field observations and interviews. Respondents were determined by purposive sampling method. Data processing is carried out by inductive qualitative analysis, which provides a general and comprehensive picture of the actual situation. Based on the results of research on local wisdom of the Meratus Dayak community in traditional forest management in Atiran Village, namely the cultivation pattern carried out by the Atiran Village community with a \"gilir balik\" cultivation pattern followed by rituals and customary rules and the Meratus Dayak community always uses land that is no longer productive again to be used as a forest gardenMasyarakat Desa Atiran sebagai suku Dayak Meratus sangat bergantung besar kepada hutan, rata-rata mata pencaharian mereka adalah sebagai petani yang memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun dan berburu. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat kini dirasakan semakin meningkat karena nilai budaya berupa kearifan manusia dalam mengelola alam itulah yang diyakini merupakan cara yang paling baik dalam mengelola alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek infrastruktur material pada kearifan lokal masyarakat Dayak Meratus di Desa Atiran. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dilakukan dengan analisis kualitatif secara induktif yaitu memberikan gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan hasil Penelitian kearifan lokal masyarakat dayak meratus dalam pengelolaan hutan secara tradisional di Desa Atiran yaitu pola perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Atiran dengan pola perladangan “gilir balik” yang diikuti dengan ritual dan aturan adat serta masyarakat Dayak Meratus selalu memanfaatkan lahan yang sudah tidak produktif lagi untuk dijadikan kebun hutan (forest garden).","PeriodicalId":137808,"journal":{"name":"Jurnal Sylva Scienteae","volume":"57 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-03-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK MERATUS DALAM PENGELOLAAN HUTAN SECARA TRADISIONAL DI DESA ATIRAN\",\"authors\":\"M. Anwar, Hafizianor Hafizianor, Asysyifa Asysyifa\",\"doi\":\"10.20527/jss.v6i1.8204\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"The people of Atiran Village as the Dayak Meratus tribe are very dependent on the forest, their average livelihood is as farmers who use the forest for farming, gardening and hunting. The importance of forests for the socio-economic life of a society is now felt to be increasing because cultural values in the form of human wisdom in managing nature are believed to be the best way to manage nature. This study aims to examine the material infrastructure aspect of the local wisdom of the Meratus Dayak community in Atiran Village. Data collection was done by field observations and interviews. Respondents were determined by purposive sampling method. Data processing is carried out by inductive qualitative analysis, which provides a general and comprehensive picture of the actual situation. Based on the results of research on local wisdom of the Meratus Dayak community in traditional forest management in Atiran Village, namely the cultivation pattern carried out by the Atiran Village community with a \\\"gilir balik\\\" cultivation pattern followed by rituals and customary rules and the Meratus Dayak community always uses land that is no longer productive again to be used as a forest gardenMasyarakat Desa Atiran sebagai suku Dayak Meratus sangat bergantung besar kepada hutan, rata-rata mata pencaharian mereka adalah sebagai petani yang memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun dan berburu. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat kini dirasakan semakin meningkat karena nilai budaya berupa kearifan manusia dalam mengelola alam itulah yang diyakini merupakan cara yang paling baik dalam mengelola alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek infrastruktur material pada kearifan lokal masyarakat Dayak Meratus di Desa Atiran. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dilakukan dengan analisis kualitatif secara induktif yaitu memberikan gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan hasil Penelitian kearifan lokal masyarakat dayak meratus dalam pengelolaan hutan secara tradisional di Desa Atiran yaitu pola perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Atiran dengan pola perladangan “gilir balik” yang diikuti dengan ritual dan aturan adat serta masyarakat Dayak Meratus selalu memanfaatkan lahan yang sudah tidak produktif lagi untuk dijadikan kebun hutan (forest garden).\",\"PeriodicalId\":137808,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sylva Scienteae\",\"volume\":\"57 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-03-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sylva Scienteae\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8204\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sylva Scienteae","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/jss.v6i1.8204","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
作为Dayak Meratus部落的Atiran村的人们非常依赖森林,他们的平均生计是农民,他们利用森林耕种,园艺和狩猎。森林对一个社会的社会经济生活的重要性现在感到日益增加,因为人们认为管理自然的人类智慧形式的文化价值是管理自然的最佳方式。本研究旨在考察Atiran村Meratus Dayak社区当地智慧的物质基础设施方面。数据收集是通过实地观察和访谈完成的。调查对象采用目的抽样法确定。数据处理采用归纳定性分析,对实际情况有一个全面的了解。基于对Atiran村传统森林管理中Meratus Dayak社区当地智慧的研究结果,即Atiran村社区以遵循仪式和习惯规则的“gilir balik”种植模式进行的种植模式,以及Meratus Dayak社区总是将不再生产的土地用作森林花园masyarakat Desa Atiran sebagai suku Dayak Meratus sangat bergantung besar kepada hutan,Rata-rata mata pencaharian mereka adalah sebagai petani Yang memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun Dan berburu。Pentingnya hutan bagi kehidupan社会经济学suatu masyarakat kini diasakan semakin meningkat karena nilai budaya berupa kearifan dalam mengelola警报itulah yang diyakini merupakan cara yang paling baik dalam mengelola警报。Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji说,基础设施材料是当地masyarakat Dayak Meratus di Desa Atiran。彭甘比兰的数据是:dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara。被调查者采用有目的的抽样方法。彭戈拉罕数据,双拉坎邓根分析,经济产业的质量,经济产业的质量,经济的质量,经济的质量,经济的质量,经济的质量。Berdasarkan hasil Penelitian kearifan当地masyarakat dayak meratus dalam pengelolaan hutan secara传统di Desa Atiran yitu pola perladangan dilakukan oleh masyarakat Desa Atiran dengan pola perladangan“gilir balik”yang diikuti dengan仪式dan aturan adat serta masyarakat dayak meratus selalu memanfaatkan lahan yang sudah tidak产品lagi untuk dijadikan kebun hutan(森林花园)。
KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT DAYAK MERATUS DALAM PENGELOLAAN HUTAN SECARA TRADISIONAL DI DESA ATIRAN
The people of Atiran Village as the Dayak Meratus tribe are very dependent on the forest, their average livelihood is as farmers who use the forest for farming, gardening and hunting. The importance of forests for the socio-economic life of a society is now felt to be increasing because cultural values in the form of human wisdom in managing nature are believed to be the best way to manage nature. This study aims to examine the material infrastructure aspect of the local wisdom of the Meratus Dayak community in Atiran Village. Data collection was done by field observations and interviews. Respondents were determined by purposive sampling method. Data processing is carried out by inductive qualitative analysis, which provides a general and comprehensive picture of the actual situation. Based on the results of research on local wisdom of the Meratus Dayak community in traditional forest management in Atiran Village, namely the cultivation pattern carried out by the Atiran Village community with a "gilir balik" cultivation pattern followed by rituals and customary rules and the Meratus Dayak community always uses land that is no longer productive again to be used as a forest gardenMasyarakat Desa Atiran sebagai suku Dayak Meratus sangat bergantung besar kepada hutan, rata-rata mata pencaharian mereka adalah sebagai petani yang memanfaatkan hutan untuk berladang, berkebun dan berburu. Pentingnya hutan bagi kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat kini dirasakan semakin meningkat karena nilai budaya berupa kearifan manusia dalam mengelola alam itulah yang diyakini merupakan cara yang paling baik dalam mengelola alam. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji aspek infrastruktur material pada kearifan lokal masyarakat Dayak Meratus di Desa Atiran. Pengambilan data dilakukan dengan observasi lapangan dan wawancara. Responden ditentukan dengan metode purposive sampling. Pengolahan data dilakukan dengan analisis kualitatif secara induktif yaitu memberikan gambaran secara umum dan menyeluruh tentang keadaan yang sebenarnya. Berdasarkan hasil Penelitian kearifan lokal masyarakat dayak meratus dalam pengelolaan hutan secara tradisional di Desa Atiran yaitu pola perladangan yang dilakukan oleh masyarakat Desa Atiran dengan pola perladangan “gilir balik” yang diikuti dengan ritual dan aturan adat serta masyarakat Dayak Meratus selalu memanfaatkan lahan yang sudah tidak produktif lagi untuk dijadikan kebun hutan (forest garden).