麻醉医生和神经外科医生的合作硬膜外麻醉治疗脊柱后疼痛

Doso Sutiyono
{"title":"麻醉医生和神经外科医生的合作硬膜外麻醉治疗脊柱后疼痛","authors":"Doso Sutiyono","doi":"10.14710/jai.v11i3.26710","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Latar Belakang: Nyeri pascaoperasi masih merupakan masalah utama pasien pascaoperasi dan menjadi tanggung jawab bersama dokter anestesi dan dokter bedah. Operasi tulang belakang menyebabkan nyeri pascaoperasi yang berat. Epidural analgesia menghasilkan skor nyeri lebih rendah dan kebutuhan rescue analgetic lebih sedikit dibanding analgesia konvensional sistemik pada operasi tulang belakang.Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan epidural analgesia untuk penanganan nyeri operasi tulang belakang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kami laporkan dua kasus penanganan nyeri pascaoperasi pasien yang operasi tulang belakang dengan modal utama epidural analgesia yang merupakan hasil kolaborasi dokter anestesi dan dokter bedah syaraf.Kasus: Pasien 1 menderita paraplegi inferior flacid karena fraktur kompresi T11 – T12, pasien 2 menderita hernia nucleus pulposus (HNP) L4 – L5, L5 – S1. Keduanya menjalani operasi tulang belakang. Menjelang akhir tindakan operasi, dokter bedah syaraf   memasang kateter epidural di ruang epidural. Setelah luka operasi ditutup, bupivakain 0,125% bolus 10 ml disuntikan lewat kateter epidural sesaat setelah pasien ditelentangkan. Nyeri pascaoperasi dikelola dengan memberikan bupivakain 0,125 % kontinyu. Pasien juga mendapatkan paracetamol 1000 mg tiap 6 jam.Pembahasan: Epidural analgesia untuk operasi tulang belakang dapat diberikan sebelum operasi, selama operasi, atau akhir operasi. Obat yang diinjeksikan dapat merupakan obat lokal anestesi, opioid, atau kombinasinya. Pemberian obat dapat berupa bolus tunggal, infus kontinyu, atau patient control epidural analgesia (PCEA). Beberapa keuntungan yang didapat berupa skor nyeri yang lebih rendah, kebutuhan opioid lebih sedikit, pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat, insiden mual muntah lebih rendah, kehilangan darah durante operasi lebih sedikit, dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.Epidural analgesia untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperasi bedah tulang belakang merupakan metode efektif dan aman. Teknik ini dapat digunakan di semua jenis operasi tulang belakang seperti mikrodisektomi, laminektomi, instrumentasi dengan atau tanpa koreksi, dan koreksi skoliosis.Pada pasien kasus didapatkan pascaoperasi kondisi ke dua pasien stabil tak ada keluhan. Numeric rating scale (NRS) selama 48 jam pascaoperasi ≤ 2. Hemodinamik stabil.  Efek samping tindakan tidak ditemukan.Kesimpulan: Pemasangan kateter epidural menjelang akhir operasi memastikan kateter epidural ditempatkan pada lokasi yang tepat. Epidural analgesia pada operasi tulang belakang terbukti efektif mengelola nyeri pascaoperasi.","PeriodicalId":446295,"journal":{"name":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","volume":"28 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-11-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Epidural Analgesia Kolaborasi Dokter Anestesi dan Dokter Bedah Syaraf untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Tulang Belakang\",\"authors\":\"Doso Sutiyono\",\"doi\":\"10.14710/jai.v11i3.26710\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Latar Belakang: Nyeri pascaoperasi masih merupakan masalah utama pasien pascaoperasi dan menjadi tanggung jawab bersama dokter anestesi dan dokter bedah. Operasi tulang belakang menyebabkan nyeri pascaoperasi yang berat. Epidural analgesia menghasilkan skor nyeri lebih rendah dan kebutuhan rescue analgetic lebih sedikit dibanding analgesia konvensional sistemik pada operasi tulang belakang.Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan epidural analgesia untuk penanganan nyeri operasi tulang belakang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kami laporkan dua kasus penanganan nyeri pascaoperasi pasien yang operasi tulang belakang dengan modal utama epidural analgesia yang merupakan hasil kolaborasi dokter anestesi dan dokter bedah syaraf.Kasus: Pasien 1 menderita paraplegi inferior flacid karena fraktur kompresi T11 – T12, pasien 2 menderita hernia nucleus pulposus (HNP) L4 – L5, L5 – S1. Keduanya menjalani operasi tulang belakang. Menjelang akhir tindakan operasi, dokter bedah syaraf   memasang kateter epidural di ruang epidural. Setelah luka operasi ditutup, bupivakain 0,125% bolus 10 ml disuntikan lewat kateter epidural sesaat setelah pasien ditelentangkan. Nyeri pascaoperasi dikelola dengan memberikan bupivakain 0,125 % kontinyu. Pasien juga mendapatkan paracetamol 1000 mg tiap 6 jam.Pembahasan: Epidural analgesia untuk operasi tulang belakang dapat diberikan sebelum operasi, selama operasi, atau akhir operasi. Obat yang diinjeksikan dapat merupakan obat lokal anestesi, opioid, atau kombinasinya. Pemberian obat dapat berupa bolus tunggal, infus kontinyu, atau patient control epidural analgesia (PCEA). Beberapa keuntungan yang didapat berupa skor nyeri yang lebih rendah, kebutuhan opioid lebih sedikit, pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat, insiden mual muntah lebih rendah, kehilangan darah durante operasi lebih sedikit, dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.Epidural analgesia untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperasi bedah tulang belakang merupakan metode efektif dan aman. Teknik ini dapat digunakan di semua jenis operasi tulang belakang seperti mikrodisektomi, laminektomi, instrumentasi dengan atau tanpa koreksi, dan koreksi skoliosis.Pada pasien kasus didapatkan pascaoperasi kondisi ke dua pasien stabil tak ada keluhan. Numeric rating scale (NRS) selama 48 jam pascaoperasi ≤ 2. Hemodinamik stabil.  Efek samping tindakan tidak ditemukan.Kesimpulan: Pemasangan kateter epidural menjelang akhir operasi memastikan kateter epidural ditempatkan pada lokasi yang tepat. Epidural analgesia pada operasi tulang belakang terbukti efektif mengelola nyeri pascaoperasi.\",\"PeriodicalId\":446295,\"journal\":{\"name\":\"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)\",\"volume\":\"28 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-11-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.26710\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jai.v11i3.26710","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

背景:术后疼痛仍然是患者的主要问题,是麻醉师和外科医生的责任。脊椎手术引起剧烈的术后疼痛。镇痛硬膜外麻醉的得分较低,除脊椎手术中传统的麻醉系统需要更少。该病例报告旨在介绍硬膜镇痛性麻醉,以治疗卡拉迪三宝朗医生的脊椎疼痛。我们报告了两例患者术后疼痛管理病例,这两种病例是脊椎硬膜镇痛,主要是由麻醉师和神经外科医生合作造成的。病例:患者1因T11 - T12复合骨折伴有皮下黄疸,患者2患有L4 - L5, L5 - S1丙烯酸。两人都接受了脊椎手术。在手术结束时,神经外科医生将硬膜导管插入硬膜内。手术结束后,0.125%的博卡金在病人开刀后立即通过硬膜导管注射。手术后疼痛的管理是给予0.125 %的持续时间。病人每6小时服用1000毫克扑热息痛。讨论:脊椎手术前、手术后或手术结束前都可以使用硬膜镇痛剂。注射的药物可能是局部麻醉剂、阿片类药物或其组合。药物治疗可以是单静脉注射,持续静脉注射,或镇痛镇痛。一些好处包括更少的疼痛得分,更少的阿片类药物需求,更快的肠道退行性康复,更低的恶心事件,更少的手术失血,以及更高程度的病人满意度。脊椎手术后的镇痛是一种有效和安全的方法。这种技术可以用于所有类型的脊椎手术,如微切除术、肌压切除术、仪器治疗或不纠正和脊柱侧弯纠正。患者获得两种稳定的病情后无症状。Numeric评级术后48小时内规模(NRS)≤2。血流动力学稳定。没有发现行动的副作用。结论:在手术结束时插入硬膜导管,确保硬膜导管处于适当的位置。脊椎手术的硬膜镇痛被证明对术后疼痛有效。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Epidural Analgesia Kolaborasi Dokter Anestesi dan Dokter Bedah Syaraf untuk Penanganan Nyeri Pascaoperasi Tulang Belakang
Latar Belakang: Nyeri pascaoperasi masih merupakan masalah utama pasien pascaoperasi dan menjadi tanggung jawab bersama dokter anestesi dan dokter bedah. Operasi tulang belakang menyebabkan nyeri pascaoperasi yang berat. Epidural analgesia menghasilkan skor nyeri lebih rendah dan kebutuhan rescue analgetic lebih sedikit dibanding analgesia konvensional sistemik pada operasi tulang belakang.Laporan kasus ini bertujuan memperkenalkan epidural analgesia untuk penanganan nyeri operasi tulang belakang di RSUP Dr. Kariadi Semarang. Kami laporkan dua kasus penanganan nyeri pascaoperasi pasien yang operasi tulang belakang dengan modal utama epidural analgesia yang merupakan hasil kolaborasi dokter anestesi dan dokter bedah syaraf.Kasus: Pasien 1 menderita paraplegi inferior flacid karena fraktur kompresi T11 – T12, pasien 2 menderita hernia nucleus pulposus (HNP) L4 – L5, L5 – S1. Keduanya menjalani operasi tulang belakang. Menjelang akhir tindakan operasi, dokter bedah syaraf   memasang kateter epidural di ruang epidural. Setelah luka operasi ditutup, bupivakain 0,125% bolus 10 ml disuntikan lewat kateter epidural sesaat setelah pasien ditelentangkan. Nyeri pascaoperasi dikelola dengan memberikan bupivakain 0,125 % kontinyu. Pasien juga mendapatkan paracetamol 1000 mg tiap 6 jam.Pembahasan: Epidural analgesia untuk operasi tulang belakang dapat diberikan sebelum operasi, selama operasi, atau akhir operasi. Obat yang diinjeksikan dapat merupakan obat lokal anestesi, opioid, atau kombinasinya. Pemberian obat dapat berupa bolus tunggal, infus kontinyu, atau patient control epidural analgesia (PCEA). Beberapa keuntungan yang didapat berupa skor nyeri yang lebih rendah, kebutuhan opioid lebih sedikit, pemulihan peristaltik usus yang lebih cepat, insiden mual muntah lebih rendah, kehilangan darah durante operasi lebih sedikit, dan tingkat kepuasan pasien lebih tinggi.Epidural analgesia untuk menghilangkan rasa nyeri pascaoperasi bedah tulang belakang merupakan metode efektif dan aman. Teknik ini dapat digunakan di semua jenis operasi tulang belakang seperti mikrodisektomi, laminektomi, instrumentasi dengan atau tanpa koreksi, dan koreksi skoliosis.Pada pasien kasus didapatkan pascaoperasi kondisi ke dua pasien stabil tak ada keluhan. Numeric rating scale (NRS) selama 48 jam pascaoperasi ≤ 2. Hemodinamik stabil.  Efek samping tindakan tidak ditemukan.Kesimpulan: Pemasangan kateter epidural menjelang akhir operasi memastikan kateter epidural ditempatkan pada lokasi yang tepat. Epidural analgesia pada operasi tulang belakang terbukti efektif mengelola nyeri pascaoperasi.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Double Whammy Cases of Severe Mitral Stenosis in Peripartum: A Survival Case Series Perbandingan Luaran Penggunaan Protokol Enhanced Recovery After Surgery (ERAS) dengan Perawatan Perioperatif Konvensional pada Pembedahan Umum di RSUP H. Adam Malik Medan Pemberian Kombinasi Krim Estetia dan Infiltrasi Lidokain 2% Untuk Mengurangi Nyeri Suntikan Jarum Anestesi Epidural Teknik Anestesia Epidural Dalam Operasi Herniotomi pada Pasien Atrial Septal Defect dengan Hipertensi Pulmonal Perbandingan Antara Ropivacaine-Dexmedetomidine versus Ropivacaine-Sufentanil untuk Analgesia Persalinan Normal: Tinjauan Sistematis dan Meta-Analisis Uji Acak Terkontrol
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1