{"title":"启示录》20:1-10 与千禧年论:诠释学和教规评估","authors":"Deky Hidnas Yan Nggadas","doi":"10.46558/bonafide.v4i2.210","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Wahyu 20:1-10 satu-satunya teks yang secara eksplisit berbicara tentang Kerajaan Seribu Tahun namun telah melahirkan tiga pandangan Milenial yang utama: Premilenialisme, Postmilenialisme, dan Amilenialisme. Tulisan ini bermaksud melakukan evaluasi kritis terhadap ketiga pandangan tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-evaluatif dari perspektif hermeneutis dan kanonikal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pandangan Amilenialisme lebih persuasif untuk dianut meskipun tidak berarti tanpa kesulitan.","PeriodicalId":325759,"journal":{"name":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","volume":"94 4","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-12-27","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"WAHYU 20:1-10 DAN MILENIALISME: SEBUAH EVALUASI HERMENEUTIS DAN KANONIKAL\",\"authors\":\"Deky Hidnas Yan Nggadas\",\"doi\":\"10.46558/bonafide.v4i2.210\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Wahyu 20:1-10 satu-satunya teks yang secara eksplisit berbicara tentang Kerajaan Seribu Tahun namun telah melahirkan tiga pandangan Milenial yang utama: Premilenialisme, Postmilenialisme, dan Amilenialisme. Tulisan ini bermaksud melakukan evaluasi kritis terhadap ketiga pandangan tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-evaluatif dari perspektif hermeneutis dan kanonikal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pandangan Amilenialisme lebih persuasif untuk dianut meskipun tidak berarti tanpa kesulitan.\",\"PeriodicalId\":325759,\"journal\":{\"name\":\"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"volume\":\"94 4\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-12-27\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i2.210\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"BONAFIDE: Jurnal Teologi dan Pendidikan Kristen","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.46558/bonafide.v4i2.210","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
WAHYU 20:1-10 DAN MILENIALISME: SEBUAH EVALUASI HERMENEUTIS DAN KANONIKAL
Wahyu 20:1-10 satu-satunya teks yang secara eksplisit berbicara tentang Kerajaan Seribu Tahun namun telah melahirkan tiga pandangan Milenial yang utama: Premilenialisme, Postmilenialisme, dan Amilenialisme. Tulisan ini bermaksud melakukan evaluasi kritis terhadap ketiga pandangan tersebut. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan pendekatan deskriptif-evaluatif dari perspektif hermeneutis dan kanonikal. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pandangan Amilenialisme lebih persuasif untuk dianut meskipun tidak berarti tanpa kesulitan.