{"title":"BIPA 语法教学的良好实践","authors":"S. Suharsono","doi":"10.26877/sasindo.v12i1.18418","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Salah satu kompetensi yang perlu dikuasai oleh pemelajar BIPA dalam belajar bahasa Indonesia adalah kompetensi linguistik. Kompetensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kode linguistis secara akurat. Salah satu kemampuan yang perlu dikuasai dalam kompetensi linguistis adalah kompetensi yang berhubungan dengan gramatikal atau tata bahasa. Kemampuan gramatikal atau tata bahasa ini sering dipandang oleh kebanyakan pemelajar BIPA sebagai kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan kemampuan yang lain, seperti membaca, berbicara, menulis, dan menyimak, padahal kemampuan dalam tata bahasa menjadi dasar bagi kemampuan empat keterampilan berbahasa tadi. Begitu juga bagi pengajar BIPA, tata bahasa sering dianggap sebagai bidang yang lebih sulit diajarkan daripada empat keterampilan berbahasa. Tidak jarang pengajar BIPA menghindari penjelasan yang berkaitan dengan aspek ketatabahasaan apalagi jika yang dihadapi adalah pemelajar BIPA yang berada pada tingkat (level) lanjut. Makalah ini hendak menyajikan praktik baik dalam pengajaran tata bahasa BIPA. Diharapkan bahasan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pengajar BIPA yang mengajarkan tata bahasa atau yang karena tugasnya harus menjelaskan aspek-aspek ketatabahasaan BIPA. Yang dimaksud dengan praktik baik di sini adalah bagaimana cara memahamkan konsep tata bahasa bahasa Indonesia kepada pemelajar BIPA dengan mudah. Pembahasannya akan ditinjau dari segi sifat linearitas bahasa, sifat bahasa yang berpola, konteks, dan teknik penyajian","PeriodicalId":517347,"journal":{"name":"Sasindo","volume":"67 47","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-02-12","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Praktik Baik dalam Pengajaran Tata Bahasa BIPA\",\"authors\":\"S. Suharsono\",\"doi\":\"10.26877/sasindo.v12i1.18418\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Salah satu kompetensi yang perlu dikuasai oleh pemelajar BIPA dalam belajar bahasa Indonesia adalah kompetensi linguistik. Kompetensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kode linguistis secara akurat. Salah satu kemampuan yang perlu dikuasai dalam kompetensi linguistis adalah kompetensi yang berhubungan dengan gramatikal atau tata bahasa. Kemampuan gramatikal atau tata bahasa ini sering dipandang oleh kebanyakan pemelajar BIPA sebagai kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan kemampuan yang lain, seperti membaca, berbicara, menulis, dan menyimak, padahal kemampuan dalam tata bahasa menjadi dasar bagi kemampuan empat keterampilan berbahasa tadi. Begitu juga bagi pengajar BIPA, tata bahasa sering dianggap sebagai bidang yang lebih sulit diajarkan daripada empat keterampilan berbahasa. Tidak jarang pengajar BIPA menghindari penjelasan yang berkaitan dengan aspek ketatabahasaan apalagi jika yang dihadapi adalah pemelajar BIPA yang berada pada tingkat (level) lanjut. Makalah ini hendak menyajikan praktik baik dalam pengajaran tata bahasa BIPA. Diharapkan bahasan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pengajar BIPA yang mengajarkan tata bahasa atau yang karena tugasnya harus menjelaskan aspek-aspek ketatabahasaan BIPA. Yang dimaksud dengan praktik baik di sini adalah bagaimana cara memahamkan konsep tata bahasa bahasa Indonesia kepada pemelajar BIPA dengan mudah. Pembahasannya akan ditinjau dari segi sifat linearitas bahasa, sifat bahasa yang berpola, konteks, dan teknik penyajian\",\"PeriodicalId\":517347,\"journal\":{\"name\":\"Sasindo\",\"volume\":\"67 47\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-02-12\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Sasindo\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26877/sasindo.v12i1.18418\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Sasindo","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26877/sasindo.v12i1.18418","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Salah satu kompetensi yang perlu dikuasai oleh pemelajar BIPA dalam belajar bahasa Indonesia adalah kompetensi linguistik. Kompetensi linguistik adalah kemampuan untuk menggunakan kode linguistis secara akurat. Salah satu kemampuan yang perlu dikuasai dalam kompetensi linguistis adalah kompetensi yang berhubungan dengan gramatikal atau tata bahasa. Kemampuan gramatikal atau tata bahasa ini sering dipandang oleh kebanyakan pemelajar BIPA sebagai kemampuan yang lebih sulit dikuasai dibandingkan dengan kemampuan yang lain, seperti membaca, berbicara, menulis, dan menyimak, padahal kemampuan dalam tata bahasa menjadi dasar bagi kemampuan empat keterampilan berbahasa tadi. Begitu juga bagi pengajar BIPA, tata bahasa sering dianggap sebagai bidang yang lebih sulit diajarkan daripada empat keterampilan berbahasa. Tidak jarang pengajar BIPA menghindari penjelasan yang berkaitan dengan aspek ketatabahasaan apalagi jika yang dihadapi adalah pemelajar BIPA yang berada pada tingkat (level) lanjut. Makalah ini hendak menyajikan praktik baik dalam pengajaran tata bahasa BIPA. Diharapkan bahasan ini dapat memberikan wawasan dan inspirasi bagi pengajar BIPA yang mengajarkan tata bahasa atau yang karena tugasnya harus menjelaskan aspek-aspek ketatabahasaan BIPA. Yang dimaksud dengan praktik baik di sini adalah bagaimana cara memahamkan konsep tata bahasa bahasa Indonesia kepada pemelajar BIPA dengan mudah. Pembahasannya akan ditinjau dari segi sifat linearitas bahasa, sifat bahasa yang berpola, konteks, dan teknik penyajian