{"title":"青少年血管纤维瘤","authors":"H. K. Ginting, Nana Supriana","doi":"10.32532/JORI.V9I1.73","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma merupakan tumor jinak kepala leher langka pada remaja laki-laki namun mempunyai risiko invasi yang tinggi karena sifatnya yang agresif dan merusak tulang - tulang tengkorak. Pembedahan masih merupakan terapi utama untuk kasus ini. Terapi lain yang dapat diberikan meliputi tatalaksana hormonal, embolisasi dan radiasi. Radiasi memiliki peran pada kasus Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma lanjut di mana tidak dapat dilakukan operasi atau operasi yang dilakukan tidak dapat mengangkat tumor secara keseluruhan.","PeriodicalId":130312,"journal":{"name":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","volume":"67 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-09-14","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"Angiofibroma Nasofaring Juvenil\",\"authors\":\"H. K. Ginting, Nana Supriana\",\"doi\":\"10.32532/JORI.V9I1.73\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma merupakan tumor jinak kepala leher langka pada remaja laki-laki namun mempunyai risiko invasi yang tinggi karena sifatnya yang agresif dan merusak tulang - tulang tengkorak. Pembedahan masih merupakan terapi utama untuk kasus ini. Terapi lain yang dapat diberikan meliputi tatalaksana hormonal, embolisasi dan radiasi. Radiasi memiliki peran pada kasus Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma lanjut di mana tidak dapat dilakukan operasi atau operasi yang dilakukan tidak dapat mengangkat tumor secara keseluruhan.\",\"PeriodicalId\":130312,\"journal\":{\"name\":\"Radioterapi & Onkologi Indonesia\",\"volume\":\"67 1\",\"pages\":\"0\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-09-14\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Radioterapi & Onkologi Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.32532/JORI.V9I1.73\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Radioterapi & Onkologi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.32532/JORI.V9I1.73","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma merupakan tumor jinak kepala leher langka pada remaja laki-laki namun mempunyai risiko invasi yang tinggi karena sifatnya yang agresif dan merusak tulang - tulang tengkorak. Pembedahan masih merupakan terapi utama untuk kasus ini. Terapi lain yang dapat diberikan meliputi tatalaksana hormonal, embolisasi dan radiasi. Radiasi memiliki peran pada kasus Juvenile Nasopharyngeal Angiofibroma lanjut di mana tidak dapat dilakukan operasi atau operasi yang dilakukan tidak dapat mengangkat tumor secara keseluruhan.