苏拉威西岛东南部 Baula 和 Pomala 地区鲕粒岩中蛇纹石成因研究

Masri Razak, Rio Irhan Mais Cendra Jaya, Laode Ihksan Juarsan, Syamsul Razak Haraty, Reza Pramadana, Hasria
{"title":"苏拉威西岛东南部 Baula 和 Pomala 地区鲕粒岩中蛇纹石成因研究","authors":"Masri Razak, Rio Irhan Mais Cendra Jaya, Laode Ihksan Juarsan, Syamsul Razak Haraty, Reza Pramadana, Hasria","doi":"10.33332/jgsm.geologi.v25i2.761","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Serpentinisasi merupakan proses hidrasi pada batuan ultramafik yang mengubah komposisi mineral primer. Pembentukan mineral serpentin pada batuan ultramafik dapat menunjukkan proses pengalihtempatan dan karakteristik profil nikel laterit yang dapat dihasilkan. Studi paragenesis mineral serpentin telah dilakukan pada batuan ultramafik kompleks ofiolit daerah baula – pomalaa. Studi paragenesis mencakup kebutuhan jenis mineral serpentin dan asosiasi mineral ubahan lain yang hadir. Tekstur dan struktur khas pada serpentin juga dianalisis menggunakan analisis petrografi pada 10 sampel sayatan tipis. Daerah penelitian tersusun atas harzburgite dan lherzolite terserpentinisasi dengan kandungan serpentin berkisar antara 22%-62%. Serpentin yang hadir berupa lizardit, antigorite, dan krisotil bersama mineral ubahan lain seperti talk, klorit, magnesit, dan hematit. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. \nKata Kunci : Serpentinisasi, lerzolit, granular lizardit, ultramafik, retrograde, Kolaka \n ","PeriodicalId":500850,"journal":{"name":"Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral","volume":"110 43","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-05-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Studi paragenesis serpentin pada batuan utramafik Kompleks Ofiolit Daerah Baula dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara\",\"authors\":\"Masri Razak, Rio Irhan Mais Cendra Jaya, Laode Ihksan Juarsan, Syamsul Razak Haraty, Reza Pramadana, Hasria\",\"doi\":\"10.33332/jgsm.geologi.v25i2.761\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Serpentinisasi merupakan proses hidrasi pada batuan ultramafik yang mengubah komposisi mineral primer. Pembentukan mineral serpentin pada batuan ultramafik dapat menunjukkan proses pengalihtempatan dan karakteristik profil nikel laterit yang dapat dihasilkan. Studi paragenesis mineral serpentin telah dilakukan pada batuan ultramafik kompleks ofiolit daerah baula – pomalaa. Studi paragenesis mencakup kebutuhan jenis mineral serpentin dan asosiasi mineral ubahan lain yang hadir. Tekstur dan struktur khas pada serpentin juga dianalisis menggunakan analisis petrografi pada 10 sampel sayatan tipis. Daerah penelitian tersusun atas harzburgite dan lherzolite terserpentinisasi dengan kandungan serpentin berkisar antara 22%-62%. Serpentin yang hadir berupa lizardit, antigorite, dan krisotil bersama mineral ubahan lain seperti talk, klorit, magnesit, dan hematit. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. \\nKata Kunci : Serpentinisasi, lerzolit, granular lizardit, ultramafik, retrograde, Kolaka \\n \",\"PeriodicalId\":500850,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral\",\"volume\":\"110 43\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-05-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral\",\"FirstCategoryId\":\"0\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v25i2.761\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Geologi dan Sumberdaya Mineral","FirstCategoryId":"0","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33332/jgsm.geologi.v25i2.761","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

蛇纹石化是超基性岩中的一种水化过程,可改变主要矿物成分。蛇纹石矿物在超基性岩中的形成可以表明蚀变过程和可能产生的红土镍矿剖面特征。对 baula - pomalaa 地区鲕粒岩群的超基性岩进行了蛇纹石矿物的成因研究。准成因研究涵盖了对蛇纹石矿物类型的要求以及存在的其他蚀变矿物的关联。此外,还通过对 10 个薄片样本进行岩相分析,分析了蛇纹岩的典型纹理和结构。研究区域由哈兹堡垒岩和蛇纹石化蛭石组成,蛇纹石含量在 22%-62% 之间。蛇纹石以蜥蜴石、锑岗石和温石棉的形式存在,还有其他蚀变矿物,如滑石、绿泥石、菱镁矿和赤铁矿。橄榄石中的假象和网状边缘纹理显示了高温蛇纹石化,随后正辉石中出现了韧皮石纹理。以温石棉和菱镁矿为主的各类蛇纹石矿脉的存在以及扭结弯曲结构表明,蛇纹石化过程是通过变形形成的。血云母、菱镁矿和粒状蜥蜴石以及第 3 类矿脉的存在表明了早期的超基性风化过程。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明蛇纹石是逆行风化的。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型的存在可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。橄榄石中的假形貌和网状边缘纹理表明了高温蛇绿岩化,其次是正辉石中的韧皮石纹理。以温石棉和菱镁矿为主的各类蛇纹石脉以及扭结弯曲结构的存在表明,蛇纹石化过程是通过变形形成的。血云母、菱镁矿和粒状蜥蜴石以及第 3 类矿脉的存在表明了早期的超基性风化过程。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明蛇纹石是逆行风化的。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型的存在可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。橄榄石中的假形貌和网状边缘纹理表明了高温蛇绿岩化,其次是正辉石中的韧皮石纹理。以温石棉和菱镁矿为主的各类蛇纹石脉以及扭结弯曲结构的存在表明,蛇纹石化过程是通过变形形成的。血云母、菱镁矿和粒状蜥蜴石以及第 3 类矿脉的存在表明了早期的超基性风化过程。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明蛇纹石是逆行风化的。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型的存在可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。以温石棉和菱镁矿为主的各种类型蛇纹石矿脉的存在,并伴有扭结弯曲结构,表明蛇纹石化过程是在变形的影响下形成的。血云母、菱镁矿和粒状蜥蜴石以及第 3 类矿脉的存在表明了超基性风化的早期过程。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明蛇纹石是逆行风化的。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型的存在可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。以温石棉和菱镁矿为主的各种类型蛇纹石矿脉的存在,并伴有扭结弯曲结构,表明蛇纹石化过程是在变形的影响下形成的。血云母、菱镁矿和粒状蜥蜴石以及第 3 类矿脉的存在表明了超基性风化的早期过程。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明蛇纹石是逆行风化的。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。切口还显示了蛇纹石水化和重结晶的子过程,表明了逆行蛇纹石化过程。蛇纹石矿物类型、纹理、结构和蛇纹石矿脉类型的存在可用于解释研究区域超基性岩的成因和蛇纹石化程度。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Studi paragenesis serpentin pada batuan utramafik Kompleks Ofiolit Daerah Baula dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara
Serpentinisasi merupakan proses hidrasi pada batuan ultramafik yang mengubah komposisi mineral primer. Pembentukan mineral serpentin pada batuan ultramafik dapat menunjukkan proses pengalihtempatan dan karakteristik profil nikel laterit yang dapat dihasilkan. Studi paragenesis mineral serpentin telah dilakukan pada batuan ultramafik kompleks ofiolit daerah baula – pomalaa. Studi paragenesis mencakup kebutuhan jenis mineral serpentin dan asosiasi mineral ubahan lain yang hadir. Tekstur dan struktur khas pada serpentin juga dianalisis menggunakan analisis petrografi pada 10 sampel sayatan tipis. Daerah penelitian tersusun atas harzburgite dan lherzolite terserpentinisasi dengan kandungan serpentin berkisar antara 22%-62%. Serpentin yang hadir berupa lizardit, antigorite, dan krisotil bersama mineral ubahan lain seperti talk, klorit, magnesit, dan hematit. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Tekstur pseudomorph dan mesh rim pada olivine menunjukkan ciri serpentinisasi bertemperatur tinggi diikuti tekstur bastit pada ortopiroksen. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Hadirnya berbagai tipe serpentin vena yang didominasi oleh krisotil dan magnesit disertai struktur tikungan ketegaran menunjukkan proses serpentinisasi terbentuk oleh pengaruh deformasi. Kehadiran hematit, magnesit, dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. dan granular lizardit disertai kehadiran vein tipe 3 menunjukkan proses awal pelapukan ultramafik. Pada sayatan juga menunjukkan subproses hidrasi dan rekristalisasi serpentin yang menunjukkan tipe serpentinisasi retrograde. Kehadiran tipe mineral serpentin, tekstur, struktur, dan tipe berbagai vein serpentin dapat digunakan untuk interpretasi paragenesis dan derajat serpentinisasi pada batuan ultramafik di daerah penelitian. Kata Kunci : Serpentinisasi, lerzolit, granular lizardit, ultramafik, retrograde, Kolaka  
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
期刊最新文献
Ciri Petrologi dan Geokimia Batuan Terobosan Gunung Sepikul, Trenggalek, Jawa Timur Studi paragenesis serpentin pada batuan utramafik Kompleks Ofiolit Daerah Baula dan Pomalaa, Sulawesi Tenggara Analisis Geokimia Batuan Induk dan Sejarah Pemendaman Cekungan Sumatera Tengah Daerah Indragiri Hulu dan Pelalawan, Provinsi Riau Analisis Ancaman Banjir Kota Sorong, Papua Barat Paragenesis Mineral Bijih pada Endapan Epitermal Sulfidasi Tinggi Area Gunung Budheg, Kabupaten Tulungagung, Provinsi Jawa Timur
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1