Nasrullah Nasrullah, Dewi Indah Susanti, Syarifudin Yunus
{"title":"GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL BAHEBBAK KAY SUATU SENJA DI BUKIT QARBUS KARYA ELITA DUATNOFA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMEBELAJARAN BAHASA INDONESIA","authors":"Nasrullah Nasrullah, Dewi Indah Susanti, Syarifudin Yunus","doi":"10.30998/.V1I1.3884","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini berjudul Gaya Bahasa Pertentangan dalam Novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus karya Elita Duatnofa Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa pertentangan pada novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus karya Elita Duatnofa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, penekanan analisisnya dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Hasil temuan penelitian mengenai gaya bahasa pertentangan yang terdapat pada novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus Karya Elita Duatnofa yaitu hiperbola, ironi, oksimoron, inuendo, paradoks, klimaks, antiklimaks. Pada gaya bahasa pertentangan hiperbola berjumlah 32 dengan persentase 42,10%. Pada gaya bahasa pertentangan ironi berjumlah 1 dengan persentase 1,32%. Pada gaya bahasa pertentangan oksimoron berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Pada gaya bahasa pertentangan inuendo berjumlah 30 dengan persentase 39,47%. Pada gaya bahasa pertentangan paradoks berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Pada gaya bahasa pertentangan klimaks berjumlah 4 dengan persentase 5,26%. Pada gaya bahasa pertentangan antiklimaks berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Dari hasil penelitian tersebut, penggunaan gaya bahasa pertentangan yang paling dominan, yaitu gaya bahasa pertentangan hiperbola berjumlah 32 dengan persentase 42,10%. Dan gaya bahasa pertentangan yang paling sedikit digunakan yaitu gaya bahasa pertentangan ironi berjumlah 1 dengan persentase 1,32%.","PeriodicalId":447133,"journal":{"name":"Alegori: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia","volume":"36 12 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-02-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Alegori: Jurnal Mahasiswa Pendidikan Bahasa Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30998/.V1I1.3884","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究的题目是《艾莉塔-杜阿特诺法(Elita Duatnofa)的小说《卡布斯山的一个黄昏》(One Twilight at Qarbus Hill)中巴赫巴克-凯(Bahebbak Kay)的对立语言风格及其对印尼语学习的影响。本研究旨在识别和描述艾莉塔-杜阿特诺法(Elita Duatnofa)的小说《Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus》中对立语言风格的使用。本研究采用定性研究方法,强调在特殊的自然背景下,通过文字和语言形式的描述进行分析。关于小说《Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus Karya Elita Duatnofa》中包含的矛盾语言风格的研究结果是夸张、反讽、矛盾、影射、悖论、高潮、反高潮。在夸张对立语体中,有 32 个,占 42.10%。在矛盾对立语体中,反语有 1 个,所占比例为 1.32%。在矛盾对立语体中,反语有 3 个,所占比例为 3.95%。影射式对立语体共 30 个,所占比例为 39.47%。在矛盾对立语体中,有 3 个,所占百分比为 3.95%。在高潮对立语体中,有 4 个,百分比为 5.26%。在反高潮对立语言风格中,有 3 人,百分比为 3.95%。从研究结果来看,使用最多的对立语言风格是夸张对立语言风格,共有 32 种,所占比例为 42.10%。而使用最少的对立语体是反讽对立语体,共有 1 种,所占比例为 1.32%。
GAYA BAHASA PERTENTANGAN DALAM NOVEL BAHEBBAK KAY SUATU SENJA DI BUKIT QARBUS KARYA ELITA DUATNOFA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMEBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Penelitian ini berjudul Gaya Bahasa Pertentangan dalam Novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus karya Elita Duatnofa Implikasinya terhadap Pembelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan penggunaan gaya bahasa pertentangan pada novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus karya Elita Duatnofa. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, penekanan analisisnya dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah. Hasil temuan penelitian mengenai gaya bahasa pertentangan yang terdapat pada novel Bahebbak Kay Suatu Senja Di Bukit Qarbus Karya Elita Duatnofa yaitu hiperbola, ironi, oksimoron, inuendo, paradoks, klimaks, antiklimaks. Pada gaya bahasa pertentangan hiperbola berjumlah 32 dengan persentase 42,10%. Pada gaya bahasa pertentangan ironi berjumlah 1 dengan persentase 1,32%. Pada gaya bahasa pertentangan oksimoron berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Pada gaya bahasa pertentangan inuendo berjumlah 30 dengan persentase 39,47%. Pada gaya bahasa pertentangan paradoks berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Pada gaya bahasa pertentangan klimaks berjumlah 4 dengan persentase 5,26%. Pada gaya bahasa pertentangan antiklimaks berjumlah 3 dengan persentase 3,95%. Dari hasil penelitian tersebut, penggunaan gaya bahasa pertentangan yang paling dominan, yaitu gaya bahasa pertentangan hiperbola berjumlah 32 dengan persentase 42,10%. Dan gaya bahasa pertentangan yang paling sedikit digunakan yaitu gaya bahasa pertentangan ironi berjumlah 1 dengan persentase 1,32%.