{"title":"抗灾村庄的社会包容与多样性:班达亚齐 Gampong Jawa 案例研究","authors":"Fatimahsyam Fatimahsyam","doi":"10.22373/jsai.v5i2.4899","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article investigates disaster mitigation efforts in Gampong Jawa, Banda Aceh, focusing on the integration of diverse community elements following the devastating earthquake and tsunami on December 26, 2004. Emphasizing geographical and demographic specifics, it assesses disaster risk levels and describes the formation process of the Disaster Resilient Village (Desa Tangguh Bencana/DESTANA). The study employs a qualitative phenomenological approach to capture narratives of lives impacted by disasters and communal efforts in disaster management. The findings highlight the pivotal role of social inclusion in disaster preparedness, where high community diversity offers both challenges and opportunities for building disaster resilience. Despite improvements in disaster readiness through the DESTANA program, substantial challenges persist in internalizing disaster knowledge among immigrant populations and the disabled. This study underscores the importance of cross-sector collaboration and the utilization of local social capital to enhance the effectiveness of disaster management programs, promoting community resilience and proactive participation in disaster preparedness. \nAbstrak \nArtikel ini mengeksplorasi upaya mitigasi bencana di Gampong Jawa, Banda Aceh, dengan fokus pada cara komunitas yang beragam berintegrasi setelah gempa bumi dan tsunami yang merusak pada 26 Desember 2004. Dengan menyoroti detil geografis dan demografis, penelitian ini mengkaji tingkat risiko bencana dan menguraikan proses pembentukan Desa Tangguh Bencana. Melalui pendekatan kualitatif fenomenologis, studi ini menggali narasi dari kehidupan yang terpengaruh oleh bencana dan upaya komunal dalam manajemen bencana. Hasilnya menunjukkan bahwa inklusi sosial memiliki peranan penting dalam persiapan menghadapi bencana, dimana keragaman tinggi dalam komunitas menyajikan baik tantangan maupun peluang dalam membangun ketangguhan bencana. Meskipun program DESTANA telah membawa peningkatan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, masih terdapat tantangan besar dalam menginternalisasikan pengetahuan tentang bencana, khususnya di antara penduduk pendatang dan kelompok disabilitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pemanfaatan kapital sosial lokal untuk memperkuat efektivitas program pengelolaan bencana, tidak hanya memperkuat ketangguhan komunitas terhadap bencana tetapi juga mendukung pembelajaran bersama dan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat.","PeriodicalId":433836,"journal":{"name":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","volume":"2 7","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Inklusi Sosial dan Keberagaman di Desa Tangguh Bencana: Studi Kasus Gampong Jawa, Banda Aceh\",\"authors\":\"Fatimahsyam Fatimahsyam\",\"doi\":\"10.22373/jsai.v5i2.4899\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article investigates disaster mitigation efforts in Gampong Jawa, Banda Aceh, focusing on the integration of diverse community elements following the devastating earthquake and tsunami on December 26, 2004. Emphasizing geographical and demographic specifics, it assesses disaster risk levels and describes the formation process of the Disaster Resilient Village (Desa Tangguh Bencana/DESTANA). The study employs a qualitative phenomenological approach to capture narratives of lives impacted by disasters and communal efforts in disaster management. The findings highlight the pivotal role of social inclusion in disaster preparedness, where high community diversity offers both challenges and opportunities for building disaster resilience. Despite improvements in disaster readiness through the DESTANA program, substantial challenges persist in internalizing disaster knowledge among immigrant populations and the disabled. This study underscores the importance of cross-sector collaboration and the utilization of local social capital to enhance the effectiveness of disaster management programs, promoting community resilience and proactive participation in disaster preparedness. \\nAbstrak \\nArtikel ini mengeksplorasi upaya mitigasi bencana di Gampong Jawa, Banda Aceh, dengan fokus pada cara komunitas yang beragam berintegrasi setelah gempa bumi dan tsunami yang merusak pada 26 Desember 2004. Dengan menyoroti detil geografis dan demografis, penelitian ini mengkaji tingkat risiko bencana dan menguraikan proses pembentukan Desa Tangguh Bencana. Melalui pendekatan kualitatif fenomenologis, studi ini menggali narasi dari kehidupan yang terpengaruh oleh bencana dan upaya komunal dalam manajemen bencana. Hasilnya menunjukkan bahwa inklusi sosial memiliki peranan penting dalam persiapan menghadapi bencana, dimana keragaman tinggi dalam komunitas menyajikan baik tantangan maupun peluang dalam membangun ketangguhan bencana. Meskipun program DESTANA telah membawa peningkatan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, masih terdapat tantangan besar dalam menginternalisasikan pengetahuan tentang bencana, khususnya di antara penduduk pendatang dan kelompok disabilitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pemanfaatan kapital sosial lokal untuk memperkuat efektivitas program pengelolaan bencana, tidak hanya memperkuat ketangguhan komunitas terhadap bencana tetapi juga mendukung pembelajaran bersama dan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat.\",\"PeriodicalId\":433836,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"volume\":\"2 7\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i2.4899\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Sosiologi Agama Indonesia (JSAI)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22373/jsai.v5i2.4899","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Inklusi Sosial dan Keberagaman di Desa Tangguh Bencana: Studi Kasus Gampong Jawa, Banda Aceh
This article investigates disaster mitigation efforts in Gampong Jawa, Banda Aceh, focusing on the integration of diverse community elements following the devastating earthquake and tsunami on December 26, 2004. Emphasizing geographical and demographic specifics, it assesses disaster risk levels and describes the formation process of the Disaster Resilient Village (Desa Tangguh Bencana/DESTANA). The study employs a qualitative phenomenological approach to capture narratives of lives impacted by disasters and communal efforts in disaster management. The findings highlight the pivotal role of social inclusion in disaster preparedness, where high community diversity offers both challenges and opportunities for building disaster resilience. Despite improvements in disaster readiness through the DESTANA program, substantial challenges persist in internalizing disaster knowledge among immigrant populations and the disabled. This study underscores the importance of cross-sector collaboration and the utilization of local social capital to enhance the effectiveness of disaster management programs, promoting community resilience and proactive participation in disaster preparedness.
Abstrak
Artikel ini mengeksplorasi upaya mitigasi bencana di Gampong Jawa, Banda Aceh, dengan fokus pada cara komunitas yang beragam berintegrasi setelah gempa bumi dan tsunami yang merusak pada 26 Desember 2004. Dengan menyoroti detil geografis dan demografis, penelitian ini mengkaji tingkat risiko bencana dan menguraikan proses pembentukan Desa Tangguh Bencana. Melalui pendekatan kualitatif fenomenologis, studi ini menggali narasi dari kehidupan yang terpengaruh oleh bencana dan upaya komunal dalam manajemen bencana. Hasilnya menunjukkan bahwa inklusi sosial memiliki peranan penting dalam persiapan menghadapi bencana, dimana keragaman tinggi dalam komunitas menyajikan baik tantangan maupun peluang dalam membangun ketangguhan bencana. Meskipun program DESTANA telah membawa peningkatan dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana, masih terdapat tantangan besar dalam menginternalisasikan pengetahuan tentang bencana, khususnya di antara penduduk pendatang dan kelompok disabilitas. Penelitian ini menegaskan pentingnya kolaborasi antar lembaga dan pemanfaatan kapital sosial lokal untuk memperkuat efektivitas program pengelolaan bencana, tidak hanya memperkuat ketangguhan komunitas terhadap bencana tetapi juga mendukung pembelajaran bersama dan partisipasi aktif dari semua anggota masyarakat.