通过 Jawi Wetan 基督教会(GKJW)的 Gusdurian 社区与教会关系实现宽容的多元主义

Dialog Pub Date : 2023-12-31 DOI:10.47655/dialog.v46i2.721
Tunjung Wijanarka, Ni Kadek Dias Anggun Purnama Sari
{"title":"通过 Jawi Wetan 基督教会(GKJW)的 Gusdurian 社区与教会关系实现宽容的多元主义","authors":"Tunjung Wijanarka, Ni Kadek Dias Anggun Purnama Sari","doi":"10.47655/dialog.v46i2.721","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Tulisan ini berusaha mengkaji mengenai kondisi masyarakat majemuk di Indonesia yang terkadang masih sering mengalami gesekan-gesekan horizontal. Gesekan-gesekan ini pada akhirnya akan berbahaya bagi keutuhan bangsa, karena akan menimbulkan sikap-sikap intoleran. Toleransi menjadi kunci utama dalam menciptakan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan adanya toleransi maka ruang-ruang keharmonisan dapat diciptakan. Salah satu pegiat dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi ini adalah Komunitas Gusdurian, yang berusaha meneruskan semangat Gus Dur dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Melalui studi kasus perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW, tulisan ini akan dipaparkan melalui metode penelitian kualitatif dengan jenis paparan deskriptif analisis. Konsep toleransi akan menjadi fokus utama penulis dalam melakukan analisis. Konsep toleransi yang digunakan penulis pada akhirnya mengantarkan pada kesimpulan bahwa toleransi menjadi kunci utama dalam mewujudkan keharmonisan dalam masyarakat majemuk. Perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW juga hadir sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat majemuk untuk menghadirkan dan mengarusutamakan sikap-sikap toleran dalam kehidupan beragama. Abstract This paper attempts to investigate the condition of a plural society in Indonesia, which still suffers from horizontal tensions. These conflict will eventually jeopardize the state’s integrity because they will reproduce intolerance. Tolerance is the most important factor in achieving religious harmony in Indonesia. Harmonious spaces can be created through tolerance. The Gusdurian Community, which seeks to continue Gus Dur’s spirit in spreading the values of tolerance and peace, is one of the activists who want to realize these values. This paper will use a qualitative research method with a descriptive analytical type of exposure to present a case study of the representation of tolerance through the Gusdurian Community-GKJW church relationship. The author's main focus in conducting the analysis will be the concept of tolerance. The author's use of the concept of tolerance ultimately leads to the conclusion that tolerance is the primary requirement for achieving harmony in a pluralistic society. Tolerance is also manifested through the Gusdurian Community-GKJW church relationship as a form of education for a pluralistic society to present and mainstream tolerant attitudes in religious life.","PeriodicalId":505314,"journal":{"name":"Dialog","volume":"17 2","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pluralisme dalam Perwujudan Toleransi melalui Relasi Komunitas Gusdurian-Gereja Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)\",\"authors\":\"Tunjung Wijanarka, Ni Kadek Dias Anggun Purnama Sari\",\"doi\":\"10.47655/dialog.v46i2.721\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Tulisan ini berusaha mengkaji mengenai kondisi masyarakat majemuk di Indonesia yang terkadang masih sering mengalami gesekan-gesekan horizontal. Gesekan-gesekan ini pada akhirnya akan berbahaya bagi keutuhan bangsa, karena akan menimbulkan sikap-sikap intoleran. Toleransi menjadi kunci utama dalam menciptakan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan adanya toleransi maka ruang-ruang keharmonisan dapat diciptakan. Salah satu pegiat dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi ini adalah Komunitas Gusdurian, yang berusaha meneruskan semangat Gus Dur dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Melalui studi kasus perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW, tulisan ini akan dipaparkan melalui metode penelitian kualitatif dengan jenis paparan deskriptif analisis. Konsep toleransi akan menjadi fokus utama penulis dalam melakukan analisis. Konsep toleransi yang digunakan penulis pada akhirnya mengantarkan pada kesimpulan bahwa toleransi menjadi kunci utama dalam mewujudkan keharmonisan dalam masyarakat majemuk. Perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW juga hadir sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat majemuk untuk menghadirkan dan mengarusutamakan sikap-sikap toleran dalam kehidupan beragama. Abstract This paper attempts to investigate the condition of a plural society in Indonesia, which still suffers from horizontal tensions. These conflict will eventually jeopardize the state’s integrity because they will reproduce intolerance. Tolerance is the most important factor in achieving religious harmony in Indonesia. Harmonious spaces can be created through tolerance. The Gusdurian Community, which seeks to continue Gus Dur’s spirit in spreading the values of tolerance and peace, is one of the activists who want to realize these values. This paper will use a qualitative research method with a descriptive analytical type of exposure to present a case study of the representation of tolerance through the Gusdurian Community-GKJW church relationship. The author's main focus in conducting the analysis will be the concept of tolerance. The author's use of the concept of tolerance ultimately leads to the conclusion that tolerance is the primary requirement for achieving harmony in a pluralistic society. Tolerance is also manifested through the Gusdurian Community-GKJW church relationship as a form of education for a pluralistic society to present and mainstream tolerant attitudes in religious life.\",\"PeriodicalId\":505314,\"journal\":{\"name\":\"Dialog\",\"volume\":\"17 2\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Dialog\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.47655/dialog.v46i2.721\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Dialog","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.47655/dialog.v46i2.721","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

摘 要 本文试图探讨印度尼西亚多元化社会的状况,该社会有时仍经常出现横向摩擦。这些摩擦最终会危及国家的完整,因为它会导致不宽容的态度。宽容是印尼宗教生活和谐的主要关键。有了宽容,才能创造和谐的空间。古斯杜尔社区是实现这些宽容价值观的积极分子之一,该社区努力继承古斯杜尔精神,传播宽容与和平的价值观。本文将通过描述性分析的定性研究方法,对通过古斯杜尔社区与 GKJW 教会的关系实现宽容的案例进行研究。宽容的概念将是作者进行分析的重点。作者使用的宽容概念最终得出结论:宽容是多元社会实现和谐的主要关键。通过 Gusdurian 社区--GKJW 教会的关系实现宽容,也是对多元社区进行教育的一种形式,使宽容的态度在宗教生活中得以呈现并成为主流。摘要 本文试图调查印度尼西亚多元化社会的状况,该社会仍然存在横向紧张关系。这些冲突最终会危及国家的完整,因为它们会滋生不宽容现象。宽容是印尼实现宗教和谐的最重要因素。通过宽容可以创造和谐空间。古斯杜里安社区(Gusdurian Community)旨在继承古斯-杜尔的精神,传播宽容与和平的价值观,是希望实现这些价值观的积极分子之一。本文将采用定性研究法和描述性分析法,通过古斯杜尔社区与 GKJW 教会的关系,对宽容的表现形式进行案例研究。作者分析的重点是宽容的概念。作者对宽容概念的运用最终得出结论:宽容是在多元社会中实现和谐的首要条件。宽容也通过 Gusdurian 社区与 GKJW 教会的关系体现出来,成为多元社会的一种教育形式,在宗教生活中展现宽容态度并将其主流化。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Pluralisme dalam Perwujudan Toleransi melalui Relasi Komunitas Gusdurian-Gereja Gereja Kristen Jawi Wetan (GKJW)
Abstrak Tulisan ini berusaha mengkaji mengenai kondisi masyarakat majemuk di Indonesia yang terkadang masih sering mengalami gesekan-gesekan horizontal. Gesekan-gesekan ini pada akhirnya akan berbahaya bagi keutuhan bangsa, karena akan menimbulkan sikap-sikap intoleran. Toleransi menjadi kunci utama dalam menciptakan keharmonisan kehidupan beragama di Indonesia. Dengan adanya toleransi maka ruang-ruang keharmonisan dapat diciptakan. Salah satu pegiat dalam mewujudkan nilai-nilai toleransi ini adalah Komunitas Gusdurian, yang berusaha meneruskan semangat Gus Dur dalam menyebarkan nilai-nilai toleransi dan perdamaian. Melalui studi kasus perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW, tulisan ini akan dipaparkan melalui metode penelitian kualitatif dengan jenis paparan deskriptif analisis. Konsep toleransi akan menjadi fokus utama penulis dalam melakukan analisis. Konsep toleransi yang digunakan penulis pada akhirnya mengantarkan pada kesimpulan bahwa toleransi menjadi kunci utama dalam mewujudkan keharmonisan dalam masyarakat majemuk. Perwujudan toleransi melalui relasi Komunitas Gusdurian-gereja GKJW juga hadir sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat majemuk untuk menghadirkan dan mengarusutamakan sikap-sikap toleran dalam kehidupan beragama. Abstract This paper attempts to investigate the condition of a plural society in Indonesia, which still suffers from horizontal tensions. These conflict will eventually jeopardize the state’s integrity because they will reproduce intolerance. Tolerance is the most important factor in achieving religious harmony in Indonesia. Harmonious spaces can be created through tolerance. The Gusdurian Community, which seeks to continue Gus Dur’s spirit in spreading the values of tolerance and peace, is one of the activists who want to realize these values. This paper will use a qualitative research method with a descriptive analytical type of exposure to present a case study of the representation of tolerance through the Gusdurian Community-GKJW church relationship. The author's main focus in conducting the analysis will be the concept of tolerance. The author's use of the concept of tolerance ultimately leads to the conclusion that tolerance is the primary requirement for achieving harmony in a pluralistic society. Tolerance is also manifested through the Gusdurian Community-GKJW church relationship as a form of education for a pluralistic society to present and mainstream tolerant attitudes in religious life.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Migration and the making of global Christianity By Jehu J.Hanciles. Grand Rapids, MI: Eerdmans, 2021. pp 464 pages. AI, robots, and the church Dampak Populisme Agama dalam Pemilu Kepala Daerah: Pengalaman Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2007-2017 Nilai Aksiologis Pernikahan Jilu Pada Masyarakat Jawa Indigenous Eco-feminism in Kalitanjung Kejawen People as an Alternative to Preserve the Nature
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1