Waste management in oil and gas industry activities must be managed before being discharged into the environment. One effort that can be made is to use an API separator to reduce pollutant levels in wastewater. This research aims to analyze the efficiency of using API separators to manage wastewater production at the PT Perta-Samtan Gas Prabumulih extraction plant to control environmental pollution. The results showed that no parameters exceeded the quality standard at the API Separator outlet before being discharged into the river. The efficiency of the API Separator can be seen from the percentage of pollutant removal levels in wastewater after processing in the API Separator for the % oil and grease removal parameter reaching 92.7%, and the TOC parameter is 47.5% and for the chlorine parameter is 46.4%.
石油和天然气行业活动中的废物管理必须在排入环境之前进行管理。其中一项措施就是使用 API 分离器来降低废水中的污染物含量。本研究旨在分析 PT Perta-Samtan Gas Prabumulih 开采厂使用 API 分离器管理废水生产以控制环境污染的效率。结果表明,API 分离器出口处的废水在排入河流之前,没有任何参数超过质量标准。废水经 API 分离器处理后,油脂去除率参数达到 92.7%,总有机碳参数为 47.5%,氯参数为 46.4%。
{"title":"Pengendalian Pencemaran Air dengan API Separator Pada Air Limbah Produksi Kilang Ekstraksi","authors":"Y. Pratiwi, Reni Arisanti, F. Hidayat","doi":"10.14710/jil.22.1.79-84","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.79-84","url":null,"abstract":"Waste management in oil and gas industry activities must be managed before being discharged into the environment. One effort that can be made is to use an API separator to reduce pollutant levels in wastewater. This research aims to analyze the efficiency of using API separators to manage wastewater production at the PT Perta-Samtan Gas Prabumulih extraction plant to control environmental pollution. The results showed that no parameters exceeded the quality standard at the API Separator outlet before being discharged into the river. The efficiency of the API Separator can be seen from the percentage of pollutant removal levels in wastewater after processing in the API Separator for the % oil and grease removal parameter reaching 92.7%, and the TOC parameter is 47.5% and for the chlorine parameter is 46.4%.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-11-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139238444","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-12DOI: 10.14710/jil.22.1.228-239
Yullyus Kocu, Roni Bawole, T. Pattiasina, Francine Hematang
Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Manokwari ditujukan untuk mengendalikan aktifitas pembangunan di kawasan perkotaan agar serasi, terpadu, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya peran serta stakeholder dalam penyusunan KLHS RDTR adalah salah satu hal yang dapat menjadi penentu keberhasilan dalam penegakan aturan mengenai tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran (pengaruh dan kepentingan) stakeholder dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Porposive sampling. Analisis yang digunakan adalah stakeholder analysis (SA) mengunakan Matriks Brysson untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan stakeholder. Hasil identifikasi menunjukan terdapat 18 pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari dengan perannya masing-masing. Di antara para pemangku kepentingan/stakeholder tersebut yang termasuk dalam stakeholder kunci yang memiliki pengaruh kuat dan peranan penting dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR yaitu terdapat dua dua organisasi perangkat daerah Provinsi Papua Barat yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat, serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) unit XII, Organisasi perangkat daerah yang berasal dari kabupaten manokwari diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan serta Dinas Perumahan dan permukiman masyarakat. Meskipun pemerintah telah mengacu pada peraturan perundang-undangan, namun secara pelaksanaannya penyusunan KLHS RDTR masih belum maksimal dalam melibatkan peran serta Stakeholder. Diperlukan kajian cepat terkait peran stakeholder sebelum dilakukan KLHS sehingga peran semua stakeholder bisa lebih maksimal. Selain itu perlu adanya regulasi atau protap sebagai alur komunikasi sehingga penyusunan dokumen perencanaan dapat terintegrasi dan interaksi antar-pemangku kepentingan menjadi lebih baik.
{"title":"Peran Stakeholder dalam Kajian Lingkungan Hidup Strategis Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan Manokwari","authors":"Yullyus Kocu, Roni Bawole, T. Pattiasina, Francine Hematang","doi":"10.14710/jil.22.1.228-239","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.228-239","url":null,"abstract":"Dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) Rencana Detil Tata Ruang (RDTR) Kawasan Perkotaan Manokwari ditujukan untuk mengendalikan aktifitas pembangunan di kawasan perkotaan agar serasi, terpadu, dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Adanya peran serta stakeholder dalam penyusunan KLHS RDTR adalah salah satu hal yang dapat menjadi penentu keberhasilan dalam penegakan aturan mengenai tata ruang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji peran (pengaruh dan kepentingan) stakeholder dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari. Pengumpulan data dilakukan dengan cara Porposive sampling. Analisis yang digunakan adalah stakeholder analysis (SA) mengunakan Matriks Brysson untuk mengidentifikasi dan mengkategorikan stakeholder. Hasil identifikasi menunjukan terdapat 18 pemangku kepentingan yang terlibat dalam penyusunan KLHS RDTR Kawasan Perkotaan Manokwari dengan perannya masing-masing. Di antara para pemangku kepentingan/stakeholder tersebut yang termasuk dalam stakeholder kunci yang memiliki pengaruh kuat dan peranan penting dalam penyusunan dokumen KLHS RDTR yaitu terdapat dua dua organisasi perangkat daerah Provinsi Papua Barat yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Provinsi Papua Barat, serta Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KPHL) unit XII, Organisasi perangkat daerah yang berasal dari kabupaten manokwari diantaranya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Lingkungan Hidup dan Pertanahan serta Dinas Perumahan dan permukiman masyarakat. Meskipun pemerintah telah mengacu pada peraturan perundang-undangan, namun secara pelaksanaannya penyusunan KLHS RDTR masih belum maksimal dalam melibatkan peran serta Stakeholder. Diperlukan kajian cepat terkait peran stakeholder sebelum dilakukan KLHS sehingga peran semua stakeholder bisa lebih maksimal. Selain itu perlu adanya regulasi atau protap sebagai alur komunikasi sehingga penyusunan dokumen perencanaan dapat terintegrasi dan interaksi antar-pemangku kepentingan menjadi lebih baik.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"123 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139320021","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-12DOI: 10.14710/jil.22.1.248-257
Aida Fitri Larasati, E. Santoso
Waste management in Surabaya City is part of a circular economy, various types of waste are processed into something that has a higher selling value and can drive the community's economy, both at the producer and consumer levels. This study explores how the flow of waste management takes place, both informally and formally. Through qualitative analysis in the form of social networks. The analysis visualizes the pattern of relations between actors and measures the centrality of each key actor. This analysis also helps researchers reveal that the criteria for social networks in waste management in the study area have the characteristics of transactional relationships and collaborative relationships with different patterns. In addition, the relational network looks different for the types of organic and inorganic waste, the highest complexity is found in the transactional network relationships for inorganic waste. Key actors, such as waste banks and scrap dealers, can connect massive collection points and waste management. In addition, researchers found that various parties have contributed significantly to realizing the circular economy transition. In collaboration relations, the Environmental Service has the main role as a regulator bridging the private sector, waste banks, and Non-Governmental Organizations (NGOs). The Main Waste Bank and the Nol Sampah Community have a role in encouraging changes in the community's paradigm to sort and manage waste with a different approach. In addition, the MSMEs and the informal sector have a significant role in transactional relations, forced by economic factors that can increase the recycling business field. The study findings also answer that household waste has been processed using the 3R concept (Reduce, Reuse, Recycle), part of the circular economy process. The potential for a circular economy transition can also be increased through various social approaches to increase cooperation and create more up-to-date innovations in waste management.
{"title":"Jaringan Pengelolaan Sampah Rumah Tangga sebagai Bentuk Transisi Ekonomi Sirkular di Kota Surabaya","authors":"Aida Fitri Larasati, E. Santoso","doi":"10.14710/jil.22.1.248-257","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.248-257","url":null,"abstract":"Waste management in Surabaya City is part of a circular economy, various types of waste are processed into something that has a higher selling value and can drive the community's economy, both at the producer and consumer levels. This study explores how the flow of waste management takes place, both informally and formally. Through qualitative analysis in the form of social networks. The analysis visualizes the pattern of relations between actors and measures the centrality of each key actor. This analysis also helps researchers reveal that the criteria for social networks in waste management in the study area have the characteristics of transactional relationships and collaborative relationships with different patterns. In addition, the relational network looks different for the types of organic and inorganic waste, the highest complexity is found in the transactional network relationships for inorganic waste. Key actors, such as waste banks and scrap dealers, can connect massive collection points and waste management. In addition, researchers found that various parties have contributed significantly to realizing the circular economy transition. In collaboration relations, the Environmental Service has the main role as a regulator bridging the private sector, waste banks, and Non-Governmental Organizations (NGOs). The Main Waste Bank and the Nol Sampah Community have a role in encouraging changes in the community's paradigm to sort and manage waste with a different approach. In addition, the MSMEs and the informal sector have a significant role in transactional relations, forced by economic factors that can increase the recycling business field. The study findings also answer that household waste has been processed using the 3R concept (Reduce, Reuse, Recycle), part of the circular economy process. The potential for a circular economy transition can also be increased through various social approaches to increase cooperation and create more up-to-date innovations in waste management.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"6 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139320054","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-12DOI: 10.14710/jil.22.1.240-247
Analisis Tingkat, Erosi Hutan, Jati di, Kawasan Hutan, Tujuan Khusus, Cemoro Modang, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa, Tengah Hafiz, Sofyan Rahman, Nirmala Ayu Aryanti, F. Maftukhakh, Hilmya Nada, Rahardyan Nugroho
Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cemoro Modang merupakan kawasan hutan produksi dengan komposisi tutupan lahan yang didominasi oleh tanaman jati. Kawasan hutan produksi ini dibedakan menjadi beberapa petak berdasarkan kelas umur tanaman jati. Perbedaan kelas umur pada setiap petak tanaman jati akan mempengaruhi tutupan tajuk maupun tumbuhan bawah yang ada di sekitarnya. Kondisi tersebut akan berdampak pada tingkat erosi yang berbeda antar Kelas Umur (KU). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan tingkat erosi di KHDTK Cemoro Modang berdasarkan kelas umurnya. Penelitian ini dilaksanakan di KHDTK Cemoro Modang dengan luas 1.311,6 ha dan secara administratif terletak di Kecamatan Jiken dan Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan faktor penentu yaitu erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, serta pengelolaan tanaman dan konservasi tanah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data curah hujan untuk menentukan faktor erosivitas dan peta DEM (Digital Elevation Model) untuk menentukan faktor panjang dan kemiringan lereng. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data vegetasi dan pengelolaan lahan untuk menentukan faktor pengelolaan tanaman dan konservasi tanah, serta pengambilan sampel tanah pada setiap kelas umur untuk menentukan faktor erodibilitas. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi 21 (dua puluh satu) titik sampel berdasarkan KU (Kelas Umur) tegakkan jati dan kelas hutan lainnya (kawasan perlindungan dan area terbuka), dikarenakan tutupan lahan pada lokasi penelitian 90 % merupakan tanaman jati. Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi secara keseluruhan pada KHDTK Cemoro Modang sebesar 6,54 ton/ha/tahun dan termasuk kategori erosi sangat ringan. Kawasan yang memiliki tingkat erosi yang tinggi dan termasuk dalam kelas berat (III) dengan luas 52,43 ha dan sangat berat (IV) dengan luas 9,71 ha merupakan KU II, KU III, KU IV, HTKh (Hutan dengan Tujuan Khusus), MT (Masak Tebak), dan TBK (Tanaman Bertumbuhan Kurang).
{"title":"Analisis Tingkat Erosi Hutan Jati di Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cemoro Modang, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah","authors":"Analisis Tingkat, Erosi Hutan, Jati di, Kawasan Hutan, Tujuan Khusus, Cemoro Modang, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa, Tengah Hafiz, Sofyan Rahman, Nirmala Ayu Aryanti, F. Maftukhakh, Hilmya Nada, Rahardyan Nugroho","doi":"10.14710/jil.22.1.240-247","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.240-247","url":null,"abstract":"Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Cemoro Modang merupakan kawasan hutan produksi dengan komposisi tutupan lahan yang didominasi oleh tanaman jati. Kawasan hutan produksi ini dibedakan menjadi beberapa petak berdasarkan kelas umur tanaman jati. Perbedaan kelas umur pada setiap petak tanaman jati akan mempengaruhi tutupan tajuk maupun tumbuhan bawah yang ada di sekitarnya. Kondisi tersebut akan berdampak pada tingkat erosi yang berbeda antar Kelas Umur (KU). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengklasifikasikan tingkat erosi di KHDTK Cemoro Modang berdasarkan kelas umurnya. Penelitian ini dilaksanakan di KHDTK Cemoro Modang dengan luas 1.311,6 ha dan secara administratif terletak di Kecamatan Jiken dan Kecamatan Sambong, Kabupaten Blora, Provinsi Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode USLE (Universal Soil Loss Equation) dengan faktor penentu yaitu erosivitas, erodibilitas, panjang dan kemiringan lereng, serta pengelolaan tanaman dan konservasi tanah. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data curah hujan untuk menentukan faktor erosivitas dan peta DEM (Digital Elevation Model) untuk menentukan faktor panjang dan kemiringan lereng. Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini yaitu data vegetasi dan pengelolaan lahan untuk menentukan faktor pengelolaan tanaman dan konservasi tanah, serta pengambilan sampel tanah pada setiap kelas umur untuk menentukan faktor erodibilitas. Pengumpulan data dilakukan dengan mendatangi 21 (dua puluh satu) titik sampel berdasarkan KU (Kelas Umur) tegakkan jati dan kelas hutan lainnya (kawasan perlindungan dan area terbuka), dikarenakan tutupan lahan pada lokasi penelitian 90 % merupakan tanaman jati. Hasil penelitian menunjukkan tingkat erosi secara keseluruhan pada KHDTK Cemoro Modang sebesar 6,54 ton/ha/tahun dan termasuk kategori erosi sangat ringan. Kawasan yang memiliki tingkat erosi yang tinggi dan termasuk dalam kelas berat (III) dengan luas 52,43 ha dan sangat berat (IV) dengan luas 9,71 ha merupakan KU II, KU III, KU IV, HTKh (Hutan dengan Tujuan Khusus), MT (Masak Tebak), dan TBK (Tanaman Bertumbuhan Kurang).","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"37 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139320023","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Kerang merupakan golongan Mollusca yaitu hewan lunak tidak memiliki organ hati untuk menghancurkan benda asing di dalam tubuhnya, sehingga kerang hijau bersifat filter feeder atau penyaring. Kerang hijau yang berasal dari perairan Jakarta diketahui sudah tercemar oleh logam merkuri. Merkuri pada kerang hijau merupakan salah satu logam berat yang berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia lebih dari 1,0 mg/kg berat badan. Oleh karena itu perlu diketahui kadar logam merkuri dan nilai batas aman konsumsi pada kerang hijau. Kerang hijau yang diambil dari Kalibaru Timur dan Muara Kamal diuji dengan metode sesuai SNI 2354.6:2016 menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom Uap Dingin (SSA-UD). Hasil analisis menunjukkan bahwa kerang hijau dari kedua lokasi memiliki nilai Target Hazard Quotient (THQ) < 1 sehingga tidak berpotensi terhadap risiko kesehatan individu yang mengonsumsi. Kadar merkuri kerang hijau yang berasal dari Kalibaru Timur memiliki rata-rata sebesar 0,0583 mg/kg dan dari Muara Kamal memiliki rata-rata sebesar 0,2994 mg/kg. Nilai Maximum Tolarable Intake (MTI) kerang hijau dari Kalibaru Timur untuk individu dengan berat badan 15 kg sebesar 1,0291 kg per minggu dan dari Muara Kamal sebesar 0,2004 kg per minggu. Nilai MTI kerang hijau dari Kalibaru Timur untuk individu dengan berat badan 60 kg sebesar 4,1166 kg per minggu dan dari Muara Kamal sebesar 0,8016 kg per minggu.
{"title":"Kadar Logam Merkuri (Hg) dan Batas Aman Konsumsi Kerang Hijau (Perna viridis L.) di Kalibaru Timur dan Muara Kamal","authors":"Laode Sumarlin, Alfionita Octa Nur Zidni, Nurhasni Nurhasni, Hendrawati Hendrawati, Meyliana Wulandari","doi":"10.14710/jil.22.1.264-269","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.264-269","url":null,"abstract":"Kerang merupakan golongan Mollusca yaitu hewan lunak tidak memiliki organ hati untuk menghancurkan benda asing di dalam tubuhnya, sehingga kerang hijau bersifat filter feeder atau penyaring. Kerang hijau yang berasal dari perairan Jakarta diketahui sudah tercemar oleh logam merkuri. Merkuri pada kerang hijau merupakan salah satu logam berat yang berbahaya apabila dikonsumsi oleh manusia lebih dari 1,0 mg/kg berat badan. Oleh karena itu perlu diketahui kadar logam merkuri dan nilai batas aman konsumsi pada kerang hijau. Kerang hijau yang diambil dari Kalibaru Timur dan Muara Kamal diuji dengan metode sesuai SNI 2354.6:2016 menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom Uap Dingin (SSA-UD). Hasil analisis menunjukkan bahwa kerang hijau dari kedua lokasi memiliki nilai Target Hazard Quotient (THQ) < 1 sehingga tidak berpotensi terhadap risiko kesehatan individu yang mengonsumsi. Kadar merkuri kerang hijau yang berasal dari Kalibaru Timur memiliki rata-rata sebesar 0,0583 mg/kg dan dari Muara Kamal memiliki rata-rata sebesar 0,2994 mg/kg. Nilai Maximum Tolarable Intake (MTI) kerang hijau dari Kalibaru Timur untuk individu dengan berat badan 15 kg sebesar 1,0291 kg per minggu dan dari Muara Kamal sebesar 0,2004 kg per minggu. Nilai MTI kerang hijau dari Kalibaru Timur untuk individu dengan berat badan 60 kg sebesar 4,1166 kg per minggu dan dari Muara Kamal sebesar 0,8016 kg per minggu.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"27 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139320218","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-10-12DOI: 10.14710/jil.22.1.258-263
Ayu Desi Anggraeni Swastya Putri, Tri Retnaninggsih Soeprobowati, J. Jumari, J. W. Hidayat, Fuad Muhammad
Wilayah perairan Bedono merupakan wilayah pesisir yang terdapat hutan mangrove yang berperan penting dalam keberlangsungan ekosistem pesisir lainnya. Ekosistem mangrove di Desa Bedono telah mengalami degradasi yang disebabkan oleh banjir rob, abrasi dan pembangunan pelabuhan Semarang, hal ini dapat merusak keanekaragaman hayati di sekitar perairan dan perlu dilakukan kegiatan biomonitoring untuk memperbaiki kualitas perairan dengan mengetahui indeks saprobik. Indeks saprobik dilakukan dengan mengetahui dinamika fitoplankton di suatu perairan. Indeks saprobik digunakan untuk mengetahui kualitas air berdasarkan struktur komunitas fitoplankton untuk mengetahui tingkat pencemarannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks saprobitas fitoplankton di kawasan Mangrove Bedono. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan setiap bulan pada bulan Juli hingga Desember 2022 di lima lokasi dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel diidentifikasi menggunakan Sedgewick Rafter Counter Cell (SRC) kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program PAST versi 10.4 dan indeks saprobik menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan kelimpahan fitoplankton diketahui bahwa kawasan Mangrove Bedono berkisar antara 2.000 hingga >15.000 sel/mL yang diklasifikasikan ke dalam perairan mesotrofik hingga eutrofik dan memiliki indeks saprobik pada bulan Juli-September diperoleh indeks saprobik -3 (Polisaprobik) yaitu tingkat pencemaran berat, sedangkan pada bulan Oktober - Desember diperoleh indeks saprobik -1 (α-Mesosaprobik) yaitu tingkat pencemaran sedang.
{"title":"Indeks Saprobik di Kawasan Mangrove Bedono, Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah","authors":"Ayu Desi Anggraeni Swastya Putri, Tri Retnaninggsih Soeprobowati, J. Jumari, J. W. Hidayat, Fuad Muhammad","doi":"10.14710/jil.22.1.258-263","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.258-263","url":null,"abstract":"Wilayah perairan Bedono merupakan wilayah pesisir yang terdapat hutan mangrove yang berperan penting dalam keberlangsungan ekosistem pesisir lainnya. Ekosistem mangrove di Desa Bedono telah mengalami degradasi yang disebabkan oleh banjir rob, abrasi dan pembangunan pelabuhan Semarang, hal ini dapat merusak keanekaragaman hayati di sekitar perairan dan perlu dilakukan kegiatan biomonitoring untuk memperbaiki kualitas perairan dengan mengetahui indeks saprobik. Indeks saprobik dilakukan dengan mengetahui dinamika fitoplankton di suatu perairan. Indeks saprobik digunakan untuk mengetahui kualitas air berdasarkan struktur komunitas fitoplankton untuk mengetahui tingkat pencemarannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis indeks saprobitas fitoplankton di kawasan Mangrove Bedono. Pengambilan sampel fitoplankton dilakukan setiap bulan pada bulan Juli hingga Desember 2022 di lima lokasi dengan menggunakan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel diidentifikasi menggunakan Sedgewick Rafter Counter Cell (SRC) kemudian diamati menggunakan mikroskop dengan perbesaran 10 x 10. Analisis data dilakukan dengan menggunakan program PAST versi 10.4 dan indeks saprobik menggunakan Microsoft Excel. Berdasarkan kelimpahan fitoplankton diketahui bahwa kawasan Mangrove Bedono berkisar antara 2.000 hingga >15.000 sel/mL yang diklasifikasikan ke dalam perairan mesotrofik hingga eutrofik dan memiliki indeks saprobik pada bulan Juli-September diperoleh indeks saprobik -3 (Polisaprobik) yaitu tingkat pencemaran berat, sedangkan pada bulan Oktober - Desember diperoleh indeks saprobik -1 (α-Mesosaprobik) yaitu tingkat pencemaran sedang.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"81 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139319903","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Muhammad Faiz Kahendran, Owen Jacob Notonugroho, Chusnul Arif, A. D. Astuti, Allen Kurniawan
ABSTRAK Tempat pemrosesan akhir sampah menghasilkan air lindi dalam kuantitas besar sehingga membutuhkan alternatif unit pengolahan biologis, seperti kontak stabilisasi untuk mereduksi kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja unit kontak berdasarkan variasi waktu detensi (HRT) pada kondisi aliran tidak tunak serta menentukan estimasi parameter biokinetika di dalam persamaan model pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian diawali dengan mengkonfigurasi unit kontak stabilisasi, menganalisis parameter kualitas air limbah, dan memprediksi parameter biokinetika untuk memperkirakan kualitas air limbah. Validasi nilai biokinetika dilakukan dengan menggunakan metode matematis dan jaringan saraf tiruan (JST). Fungsi penggunaan JST dalam estimasi chemical oxygen demand (COD) efluen tangki kontak dapat dilakukan dengan cepat, memperkecil kesalahan perhitungan estimasi dengan metode matematis, serta bebas digunakan pada kondisi apapun. Berdasarkan hasil penelitian, persentase efisiensi COD pada masing-masing HRT unit kontak 2, 3, dan 4 jam berturut-turut sebesar 26,9%; 35,1%; dan 46,5%. Pengaruh biokinetika terhadap unit pengolahan unit kontak tidak hanya untuk memprediksi pengolahan air limbah, tetapi juga untuk merancang, mengoperasikan, dan mengontrol sistem pengolahan. Berdasarkan metode statistika, model estimasi konsentrasi COD efluen tangki kontak terbaik adalah model dari model JST. Akan tetapi, model ini hanya mengestimasi konsentrasi efluen tanpa memperhitungkan nilai biokinetika. Model Jerusalimski menjadi pilihan terbaik dibandingkan Model Ming untuk mengestimasi nilai biokinetika Ke, Y, μmax, dan Ks berturut-turut sebesar 0,025 hari-1; 28,25 mgMLVSS/mg COD; 3,4 hari-1; dan 21,46 mg/L berdasarkan pengaruh fossfor dan waktu detensi pada kondisi tidak tunak. Peningkatan konsentrasi fosfor di dalam proses pengolahan akan memengaruhi dekomposisi mikroorganisme di dalam biomassa untuk mengambil oksigen terlarut dalam jumlah besar sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.Kata kunci: biokinetika, fosfor, jaringan saraf tiruan, kontak stabilisasi, lindi, waktu detensi.ABSTRACT Landfills produce large quantities of leachate that pollutes the water system water pollution, requiring a contact stabilization treatment unit to reduce the high contaminant in the leachate. This study aims to evaluate the performance of the contact unit based on the variation of hydraulic retention time (HRT) under an unsteady state and to estimate the biokinetic parameters by using the microorganism growth model equation. The research was started by configurating the contact stabilization tank, analyzing the wastewater quality parameters, and predicting biokinetics parameters to estimate water quality effluent and design engineering. Biokinetic values were validated using mathematical methods and artificial neural networks (ANN). The function of using ANN in estimating of contact tank effluent chemical oxygen demand (COD) can be done quickly, minimizes e
{"title":"Model Biokinetika Sistem Kontak Stabilisasi Lumpur Air Lindi Berdasarkan Pengaruh Fosfor dan Variasi Waktu Detensi Unit Kontak","authors":"Muhammad Faiz Kahendran, Owen Jacob Notonugroho, Chusnul Arif, A. D. Astuti, Allen Kurniawan","doi":"10.14710/jil.22.1.28-42","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.28-42","url":null,"abstract":"ABSTRAK Tempat pemrosesan akhir sampah menghasilkan air lindi dalam kuantitas besar sehingga membutuhkan alternatif unit pengolahan biologis, seperti kontak stabilisasi untuk mereduksi kontaminan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja unit kontak berdasarkan variasi waktu detensi (HRT) pada kondisi aliran tidak tunak serta menentukan estimasi parameter biokinetika di dalam persamaan model pertumbuhan mikroorganisme. Penelitian diawali dengan mengkonfigurasi unit kontak stabilisasi, menganalisis parameter kualitas air limbah, dan memprediksi parameter biokinetika untuk memperkirakan kualitas air limbah. Validasi nilai biokinetika dilakukan dengan menggunakan metode matematis dan jaringan saraf tiruan (JST). Fungsi penggunaan JST dalam estimasi chemical oxygen demand (COD) efluen tangki kontak dapat dilakukan dengan cepat, memperkecil kesalahan perhitungan estimasi dengan metode matematis, serta bebas digunakan pada kondisi apapun. Berdasarkan hasil penelitian, persentase efisiensi COD pada masing-masing HRT unit kontak 2, 3, dan 4 jam berturut-turut sebesar 26,9%; 35,1%; dan 46,5%. Pengaruh biokinetika terhadap unit pengolahan unit kontak tidak hanya untuk memprediksi pengolahan air limbah, tetapi juga untuk merancang, mengoperasikan, dan mengontrol sistem pengolahan. Berdasarkan metode statistika, model estimasi konsentrasi COD efluen tangki kontak terbaik adalah model dari model JST. Akan tetapi, model ini hanya mengestimasi konsentrasi efluen tanpa memperhitungkan nilai biokinetika. Model Jerusalimski menjadi pilihan terbaik dibandingkan Model Ming untuk mengestimasi nilai biokinetika Ke, Y, μmax, dan Ks berturut-turut sebesar 0,025 hari-1; 28,25 mgMLVSS/mg COD; 3,4 hari-1; dan 21,46 mg/L berdasarkan pengaruh fossfor dan waktu detensi pada kondisi tidak tunak. Peningkatan konsentrasi fosfor di dalam proses pengolahan akan memengaruhi dekomposisi mikroorganisme di dalam biomassa untuk mengambil oksigen terlarut dalam jumlah besar sehingga pertumbuhan mikroorganisme terhambat.Kata kunci: biokinetika, fosfor, jaringan saraf tiruan, kontak stabilisasi, lindi, waktu detensi.ABSTRACT Landfills produce large quantities of leachate that pollutes the water system water pollution, requiring a contact stabilization treatment unit to reduce the high contaminant in the leachate. This study aims to evaluate the performance of the contact unit based on the variation of hydraulic retention time (HRT) under an unsteady state and to estimate the biokinetic parameters by using the microorganism growth model equation. The research was started by configurating the contact stabilization tank, analyzing the wastewater quality parameters, and predicting biokinetics parameters to estimate water quality effluent and design engineering. Biokinetic values were validated using mathematical methods and artificial neural networks (ANN). The function of using ANN in estimating of contact tank effluent chemical oxygen demand (COD) can be done quickly, minimizes e","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"41 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139323386","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-30DOI: 10.14710/jil.22.1.215-227
Nabila Amalia Izaaz Aanisa, R. Rahmawati, Brainy Happy Ana Tasiman, Yayuk Astuti
Sungai Cideng adalah salah satu sungai yang mengalir di DKI Jakarta. Dengan lokasi berada di tengah kota Sungai Cideng terletak diantara Gedung perkantoran, Rumah sakit, klinik, dan industry dapat menyebabkan tingginya sumber pencemar masuk ke badan air yang menghasilkan limbah dengan kandungan logam berat tinggi seperti limbah yang mengandung merkuri, timbal, cadmium atau bahan kimia beracun berbahaya (B3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai Cideng dilihat dari tingkat pencemaran Limbah B3 (Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd)). Pengukuran lapangan dan pengujian laboratorium merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini karena bersifat deskriptif yang disebut sebagai metode observasional. Penelitian dilakukan di Tahun 2021 selama 4 periode yang mewakili musim hujan (Periode 1), musim peralihan-1 (Periode 2), musim kemarau (Periode 3) dan musim peralihan-2 (Periode 4). Sampel diambil pada 3 titik sungai (CDG-5, CDG-6, dan CDG-7). Untuk logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), sedangkan logam merkuri (Hg) dianalisis dengan Mercury Analyzer. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Cideng sesuai batas mutu, kandungan logam Hg bernilai <0,00005-0,001 mg/L, kandungan logam Pb menunjukkan nilai <0,02 mg/L, dan kandungan logam cadmium (Cd) bernilai <0,006 mg/L. Hasil ini menunjukan bahwa Sungai Cideng tidak tercemar oleh limbah B3 karena nilainya berada di bawah baku mutu yang ditetapkan menurut PP No. 22 Tahun 2021.
{"title":"Analisis Kualitas dan Tingkat Pencemaran Limbah B3 Terlarut di Aliran Sungai Cideng","authors":"Nabila Amalia Izaaz Aanisa, R. Rahmawati, Brainy Happy Ana Tasiman, Yayuk Astuti","doi":"10.14710/jil.22.1.215-227","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.215-227","url":null,"abstract":"Sungai Cideng adalah salah satu sungai yang mengalir di DKI Jakarta. Dengan lokasi berada di tengah kota Sungai Cideng terletak diantara Gedung perkantoran, Rumah sakit, klinik, dan industry dapat menyebabkan tingginya sumber pencemar masuk ke badan air yang menghasilkan limbah dengan kandungan logam berat tinggi seperti limbah yang mengandung merkuri, timbal, cadmium atau bahan kimia beracun berbahaya (B3). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kualitas air sungai Cideng dilihat dari tingkat pencemaran Limbah B3 (Merkuri (Hg), Timbal (Pb), dan Kadmium (Cd)). Pengukuran lapangan dan pengujian laboratorium merupakan metode yang digunakan pada penelitian ini karena bersifat deskriptif yang disebut sebagai metode observasional. Penelitian dilakukan di Tahun 2021 selama 4 periode yang mewakili musim hujan (Periode 1), musim peralihan-1 (Periode 2), musim kemarau (Periode 3) dan musim peralihan-2 (Periode 4). Sampel diambil pada 3 titik sungai (CDG-5, CDG-6, dan CDG-7). Untuk logam berat timbal (Pb) dan kadmium (Cd) dianalisis dengan Atomic Absorption Spectrophotometer (AAS), sedangkan logam merkuri (Hg) dianalisis dengan Mercury Analyzer. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kualitas air Sungai Cideng sesuai batas mutu, kandungan logam Hg bernilai <0,00005-0,001 mg/L, kandungan logam Pb menunjukkan nilai <0,02 mg/L, dan kandungan logam cadmium (Cd) bernilai <0,006 mg/L. Hasil ini menunjukan bahwa Sungai Cideng tidak tercemar oleh limbah B3 karena nilainya berada di bawah baku mutu yang ditetapkan menurut PP No. 22 Tahun 2021.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"29 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139332510","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-24DOI: 10.14710/jil.22.1.205-214
Donar Sagala, Evi Frimawaty, Ahyahudin Sodri
Energi berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Ketersediaan dan akses yang merata terhadap energi bersih merupakan suatu tantangan yang dihadapi saat ini. Indonsia sebagai negara produsen minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) di dunia dengan produksi mencapai 45.12 juta ton pada tahun 2021. Seiring dengan peningkatan volume produksi yang besar tersebut akan menghasilkan sejumlah besar limbah cair pabrik sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Penguraian POME secara anaerobik akan menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan. POME yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap lingkungan dikarenakan kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, apabila langsung dibuang ke kolam terbuka maka akan melepas gas metana ke atmosfer sebagai emisi gas rumah kaca (GRK). Namun jika dikelola dengan tepat akan memberikan nilai tambah secara ekonomi, sosial dan lingkungan terutama dalam hal pengurangan GRK dan pencemaran sumber daya air. Tujuan dari studi ini adalah untuk membahas potensi energi terbarukan dari pemanfaatan energi biogas POME. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan survey. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik POME memiliki suhu 70 – 900C, bersifat asam dengan pH 4 - 5,5 dan kandungan COD tinggi yaitu 80.000 – 120.000 mg/L, dengan proses anaerobik sistem tanki reaktor menghasilkan biogas dengan rasio sekitar 30 – 40 Nm3/ton POME. Biometana sebagai komponen utama biogas yang dihasilkan dari penguraian POME dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan pengganti fosil. Potensi energi terbarukan dari POME di Provinsi Jambi besar dengan total kapasitas pabrik sebesar 3.437 ton TBS/jam, berpotensi menghasilkan energi listrik sebesar 2.160 GWH/tahun. Tantangan dalam pengembangan energi terbarukan dari POME dikarenakan biaya investasi yang tinggi dan juga kebijakan yang ada belum memudahkan investor untuk pengembangan energi terbarukan di pabrik kelapa sawit.
{"title":"Potensi Energi Terbarukan dari Pemanfaatan Energi Biogas POME (Palm Oil Mill Effluent) sebagai Sumber Energi Terbarukan di Provinsi Jambi","authors":"Donar Sagala, Evi Frimawaty, Ahyahudin Sodri","doi":"10.14710/jil.22.1.205-214","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.205-214","url":null,"abstract":"Energi berperan penting dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan. Ketersediaan dan akses yang merata terhadap energi bersih merupakan suatu tantangan yang dihadapi saat ini. Indonsia sebagai negara produsen minyak sawit mentah Crude Palm Oil (CPO) di dunia dengan produksi mencapai 45.12 juta ton pada tahun 2021. Seiring dengan peningkatan volume produksi yang besar tersebut akan menghasilkan sejumlah besar limbah cair pabrik sawit atau Palm Oil Mill Effluent (POME). Penguraian POME secara anaerobik akan menghasilkan biogas yang dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan. POME yang tidak dikelola dengan baik akan berdampak negatif terhadap lingkungan dikarenakan kandungan Chemical Oxygen Demand (COD) yang tinggi, apabila langsung dibuang ke kolam terbuka maka akan melepas gas metana ke atmosfer sebagai emisi gas rumah kaca (GRK). Namun jika dikelola dengan tepat akan memberikan nilai tambah secara ekonomi, sosial dan lingkungan terutama dalam hal pengurangan GRK dan pencemaran sumber daya air. Tujuan dari studi ini adalah untuk membahas potensi energi terbarukan dari pemanfaatan energi biogas POME. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan melakukan survey. Hasil penelitian menunjukkan karakteristik POME memiliki suhu 70 – 900C, bersifat asam dengan pH 4 - 5,5 dan kandungan COD tinggi yaitu 80.000 – 120.000 mg/L, dengan proses anaerobik sistem tanki reaktor menghasilkan biogas dengan rasio sekitar 30 – 40 Nm3/ton POME. Biometana sebagai komponen utama biogas yang dihasilkan dari penguraian POME dapat digunakan sebagai sumber energi terbarukan pengganti fosil. Potensi energi terbarukan dari POME di Provinsi Jambi besar dengan total kapasitas pabrik sebesar 3.437 ton TBS/jam, berpotensi menghasilkan energi listrik sebesar 2.160 GWH/tahun. Tantangan dalam pengembangan energi terbarukan dari POME dikarenakan biaya investasi yang tinggi dan juga kebijakan yang ada belum memudahkan investor untuk pengembangan energi terbarukan di pabrik kelapa sawit.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"2016 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139336777","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pub Date : 2023-09-24DOI: 10.14710/jil.22.1.184-192
Junardi Junardi, Riyandi Riyandi
Sungai Kapuas Kecil merupakan percabangan Sungai Kapuas di bagian hilir yang mengalami berbagai tekanan lingkungan akibat aktivitas di daratan sehingga dapat mengubah kualitas airnya. Kualitas air sungai ini lebih banyak ditentukan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia, sementara itu parameter biota bentik masih jarang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan status kualitas air sungai Kapuas Kecil menggunakan biota bentik makrozoobentos dan perifiton. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menetapkan stasiun sampling berdasarkan rona lingkungan dan kondisi riparian. Data struktur komunitas biota dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitianberdasarkan indeks komunitas makrozoobentos dan perifiton menunjukkan kualitas air sungai Kapuas Kecil memiliki status cemar ringan sampai sedang dengan kandungan fosfat tinggi.
卡普阿斯克西尔河(Kapuas Kecil River)是卡普阿斯河(Kapuas River)的下游支流,由于陆地活动会改变其水质,因此它承受着各种环境压力。该河流的水质大多通过物理和化学参数来确定,而底栖生物群参数仍很少使用。本研究的目的是利用大型底栖生物和浮游生物的底栖生物群来确定卡普阿斯凯奇尔河的水质状况。本研究采用调查法,根据环境色调和河岸条件设置取样站。对生物群落结构数据进行了描述性分析。基于大型底栖生物和浮游生物群落指数的研究结果表明,Kapuas Kecil 河的水质处于轻度至中度污染状态,磷酸盐含量较高。
{"title":"Penilaian Status Kualitas Air Sungai Kapuas Kecil Kalimantan Barat Menggunakan Biota Bentik","authors":"Junardi Junardi, Riyandi Riyandi","doi":"10.14710/jil.22.1.184-192","DOIUrl":"https://doi.org/10.14710/jil.22.1.184-192","url":null,"abstract":"Sungai Kapuas Kecil merupakan percabangan Sungai Kapuas di bagian hilir yang mengalami berbagai tekanan lingkungan akibat aktivitas di daratan sehingga dapat mengubah kualitas airnya. Kualitas air sungai ini lebih banyak ditentukan dengan menggunakan parameter fisika dan kimia, sementara itu parameter biota bentik masih jarang digunakan. Tujuan penelitian ini untuk menentukan status kualitas air sungai Kapuas Kecil menggunakan biota bentik makrozoobentos dan perifiton. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan menetapkan stasiun sampling berdasarkan rona lingkungan dan kondisi riparian. Data struktur komunitas biota dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitianberdasarkan indeks komunitas makrozoobentos dan perifiton menunjukkan kualitas air sungai Kapuas Kecil memiliki status cemar ringan sampai sedang dengan kandungan fosfat tinggi.","PeriodicalId":53112,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu Lingkungan","volume":"2018 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-09-24","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"139336833","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}