Kepemilikan Perusahaan, Manajemen Laba, dan Kecurangan, Laporan Keuangan di Indonesia dan Malaysia, Yenny Wati, Mimelientesa Irman, Suharti
{"title":"印度尼西亚和马来西亚的公司所有权、收益管理和财务报表舞弊问题","authors":"Kepemilikan Perusahaan, Manajemen Laba, dan Kecurangan, Laporan Keuangan di Indonesia dan Malaysia, Yenny Wati, Mimelientesa Irman, Suharti","doi":"10.35143/jakb.v16i1.5852","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Fokus penelitian ini yaitu menguji hubungan antara kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen), kecurangan laporan keuangan, dan manajemen laba. Sumber data sekunder yang dipakai pada penelitian ini diambil dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dan KLSE (Bursa Malaysia) untuk tahun 2016-2021. SPSS digunakan untuk pengolahan data dan analisis regresi berganda. Di Indonesia dan Malaysia, kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen) memiliki pengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba. Berdasarkan ACFE (Association of Certified Fraud Examiners), Indonesia menduduki peringkat kedua dan Malaysia menduduki peringkat keempat di Asia Tenggara dalam hal kecurangan korporasi. Tata kelola pada negara dengan sistem two-tier board semestinya lebih baik daripada negara dengan sistem one-tier board. Indonesia dengan sistem two-tier board justru memiliki tingkat kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba lebih besar dari pada di Malaysia yang menganut sistem one-tier board. Sistem pengendalian internal dan pengawasan perusahaan perlu ditingkatkan untuk mengurangi kecurangan dan perilaku oportunistik oleh pihak dalam (internal) maupun pihak luar (eksternal).","PeriodicalId":31612,"journal":{"name":"Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis","volume":"114 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Kepemilikan Perusahaan, Manajemen Laba, dan Kecurangan Laporan Keuangan di Indonesia dan Malaysia\",\"authors\":\"Kepemilikan Perusahaan, Manajemen Laba, dan Kecurangan, Laporan Keuangan di Indonesia dan Malaysia, Yenny Wati, Mimelientesa Irman, Suharti\",\"doi\":\"10.35143/jakb.v16i1.5852\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Fokus penelitian ini yaitu menguji hubungan antara kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen), kecurangan laporan keuangan, dan manajemen laba. Sumber data sekunder yang dipakai pada penelitian ini diambil dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dan KLSE (Bursa Malaysia) untuk tahun 2016-2021. SPSS digunakan untuk pengolahan data dan analisis regresi berganda. Di Indonesia dan Malaysia, kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen) memiliki pengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba. Berdasarkan ACFE (Association of Certified Fraud Examiners), Indonesia menduduki peringkat kedua dan Malaysia menduduki peringkat keempat di Asia Tenggara dalam hal kecurangan korporasi. Tata kelola pada negara dengan sistem two-tier board semestinya lebih baik daripada negara dengan sistem one-tier board. Indonesia dengan sistem two-tier board justru memiliki tingkat kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba lebih besar dari pada di Malaysia yang menganut sistem one-tier board. Sistem pengendalian internal dan pengawasan perusahaan perlu ditingkatkan untuk mengurangi kecurangan dan perilaku oportunistik oleh pihak dalam (internal) maupun pihak luar (eksternal).\",\"PeriodicalId\":31612,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis\",\"volume\":\"114 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.35143/jakb.v16i1.5852\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35143/jakb.v16i1.5852","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kepemilikan Perusahaan, Manajemen Laba, dan Kecurangan Laporan Keuangan di Indonesia dan Malaysia
Fokus penelitian ini yaitu menguji hubungan antara kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen), kecurangan laporan keuangan, dan manajemen laba. Sumber data sekunder yang dipakai pada penelitian ini diambil dari BEI (Bursa Efek Indonesia) dan KLSE (Bursa Malaysia) untuk tahun 2016-2021. SPSS digunakan untuk pengolahan data dan analisis regresi berganda. Di Indonesia dan Malaysia, kepemilikan perusahaan (kepemilikan institusional dan kepemilikan manajemen) memiliki pengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba. Berdasarkan ACFE (Association of Certified Fraud Examiners), Indonesia menduduki peringkat kedua dan Malaysia menduduki peringkat keempat di Asia Tenggara dalam hal kecurangan korporasi. Tata kelola pada negara dengan sistem two-tier board semestinya lebih baik daripada negara dengan sistem one-tier board. Indonesia dengan sistem two-tier board justru memiliki tingkat kecurangan laporan keuangan dan manajemen laba lebih besar dari pada di Malaysia yang menganut sistem one-tier board. Sistem pengendalian internal dan pengawasan perusahaan perlu ditingkatkan untuk mengurangi kecurangan dan perilaku oportunistik oleh pihak dalam (internal) maupun pihak luar (eksternal).