{"title":"DAKWAH FARDIYAH通过伊斯兰教育实现学生的职业性格","authors":"Junaidi Songidan, Iswati Iswati, Fahmi Fauzan Al-Madany","doi":"10.24127/jlpp.v7i2.2395","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Dakwah Fardiyah Melalui Pendidikan Islam dalam membangun karakter profetik mahasiwa. Penelitian dilakukan terbatas pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Metro. Dalam ajaran Islam da’wah merupakan fardhu a’in. Namun ada pendapat lain di kalangan ulama yang menghukumi dakwah adalah fardhu kifayah. Setiap muslim dan muslimah yang sudah baliq, sehat jasmani dan rohani pada profesi apapun sebenarnya bisa melakukan dakwah. Terlebih profesi sebagai pendidik maka ladang dakwah terhampar luas di depan mata. Dalam implementasinya sebagai pendidik di perguruan tinggi, dosen dapat melakukan peran fardiyah khususnya pada subjek pembelajaran yakni mahasiswa. Pendidikan Islam di UM Metro di wadahi dalam mata kuliah wajib umum yakni AIK. AIK memegang peranan yang sangat penting sehingga yang merupakan indikator terpenting dari seberapa baik mata kuliah AIK berjalan adalah pergeseran sikap, keyakinan, dan perilaku mahasiswa menuju kebajikan untuk menuju visi UM Metro, yaitu berkarakter profesional profetik, kekinian, dan mencerahkan. Rasul harus memiliki sifat kenabian atau karakter kenabian utama yaitu kejujuran (shiddiq), kehandalan, komunikasi (tabligh), dan kecerdasan (fathanah).Melalui dakwah fardiyah dosen AIK dalam rangka membangun karakter profetik kontekstualisasinya dapat dilihat dari Empat unsur berikut ini membentuk empat sifat kenabian: Pertama, mereka yang telah menginternalisasi nilai-nilai kenabian pun akan menularkan kebenaran dan nilai-nilai kemanusiaan ke berbagai kalangan asalkan selalu berpedoman pada hati nurani dan kebenaran, menghindari hawa nafsu dan pengaruh lingkungan yang merugikan. Kedua, orang ini menjaga profesionalitas dan pengabdiannya, mampu menjalankan amanatnya, dan akan menyelesaikan tanggung jawab utama sesuai dengan amanat tersebut. Ketiga, individu ini memiliki penguasaan komunikasi interpersonal. Keempat, karena memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, ia merupakan sosok yang mampu mencari solusi atas persoalan. Seorang guru tidak harus menguasai semua cabang ilmu, cukup memperdalam apa yang mampu dan mungkin, kemudian maksimal dalam mendidik mewujudkan nilai-nilai profetik pada muridnya.","PeriodicalId":204603,"journal":{"name":"JURNAL LENTERA PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO","volume":"113 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-20","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"IMPLEMENTASI DAKWAH FARDIYAH MELALUI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBANGUN KARAKTER PROFETIK MAHASISWA (STUDI DI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO)\",\"authors\":\"Junaidi Songidan, Iswati Iswati, Fahmi Fauzan Al-Madany\",\"doi\":\"10.24127/jlpp.v7i2.2395\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Dakwah Fardiyah Melalui Pendidikan Islam dalam membangun karakter profetik mahasiwa. Penelitian dilakukan terbatas pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Metro. Dalam ajaran Islam da’wah merupakan fardhu a’in. Namun ada pendapat lain di kalangan ulama yang menghukumi dakwah adalah fardhu kifayah. Setiap muslim dan muslimah yang sudah baliq, sehat jasmani dan rohani pada profesi apapun sebenarnya bisa melakukan dakwah. Terlebih profesi sebagai pendidik maka ladang dakwah terhampar luas di depan mata. Dalam implementasinya sebagai pendidik di perguruan tinggi, dosen dapat melakukan peran fardiyah khususnya pada subjek pembelajaran yakni mahasiswa. Pendidikan Islam di UM Metro di wadahi dalam mata kuliah wajib umum yakni AIK. AIK memegang peranan yang sangat penting sehingga yang merupakan indikator terpenting dari seberapa baik mata kuliah AIK berjalan adalah pergeseran sikap, keyakinan, dan perilaku mahasiswa menuju kebajikan untuk menuju visi UM Metro, yaitu berkarakter profesional profetik, kekinian, dan mencerahkan. Rasul harus memiliki sifat kenabian atau karakter kenabian utama yaitu kejujuran (shiddiq), kehandalan, komunikasi (tabligh), dan kecerdasan (fathanah).Melalui dakwah fardiyah dosen AIK dalam rangka membangun karakter profetik kontekstualisasinya dapat dilihat dari Empat unsur berikut ini membentuk empat sifat kenabian: Pertama, mereka yang telah menginternalisasi nilai-nilai kenabian pun akan menularkan kebenaran dan nilai-nilai kemanusiaan ke berbagai kalangan asalkan selalu berpedoman pada hati nurani dan kebenaran, menghindari hawa nafsu dan pengaruh lingkungan yang merugikan. Kedua, orang ini menjaga profesionalitas dan pengabdiannya, mampu menjalankan amanatnya, dan akan menyelesaikan tanggung jawab utama sesuai dengan amanat tersebut. Ketiga, individu ini memiliki penguasaan komunikasi interpersonal. Keempat, karena memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, ia merupakan sosok yang mampu mencari solusi atas persoalan. Seorang guru tidak harus menguasai semua cabang ilmu, cukup memperdalam apa yang mampu dan mungkin, kemudian maksimal dalam mendidik mewujudkan nilai-nilai profetik pada muridnya.\",\"PeriodicalId\":204603,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL LENTERA PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO\",\"volume\":\"113 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-20\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL LENTERA PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24127/jlpp.v7i2.2395\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL LENTERA PENDIDIKAN PUSAT PENELITIAN LPPM UM METRO","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24127/jlpp.v7i2.2395","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
IMPLEMENTASI DAKWAH FARDIYAH MELALUI PENDIDIKAN ISLAM DALAM MEMBANGUN KARAKTER PROFETIK MAHASISWA (STUDI DI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Dakwah Fardiyah Melalui Pendidikan Islam dalam membangun karakter profetik mahasiwa. Penelitian dilakukan terbatas pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UM Metro. Dalam ajaran Islam da’wah merupakan fardhu a’in. Namun ada pendapat lain di kalangan ulama yang menghukumi dakwah adalah fardhu kifayah. Setiap muslim dan muslimah yang sudah baliq, sehat jasmani dan rohani pada profesi apapun sebenarnya bisa melakukan dakwah. Terlebih profesi sebagai pendidik maka ladang dakwah terhampar luas di depan mata. Dalam implementasinya sebagai pendidik di perguruan tinggi, dosen dapat melakukan peran fardiyah khususnya pada subjek pembelajaran yakni mahasiswa. Pendidikan Islam di UM Metro di wadahi dalam mata kuliah wajib umum yakni AIK. AIK memegang peranan yang sangat penting sehingga yang merupakan indikator terpenting dari seberapa baik mata kuliah AIK berjalan adalah pergeseran sikap, keyakinan, dan perilaku mahasiswa menuju kebajikan untuk menuju visi UM Metro, yaitu berkarakter profesional profetik, kekinian, dan mencerahkan. Rasul harus memiliki sifat kenabian atau karakter kenabian utama yaitu kejujuran (shiddiq), kehandalan, komunikasi (tabligh), dan kecerdasan (fathanah).Melalui dakwah fardiyah dosen AIK dalam rangka membangun karakter profetik kontekstualisasinya dapat dilihat dari Empat unsur berikut ini membentuk empat sifat kenabian: Pertama, mereka yang telah menginternalisasi nilai-nilai kenabian pun akan menularkan kebenaran dan nilai-nilai kemanusiaan ke berbagai kalangan asalkan selalu berpedoman pada hati nurani dan kebenaran, menghindari hawa nafsu dan pengaruh lingkungan yang merugikan. Kedua, orang ini menjaga profesionalitas dan pengabdiannya, mampu menjalankan amanatnya, dan akan menyelesaikan tanggung jawab utama sesuai dengan amanat tersebut. Ketiga, individu ini memiliki penguasaan komunikasi interpersonal. Keempat, karena memiliki kecerdasan yang berbeda-beda, ia merupakan sosok yang mampu mencari solusi atas persoalan. Seorang guru tidak harus menguasai semua cabang ilmu, cukup memperdalam apa yang mampu dan mungkin, kemudian maksimal dalam mendidik mewujudkan nilai-nilai profetik pada muridnya.