Iqbal Abdul Muqsith, Rina Mardiana, A. H. Dharmawan
{"title":"在生态旅游区实现可持续发展目标(案例研究:苏卡布米省的 Situ Gunung Kabupaten)。","authors":"Iqbal Abdul Muqsith, Rina Mardiana, A. H. Dharmawan","doi":"10.14710/jil.21.4.740-754","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini menganalisis keberlanjutan ekowisata di kawasan TNGGP, berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Pengembangan ekowisata memiliki potensi besar didalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu indikator keberlanjutan ekowisata ditelaah berdasarkan indikator yang tertuang dalam SDGs. salah satu cara mengukur keberhasilan ekowisata adalah dengan menerapkan SDGs. Analisis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada kawasan ekowisata ini, dilakukan di wilayah ekowisata Situ Gunung, Desa Gede Panggrango Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Sustainable Development Goals (SDGs) pada kawasan ekowisata. Analisis keberlanjutan Ekowisata Situ Gunung menggunakan teori politik berkelanjutan dari Ian Scoones dengan menggunakan empat faktor transformasi politik berkelanjutan yaitu: Teknologi, Pasar, Negara, dan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriftif dan metode analytical hierarchy process (AHP) yaitu metode kualitatif bersifat numerik dari Thomas L Saati. Metode ini membandingkan kriteria dengan kriteria yang kemudian akan meghasilkan prioritas utama. Hasil Penelitian menunjukan peran masing-masing aktor memiliki kepentingan dan pandangan masing-masing terhadap SDGs. Berdasarkan AHP Masyarakat desa lebih berorientasi kepada ekonomi dalam memandang SDGs; kurangnya kolaborasi antara pengelola, masyarakat lokal, dan swasta menjadi permasalahan ekowisata Situ Gunung. Hasil prioritas aktor dengan menggunakan AHP menunjukan Kriteria Ekonomi menjadi prioritas utama dengan skor 0.55426, Kriteria Sosial 0.27016. Lingkungan 0.16904. Sedangkan Alternatif yakni; kerjasama Stakeholders 0.503, mengurangi kemiskinan 0.466, pengembangan UMKM 0.185, Infrastruktur 0.166, dan lembaga peduli lingkungan 0.101. Hasil tersebut sejalan dengan kondisi di lapangan yang membuktikan bahwa pencapaian di bidang lingkungan masih kurang dilakukan dan diprioritaskan oleh para aktor.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"364 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-07-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pencapaian SDGs Pada Kawasan Ekowisata (Studi Kasus: Situ Gunung Kabupaten Sukabumi)\",\"authors\":\"Iqbal Abdul Muqsith, Rina Mardiana, A. H. Dharmawan\",\"doi\":\"10.14710/jil.21.4.740-754\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini menganalisis keberlanjutan ekowisata di kawasan TNGGP, berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Pengembangan ekowisata memiliki potensi besar didalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu indikator keberlanjutan ekowisata ditelaah berdasarkan indikator yang tertuang dalam SDGs. salah satu cara mengukur keberhasilan ekowisata adalah dengan menerapkan SDGs. Analisis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada kawasan ekowisata ini, dilakukan di wilayah ekowisata Situ Gunung, Desa Gede Panggrango Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Sustainable Development Goals (SDGs) pada kawasan ekowisata. Analisis keberlanjutan Ekowisata Situ Gunung menggunakan teori politik berkelanjutan dari Ian Scoones dengan menggunakan empat faktor transformasi politik berkelanjutan yaitu: Teknologi, Pasar, Negara, dan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriftif dan metode analytical hierarchy process (AHP) yaitu metode kualitatif bersifat numerik dari Thomas L Saati. Metode ini membandingkan kriteria dengan kriteria yang kemudian akan meghasilkan prioritas utama. Hasil Penelitian menunjukan peran masing-masing aktor memiliki kepentingan dan pandangan masing-masing terhadap SDGs. Berdasarkan AHP Masyarakat desa lebih berorientasi kepada ekonomi dalam memandang SDGs; kurangnya kolaborasi antara pengelola, masyarakat lokal, dan swasta menjadi permasalahan ekowisata Situ Gunung. Hasil prioritas aktor dengan menggunakan AHP menunjukan Kriteria Ekonomi menjadi prioritas utama dengan skor 0.55426, Kriteria Sosial 0.27016. Lingkungan 0.16904. Sedangkan Alternatif yakni; kerjasama Stakeholders 0.503, mengurangi kemiskinan 0.466, pengembangan UMKM 0.185, Infrastruktur 0.166, dan lembaga peduli lingkungan 0.101. Hasil tersebut sejalan dengan kondisi di lapangan yang membuktikan bahwa pencapaian di bidang lingkungan masih kurang dilakukan dan diprioritaskan oleh para aktor.\",\"PeriodicalId\":53112,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Ilmu Lingkungan\",\"volume\":\"364 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-07-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Ilmu Lingkungan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/jil.21.4.740-754\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu Lingkungan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/jil.21.4.740-754","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究从社会、经济和环境方面分析了印尼 TNGGP 地区生态旅游的可持续性。 生态旅游的发展在印度尼西亚的扶贫工作中具有巨大潜力。因此,根据可持续发展目标中包含的指标对生态旅游可持续性指标进行了研究。衡量生态旅游成功与否的方法之一就是应用可持续发展目标。对该生态旅游区可持续发展目标(SDGs)的分析是在苏卡布米县卡杜丹比区 Gede Panggrango 村 Situ Gunung 生态旅游区进行的。 本研究旨在分析该生态旅游区的可持续发展目标(SDGs)。在分析 Situ Gunung 生态旅游的可持续性时,使用了伊恩-斯考恩斯(Ian Scoones)的可持续政治理论,即可持续政治变革的四个因素:技术、市场、国家和社会。 本研究采用的方法是描述性定性方法和分析层次过程(AHP)方法,后者是托马斯-L-萨蒂(Thomas L Saati)提出的一种数字定性方法。这种方法将标准与标准进行比较,然后得出主要优先事项。结果表明,每个行动者的角色对可持续发展目标都有自己的兴趣和看法。根据 AHP,乡村社区在看待可持续发展目标时更注重经济效益;管理者、当地社区和私营部门之间缺乏合作是 Situ Gunung 生态旅游的一个问题。使用 AHP 对行为主体进行优先排序的结果显示,经济标准的优先级最高,得分为 0.55426,社会标准为 0.27016,环境为 0.16904。环境 0.16904。而替代标准是:利益相关者合作 0.503、减贫 0.466、中小微企业发展 0.185、基础设施 0.166 和环境护理机构 0.101。这些结果与实地情况相符,证明在环境领域取得的成就仍未得到行动者的执行和优先考虑。
Pencapaian SDGs Pada Kawasan Ekowisata (Studi Kasus: Situ Gunung Kabupaten Sukabumi)
Penelitian ini menganalisis keberlanjutan ekowisata di kawasan TNGGP, berdasarkan aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Pengembangan ekowisata memiliki potensi besar didalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Oleh karena itu indikator keberlanjutan ekowisata ditelaah berdasarkan indikator yang tertuang dalam SDGs. salah satu cara mengukur keberhasilan ekowisata adalah dengan menerapkan SDGs. Analisis tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs) pada kawasan ekowisata ini, dilakukan di wilayah ekowisata Situ Gunung, Desa Gede Panggrango Kecamatan Kadudampit Kabupaten Sukabumi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Sustainable Development Goals (SDGs) pada kawasan ekowisata. Analisis keberlanjutan Ekowisata Situ Gunung menggunakan teori politik berkelanjutan dari Ian Scoones dengan menggunakan empat faktor transformasi politik berkelanjutan yaitu: Teknologi, Pasar, Negara, dan Masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriftif dan metode analytical hierarchy process (AHP) yaitu metode kualitatif bersifat numerik dari Thomas L Saati. Metode ini membandingkan kriteria dengan kriteria yang kemudian akan meghasilkan prioritas utama. Hasil Penelitian menunjukan peran masing-masing aktor memiliki kepentingan dan pandangan masing-masing terhadap SDGs. Berdasarkan AHP Masyarakat desa lebih berorientasi kepada ekonomi dalam memandang SDGs; kurangnya kolaborasi antara pengelola, masyarakat lokal, dan swasta menjadi permasalahan ekowisata Situ Gunung. Hasil prioritas aktor dengan menggunakan AHP menunjukan Kriteria Ekonomi menjadi prioritas utama dengan skor 0.55426, Kriteria Sosial 0.27016. Lingkungan 0.16904. Sedangkan Alternatif yakni; kerjasama Stakeholders 0.503, mengurangi kemiskinan 0.466, pengembangan UMKM 0.185, Infrastruktur 0.166, dan lembaga peduli lingkungan 0.101. Hasil tersebut sejalan dengan kondisi di lapangan yang membuktikan bahwa pencapaian di bidang lingkungan masih kurang dilakukan dan diprioritaskan oleh para aktor.