Zulian Fikry, Miksa Denola Dusatri, Reza Anugrah, A. Rahmi, Fatimah Syarif
{"title":"巴拉莱克研究马拉姆拜通的文化意义及其与帕里亚曼社区的相关性","authors":"Zulian Fikry, Miksa Denola Dusatri, Reza Anugrah, A. Rahmi, Fatimah Syarif","doi":"10.14710/empati.2024.42218","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna budaya dari fenomena lokal yang disebut “Malam Baetong” pada masyarakat di Pariaman. Metode penelitian yang digunakan mencakup penelitian kualitatif dengan menerapkan metode wawancara pada subjek penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian terdiri dari tiga individu yang mewakili tiga generasi berbeda. Rinciannya, subjek pertama berusia 50 tahun mewakili generasi X, subjek kedua berusia 30 tahun mewakili generasi Y, dan subjek ketiga berusia 17 tahun mewakili generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna budaya Malam Baetong bagi masyarakat Pariaman terkait erat dengan konsep self-esteem, sikap gotong royong, kebersamaan, dan komitmen dalam mempertahankan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi generasi X, Malam Baetong memiliki makna yang terkait dengan self-esteem dan kebersamaan. Sementara itu, generasi Y memberikan makna pada Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong, komitmen dalam menjaga warisan budaya, dan kaitannya dengan self-esteem. Di sisi lain, generasi Z memaknai budaya Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi self-esteem, dan perbandingan di tiga generasi mengungkapkan variasi dalam nominal uang yang diberikan, yang ditentukan oleh harga diri individu yang memberikan uang.","PeriodicalId":395599,"journal":{"name":"Jurnal EMPATI","volume":"102 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2024-07-11","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"BARALEK: MENELISIK MAKNA KULTUR MALAM BAETONG DAN KAITANNYA DENGAN MASYARAKAT DI PARIAMAN\",\"authors\":\"Zulian Fikry, Miksa Denola Dusatri, Reza Anugrah, A. Rahmi, Fatimah Syarif\",\"doi\":\"10.14710/empati.2024.42218\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna budaya dari fenomena lokal yang disebut “Malam Baetong” pada masyarakat di Pariaman. Metode penelitian yang digunakan mencakup penelitian kualitatif dengan menerapkan metode wawancara pada subjek penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian terdiri dari tiga individu yang mewakili tiga generasi berbeda. Rinciannya, subjek pertama berusia 50 tahun mewakili generasi X, subjek kedua berusia 30 tahun mewakili generasi Y, dan subjek ketiga berusia 17 tahun mewakili generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna budaya Malam Baetong bagi masyarakat Pariaman terkait erat dengan konsep self-esteem, sikap gotong royong, kebersamaan, dan komitmen dalam mempertahankan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi generasi X, Malam Baetong memiliki makna yang terkait dengan self-esteem dan kebersamaan. Sementara itu, generasi Y memberikan makna pada Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong, komitmen dalam menjaga warisan budaya, dan kaitannya dengan self-esteem. Di sisi lain, generasi Z memaknai budaya Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi self-esteem, dan perbandingan di tiga generasi mengungkapkan variasi dalam nominal uang yang diberikan, yang ditentukan oleh harga diri individu yang memberikan uang.\",\"PeriodicalId\":395599,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal EMPATI\",\"volume\":\"102 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2024-07-11\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal EMPATI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42218\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal EMPATI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.14710/empati.2024.42218","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本研究旨在了解帕里亚曼(Pariaman)社区一种名为 "Malam Baetong "的当地现象的文化内涵。采用的研究方法包括对研究对象进行访谈的定性研究。研究对象包括代表三代人的三个人。详情如下:第一位研究对象 50 岁,代表 X 世代;第二位研究对象 30 岁,代表 Y 世代;第三位研究对象 17 岁,代表 Z 世代。结果表明,"玛拉姆-白桐 "对于帕里亚曼社区的文化意义与自尊、相互合作、团结和致力于维护代代相传的文化遗产等概念密切相关。对 X 代人来说,"玛拉姆-白桐 "的含义与自尊和团结有关。同时,Y 世代赋予 "马拉姆-白求恩 "的意义是一种助人为乐的态度、对维护文化遗产的承诺以及与自尊的关系。另一方面,Z 世代将 "马拉姆-白求恩 "文化诠释为一种帮助和团结的态度。此外,研究结果表明,文化会影响自尊,三代人之间的比较显示出赠送金额的差异,而这是由赠送者的自尊决定的。
BARALEK: MENELISIK MAKNA KULTUR MALAM BAETONG DAN KAITANNYA DENGAN MASYARAKAT DI PARIAMAN
Penelitian ini bertujuan untuk memahami makna budaya dari fenomena lokal yang disebut “Malam Baetong” pada masyarakat di Pariaman. Metode penelitian yang digunakan mencakup penelitian kualitatif dengan menerapkan metode wawancara pada subjek penelitian. Subjek yang terlibat dalam penelitian terdiri dari tiga individu yang mewakili tiga generasi berbeda. Rinciannya, subjek pertama berusia 50 tahun mewakili generasi X, subjek kedua berusia 30 tahun mewakili generasi Y, dan subjek ketiga berusia 17 tahun mewakili generasi Z. Hasil penelitian menunjukkan bahwa makna budaya Malam Baetong bagi masyarakat Pariaman terkait erat dengan konsep self-esteem, sikap gotong royong, kebersamaan, dan komitmen dalam mempertahankan warisan budaya yang diwariskan dari generasi ke generasi. Bagi generasi X, Malam Baetong memiliki makna yang terkait dengan self-esteem dan kebersamaan. Sementara itu, generasi Y memberikan makna pada Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong, komitmen dalam menjaga warisan budaya, dan kaitannya dengan self-esteem. Di sisi lain, generasi Z memaknai budaya Malam Baetong sebagai sikap tolong-menolong dan kebersamaan. Selain itu, hasil menunjukkan bahwa budaya dapat mempengaruhi self-esteem, dan perbandingan di tiga generasi mengungkapkan variasi dalam nominal uang yang diberikan, yang ditentukan oleh harga diri individu yang memberikan uang.