{"title":"噘嘴呼吸和横膈膜呼吸对减轻慢性阻塞性肺病患者气短症状的效果差异","authors":"M. Puspita, S. Khotimah","doi":"10.33660/jfrwhs.v8i2.346","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Individu yang mengalami kesulitan dalam pernapasan atau mengalami sesak napas akan merasakan adanya ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehingga individu tersebut akan membatasi kegiatan. Mekanisme sesak napas pada PPOK karena meningkatnya ventilasi saluran pernapasan, obstruksi jalan napas, hipoksemia, produksi sputum berlebih, gangguan otot dinding pernapasan, peradangan akut jaringan paru, dan menurunnya kemampuan fungsi otot-otot pernapasan. Subjek perlakuan sebanyak 32 responden, dengan kelompok PLB sebanyak 16 responden dan kelompok DB sebanyak 16 responden. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan pre test and post test two design group dimana kelompok perlakuan pursed lips breathing diberikan dosis 6 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit dan kelompok perlakuan diaphragmatic breathing diberikan 5 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit, masing-masing kelompok perlakuan diberikan latihan sebanyak 2x dalam seminggu selama 4 minggu. Alat ukur sesak napas menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menggunakan uji independent sample t-test nilai p = 0,505 (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien PPOK.","PeriodicalId":34105,"journal":{"name":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","volume":"28 23","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perbedaan Pengaruh Pursed Lips Breathing dan Diaphragmatic Breathing Terhadap Penurunan Sesak Napas Penyakit Paru Obstruktif Kronik\",\"authors\":\"M. Puspita, S. Khotimah\",\"doi\":\"10.33660/jfrwhs.v8i2.346\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Individu yang mengalami kesulitan dalam pernapasan atau mengalami sesak napas akan merasakan adanya ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehingga individu tersebut akan membatasi kegiatan. Mekanisme sesak napas pada PPOK karena meningkatnya ventilasi saluran pernapasan, obstruksi jalan napas, hipoksemia, produksi sputum berlebih, gangguan otot dinding pernapasan, peradangan akut jaringan paru, dan menurunnya kemampuan fungsi otot-otot pernapasan. Subjek perlakuan sebanyak 32 responden, dengan kelompok PLB sebanyak 16 responden dan kelompok DB sebanyak 16 responden. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan pre test and post test two design group dimana kelompok perlakuan pursed lips breathing diberikan dosis 6 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit dan kelompok perlakuan diaphragmatic breathing diberikan 5 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit, masing-masing kelompok perlakuan diberikan latihan sebanyak 2x dalam seminggu selama 4 minggu. Alat ukur sesak napas menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menggunakan uji independent sample t-test nilai p = 0,505 (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien PPOK.\",\"PeriodicalId\":34105,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi\",\"volume\":\"28 23\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v8i2.346\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Fisioterapi dan Rehabilitasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33660/jfrwhs.v8i2.346","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
呼吸困难或气短的人会在活动时感到不适,从而限制活动。慢性阻塞性肺病气短的机理是呼吸道通气量增加、气道阻塞、低氧血症、痰液分泌过多、呼吸道壁肌肉功能紊乱、肺组织急性炎症、呼吸肌功能下降等。治疗对象为 32 名受访者,其中 16 名受访者在 PLB 组,16 名受访者在 DB 组。 本研究的目的是确定抿唇呼吸和横膈膜呼吸在减轻慢性阻塞性肺病(COPD)患者气短方面的效果差异。本研究采用准实验法,分为前测和后测两个设计组,其中抿唇呼吸治疗组在 20 分钟内进行了 6 次训练。膈肌呼吸治疗组在 20 分钟内进行 5 次训练。每个治疗组每周进行两次训练,为期 4 周。使用视觉模拟量表(VAS)测量呼吸急促程度。使用独立样本 t 检验 p 值 = 0.505(p>0.05)的研究结果表明,抿唇呼吸和横膈膜呼吸对减轻慢性阻塞性肺病患者气短的效果没有差异。
Perbedaan Pengaruh Pursed Lips Breathing dan Diaphragmatic Breathing Terhadap Penurunan Sesak Napas Penyakit Paru Obstruktif Kronik
Individu yang mengalami kesulitan dalam pernapasan atau mengalami sesak napas akan merasakan adanya ketidaknyamanan dalam melakukan aktivitas sehingga individu tersebut akan membatasi kegiatan. Mekanisme sesak napas pada PPOK karena meningkatnya ventilasi saluran pernapasan, obstruksi jalan napas, hipoksemia, produksi sputum berlebih, gangguan otot dinding pernapasan, peradangan akut jaringan paru, dan menurunnya kemampuan fungsi otot-otot pernapasan. Subjek perlakuan sebanyak 32 responden, dengan kelompok PLB sebanyak 16 responden dan kelompok DB sebanyak 16 responden. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penelitian ini menggunakan metode quasi experimental dengan pre test and post test two design group dimana kelompok perlakuan pursed lips breathing diberikan dosis 6 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit dan kelompok perlakuan diaphragmatic breathing diberikan 5 sesi latihan dalam 20 menit. Dalam 1 sesi latihan dilakukan 8 kali pengulangan dengan waktu istirahat selama 2 menit, masing-masing kelompok perlakuan diberikan latihan sebanyak 2x dalam seminggu selama 4 minggu. Alat ukur sesak napas menggunakan Visual Analog Scale (VAS). Hasil penelitian menggunakan uji independent sample t-test nilai p = 0,505 (p>0,05) menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pursed lips breathing dan diaphragmatic breathing terhadap penurunan sesak napas pasien PPOK.