{"title":"家庭和社区授权改善儿童地中海贫血的生活质量","authors":"Retno Puji Hastuti, Rina Mariani, Sri Ujiani","doi":"10.26630/jpk.v1i2.38","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Thalasemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin dengan manifestasi klinis anemia berat. Prevalensi thalaemia di RSUD HM Ryacudu tahun 2016-2018 trendnya selalu meningkat dan merupakan peringkat pertama Penyakit Tidak Menular (PTM). Tahun 2019 jumlah penderita thalasemia berjumlah 31 orang. Orang tua anak thalasemia umumnya memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit dan perawatan thalasemia. Hal ini menyebabkan kualitas hidup anak thalasemia rendah. Kendala lain yang sering dihadapi orang tua yaitu kesulitan donor darah, belum optimalnya pemberian obat khelasi besi, serta tingginya biaya pengobatan dan perawatan anak thalasemia. Upaya mengatasi kompleksnya masalah kesehatan anak thalasemia memerlukan pemberdayaan/“partisipasi aktif” keluarga dan masyarakat serta praktik interkolaburasi dalam pelayanan kesehatan anak thalasemia. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Wilayah (PKW) yaitu terbentuknya jejaring Interprofessional Collaburation (IPC), organisasi POPTI Cabang Lampung Utara, penyuluhan kesehatan tentang perawatan thalasemia kepada keluarga dan pencegahan thalasemia kepada masyarakat, sosialisasi kebijakan penatalaksanaan thalasemia di RSD HM Ryacudu, dan kegiatan donor darah. Simpulan civitas akademik melalui kegiatan pengabmas dapat memfasilitasi keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup anak thalasemia","PeriodicalId":443290,"journal":{"name":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","volume":"70 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-08-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak Thalasemia\",\"authors\":\"Retno Puji Hastuti, Rina Mariani, Sri Ujiani\",\"doi\":\"10.26630/jpk.v1i2.38\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Thalasemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin dengan manifestasi klinis anemia berat. Prevalensi thalaemia di RSUD HM Ryacudu tahun 2016-2018 trendnya selalu meningkat dan merupakan peringkat pertama Penyakit Tidak Menular (PTM). Tahun 2019 jumlah penderita thalasemia berjumlah 31 orang. Orang tua anak thalasemia umumnya memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit dan perawatan thalasemia. Hal ini menyebabkan kualitas hidup anak thalasemia rendah. Kendala lain yang sering dihadapi orang tua yaitu kesulitan donor darah, belum optimalnya pemberian obat khelasi besi, serta tingginya biaya pengobatan dan perawatan anak thalasemia. Upaya mengatasi kompleksnya masalah kesehatan anak thalasemia memerlukan pemberdayaan/“partisipasi aktif” keluarga dan masyarakat serta praktik interkolaburasi dalam pelayanan kesehatan anak thalasemia. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Wilayah (PKW) yaitu terbentuknya jejaring Interprofessional Collaburation (IPC), organisasi POPTI Cabang Lampung Utara, penyuluhan kesehatan tentang perawatan thalasemia kepada keluarga dan pencegahan thalasemia kepada masyarakat, sosialisasi kebijakan penatalaksanaan thalasemia di RSD HM Ryacudu, dan kegiatan donor darah. Simpulan civitas akademik melalui kegiatan pengabmas dapat memfasilitasi keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup anak thalasemia\",\"PeriodicalId\":443290,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama\",\"volume\":\"70 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-08-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i2.38\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Pengabdian Kesehatan Beguai Jejama","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26630/jpk.v1i2.38","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pemberdayaan Keluarga dan Masyarakat Untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anak Thalasemia
Thalasemia merupakan gangguan sintesis hemoglobin dengan manifestasi klinis anemia berat. Prevalensi thalaemia di RSUD HM Ryacudu tahun 2016-2018 trendnya selalu meningkat dan merupakan peringkat pertama Penyakit Tidak Menular (PTM). Tahun 2019 jumlah penderita thalasemia berjumlah 31 orang. Orang tua anak thalasemia umumnya memiliki pengetahuan yang rendah tentang penyakit dan perawatan thalasemia. Hal ini menyebabkan kualitas hidup anak thalasemia rendah. Kendala lain yang sering dihadapi orang tua yaitu kesulitan donor darah, belum optimalnya pemberian obat khelasi besi, serta tingginya biaya pengobatan dan perawatan anak thalasemia. Upaya mengatasi kompleksnya masalah kesehatan anak thalasemia memerlukan pemberdayaan/“partisipasi aktif” keluarga dan masyarakat serta praktik interkolaburasi dalam pelayanan kesehatan anak thalasemia. Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat Kemitraan Wilayah (PKW) yaitu terbentuknya jejaring Interprofessional Collaburation (IPC), organisasi POPTI Cabang Lampung Utara, penyuluhan kesehatan tentang perawatan thalasemia kepada keluarga dan pencegahan thalasemia kepada masyarakat, sosialisasi kebijakan penatalaksanaan thalasemia di RSD HM Ryacudu, dan kegiatan donor darah. Simpulan civitas akademik melalui kegiatan pengabmas dapat memfasilitasi keluarga dan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup anak thalasemia