{"title":"PENEGAKAN DIAGNOSIS PEMFIGOID BULOSA PADA PENDERITA NON HODGKIN LYMPHOMA","authors":"Wizar Putri Mellaratna, Yuziani Yuziani","doi":"10.29103/averrous.v7i2.5448","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pendahuluan: Penyakit bulosa autoimun merupakan penyakit yang relatif jarang dijumpai, yang menyerang kulit dan mukosa dan bersifat fatal. Kasus: Pasien datang dengan keluhan muncul gelembung-gelembung berisi cairan yang sudah pecah dan mengering hampir di seluruh tubuh pasien yang terasa nyeri dan gatal sejak 4 hari yang lalu. Gelembung berisi cairan ini awalnya muncul pada kedua tangan pasien, menyebar ke badan, kaki dan wajah. Status dermatologis ditemukan erosi yang berkrusta, batas tegas, dengan ukuran lentikular sampai dengan numular, distribusi lesi diskret dan generalisata. Hasil pemeriksaan histopatologi didapatkan epidermis sebagian atrofik dengan vacuolated di area basal dan eksositosis limfosit. Sebagian epidermis dengan bula di area subepidermal dengan sel-sel akantolitik. Sebagian epitel tampak nekrotik dengan lumen berisi sel PMN dan debris seluler. Pada dermis tampak serbukan sel radang menahun di perivaskuler. Diskusi: Pemfigoid bulosa umumnya terjadi pada pasien yang berumur lebih dari 60 tahun, insiden puncak pada umur 70 tahun. Pembentukan vesikel dan bula pada kulit normal atau eritematous biasanya tampak menyerupai urtikaria dan infiltrat papul dan plak yang kadang-kadang membentuk pola melingkar. Bula tampak tegang, diameter 1-4 cm, berisi cairan bening dan dapat bertahan selama beberapa hari, meninggalkan area erosi dan berkrusta. Hubungan antara keganasan dengan pemfigoid bulosa umumnya karena faktor usia yang relatif tua dari penderitanya dan sering meningkat pada kasus kanker saluran cerna, saluran urogenital, kanker paru, dan kelainan limfoproliferatif. Kesimpulan: Pemfigoid bulosa sering menyerang usia tua dan dapat terkait dengan keganasan. Pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit bulosa lainnya.Kata kunci: bulosa, pemfigoid, autoimun, limfoma","PeriodicalId":313760,"journal":{"name":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"AVERROUS: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan Malikussaleh","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.29103/averrous.v7i2.5448","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
PENEGAKAN DIAGNOSIS PEMFIGOID BULOSA PADA PENDERITA NON HODGKIN LYMPHOMA
Pendahuluan: Penyakit bulosa autoimun merupakan penyakit yang relatif jarang dijumpai, yang menyerang kulit dan mukosa dan bersifat fatal. Kasus: Pasien datang dengan keluhan muncul gelembung-gelembung berisi cairan yang sudah pecah dan mengering hampir di seluruh tubuh pasien yang terasa nyeri dan gatal sejak 4 hari yang lalu. Gelembung berisi cairan ini awalnya muncul pada kedua tangan pasien, menyebar ke badan, kaki dan wajah. Status dermatologis ditemukan erosi yang berkrusta, batas tegas, dengan ukuran lentikular sampai dengan numular, distribusi lesi diskret dan generalisata. Hasil pemeriksaan histopatologi didapatkan epidermis sebagian atrofik dengan vacuolated di area basal dan eksositosis limfosit. Sebagian epidermis dengan bula di area subepidermal dengan sel-sel akantolitik. Sebagian epitel tampak nekrotik dengan lumen berisi sel PMN dan debris seluler. Pada dermis tampak serbukan sel radang menahun di perivaskuler. Diskusi: Pemfigoid bulosa umumnya terjadi pada pasien yang berumur lebih dari 60 tahun, insiden puncak pada umur 70 tahun. Pembentukan vesikel dan bula pada kulit normal atau eritematous biasanya tampak menyerupai urtikaria dan infiltrat papul dan plak yang kadang-kadang membentuk pola melingkar. Bula tampak tegang, diameter 1-4 cm, berisi cairan bening dan dapat bertahan selama beberapa hari, meninggalkan area erosi dan berkrusta. Hubungan antara keganasan dengan pemfigoid bulosa umumnya karena faktor usia yang relatif tua dari penderitanya dan sering meningkat pada kasus kanker saluran cerna, saluran urogenital, kanker paru, dan kelainan limfoproliferatif. Kesimpulan: Pemfigoid bulosa sering menyerang usia tua dan dapat terkait dengan keganasan. Pemeriksaan histopatologi diperlukan untuk menyingkirkan diagnosis penyakit bulosa lainnya.Kata kunci: bulosa, pemfigoid, autoimun, limfoma