{"title":"MARKETING POLITIK MULYADI PADA PEMILIHAN UMUM DPR-RI TAHUN 2019 DI PROVINSI SUMATERA BARAT","authors":"Bismo Ghifary","doi":"10.25077/jdpl.2.2.140-147.2020","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Menjadi wakil rakyat tentunya ialah hak seluruh individu di dalam masyarakat yang mampu memenangkan suara masyarakat untuk memilihnya. Proses tersebut berkaitan dengan marketing politik, dimana individu berupaya dalam memasarkan produk politiknya agar diketahui oleh masyarakat. Menurut Adman Nursal proses marketing politik itu ada tiga tahapan, Push marketing (bertatap muka langsung dengan masyarakat dengan memasarkan produk politiknya), Pull marketing (menggunakan media elektronik dan cetak untuk memasarkan produk politiknya), dan Pass marketing (menggunakan orang ketiga dalam memasarkan produk politiknya seperti individu/kelompok yang berpengaruh). Kemudian faktor dari adanya perspektif Masyarakat Minangkabau dalam melihat seorang pemimpin dengan 3T menjadi hal yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan Mulyadi yang dinilai memilikinya. Asumsi dari peneliti bahwa Mulyadi sebagai incumben mampu menggunakan marketing politik sehingga memperoleh suara tertinggi se-Sumatera Barat. Tujuan penelitian untuk menganalisis marketing politik dan dampak 3T terhadap kandidat dan pemilih yang dilakukan oleh Mulyadi dalam memperoleh suara terbanyak DPR-RI Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mulyadi memang berhasil dalam memasarkan produk politik nya melalui marketing politik yang dilakukan. Namun yang juga berpengaruh besar dalam kemenangan Mulyadi memperoleh suara tertinggi yaitu faktor (Takah,Tageh,Tokoh) yang muncul di kalangan Masyarakat Minangkabau sebagai standar pemimpin yang ideal.","PeriodicalId":317801,"journal":{"name":"Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal","volume":"77 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-10-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Demokrasi dan Politik Lokal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25077/jdpl.2.2.140-147.2020","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
MARKETING POLITIK MULYADI PADA PEMILIHAN UMUM DPR-RI TAHUN 2019 DI PROVINSI SUMATERA BARAT
Menjadi wakil rakyat tentunya ialah hak seluruh individu di dalam masyarakat yang mampu memenangkan suara masyarakat untuk memilihnya. Proses tersebut berkaitan dengan marketing politik, dimana individu berupaya dalam memasarkan produk politiknya agar diketahui oleh masyarakat. Menurut Adman Nursal proses marketing politik itu ada tiga tahapan, Push marketing (bertatap muka langsung dengan masyarakat dengan memasarkan produk politiknya), Pull marketing (menggunakan media elektronik dan cetak untuk memasarkan produk politiknya), dan Pass marketing (menggunakan orang ketiga dalam memasarkan produk politiknya seperti individu/kelompok yang berpengaruh). Kemudian faktor dari adanya perspektif Masyarakat Minangkabau dalam melihat seorang pemimpin dengan 3T menjadi hal yang juga berpengaruh terhadap keberhasilan Mulyadi yang dinilai memilikinya. Asumsi dari peneliti bahwa Mulyadi sebagai incumben mampu menggunakan marketing politik sehingga memperoleh suara tertinggi se-Sumatera Barat. Tujuan penelitian untuk menganalisis marketing politik dan dampak 3T terhadap kandidat dan pemilih yang dilakukan oleh Mulyadi dalam memperoleh suara terbanyak DPR-RI Tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tipe deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Mulyadi memang berhasil dalam memasarkan produk politik nya melalui marketing politik yang dilakukan. Namun yang juga berpengaruh besar dalam kemenangan Mulyadi memperoleh suara tertinggi yaitu faktor (Takah,Tageh,Tokoh) yang muncul di kalangan Masyarakat Minangkabau sebagai standar pemimpin yang ideal.