Q1 Arts and Humanities SPAFA Journal Pub Date : 2021-08-26 DOI:10.26721/spafajournal.2021.v5.680
Alan Darmawan
{"title":"A methodological examination of multidisciplinary research of mak yong theatre: text, heritage, and performance | Pemeriksaan metodologis atas pendekatan multidisipliner dalam kajian tentang teater mak yong: teks, warisan budaya, dan pertunjukan","authors":"Alan Darmawan","doi":"10.26721/spafajournal.2021.v5.680","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Previous studies of mak yong theatre in Indonesia looked at the art form as a given tradition, and described its elements and performance structure. Such an approach is inadequate to investigate mak yong in the current social and cultural context. State institutions, the local government, communities, performers, and other agents have revived and constantly (re)shaped mak yong theatre and its presentation as a commodified Malay identity marker. Heritage formation, local identity politics, and tourist festivals promoted mak yong as a revived traditional form of theatre practice, an intangible heritage, and a stage performance. So how should the above aspects be approached and the social processes that shape them disentangled? This article examines the relevance of multidisciplinary approaches and demonstrates how the perspectives of anthropology, heritage studies, and philology work in studying mak yong and its current production in the Riau Islands. Kajian terdahulu tentang teater mak yong di Indonesia umumnya melihat kesenian ini sebagai tradisi yang “demikian adanya”, dan mendeskripsikan elemen dan struktur pertunjukannya. Pendekatan semacam ini tidak lagi memadai untuk menelaah mak yong dalam konteks sosial dan budaya saat ini. Mak yong disajikan sebagai tradisi yang dibangkitkan kembali dan senantiasa dibentuk ulang oleh lembaga negara, pemerintah lokal, komunitas, aktor, dan pelaku-pelaku lainnya, sebagai satu di antara penanda identitas Melayu yang dikomodifikasi. Pelembagaan warisan budaya, politik identitas lokal, dan pariwisata budaya memajukan mak yong sebagai tradisi yang dihidupkan kembali, warisan budaya takbenda, dan pertunjukan panggung. Lantas, bagaimana menelaah aspek-aspek di atas dan mengurai proses sosial yang membentuknya? Artikel ini menguji relevansi pendekatan antropologi, heritage studies, dan filologi, dan menunjukkan cara bekerjanya dalam mengkaji mak yong dan produksinya saat ini di Kepulauan Riau.","PeriodicalId":36552,"journal":{"name":"SPAFA Journal","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-08-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"SPAFA Journal","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26721/spafajournal.2021.v5.680","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q1","JCRName":"Arts and Humanities","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

先前对印尼makyong戏剧的研究将这种艺术形式视为一种特定的传统,并描述了它的元素和表演结构。这种方法不足以在当前的社会和文化背景下调查makyoung。国家机构,地方政府,社区,表演者和其他代理人已经复兴并不断(重新)塑造了makyong戏剧及其作为商品化马来身份标志的呈现。遗产的形成、地方认同政治和旅游节日促进了makyong作为一种复兴的传统戏剧实践形式、一种非物质遗产和一种舞台表演。那么,应该如何处理上述问题,以及如何解开塑造它们的社会过程?本文考察了多学科方法的相关性,并展示了人类学、遗产研究和文献学的观点如何在廖内群岛研究makyong及其当前生产中发挥作用。Kajian terdahulu tentang teater make yong di Indonesia umumnya melihat kesenian ini sebagai tradisi yang“demmikian adanya”,dan mendeskripsikan元素dan strucktur pertunjukannya。彭德加丹的semacam ini,是一名高级官员,是一名高级官员,是一名高级官员,是一名高级官员,是一名高级官员。makyong disajikan sebagai tradisi yang dibangkitkan kembali dan senantiasa dibentuk ulang oleh lembaga negara, peremerintah local, komunitas, aktor, dan pelaku-pelaku lainnya, sebagai satu di antara penanda identitas Melayu yang dikomodifikasi。政治认同是本地的,dan pariwisata budaya memajukan makyong sebagai tradisi yang dihidupkan kembali, warisan budaya takbanda, dan pertunjukan panggung。亚特兰大,巴格曼曼尼拉,讲英语的人的数据和门盖里处理的社会yang成员。文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学,文物学。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
A methodological examination of multidisciplinary research of mak yong theatre: text, heritage, and performance | Pemeriksaan metodologis atas pendekatan multidisipliner dalam kajian tentang teater mak yong: teks, warisan budaya, dan pertunjukan
Previous studies of mak yong theatre in Indonesia looked at the art form as a given tradition, and described its elements and performance structure. Such an approach is inadequate to investigate mak yong in the current social and cultural context. State institutions, the local government, communities, performers, and other agents have revived and constantly (re)shaped mak yong theatre and its presentation as a commodified Malay identity marker. Heritage formation, local identity politics, and tourist festivals promoted mak yong as a revived traditional form of theatre practice, an intangible heritage, and a stage performance. So how should the above aspects be approached and the social processes that shape them disentangled? This article examines the relevance of multidisciplinary approaches and demonstrates how the perspectives of anthropology, heritage studies, and philology work in studying mak yong and its current production in the Riau Islands. Kajian terdahulu tentang teater mak yong di Indonesia umumnya melihat kesenian ini sebagai tradisi yang “demikian adanya”, dan mendeskripsikan elemen dan struktur pertunjukannya. Pendekatan semacam ini tidak lagi memadai untuk menelaah mak yong dalam konteks sosial dan budaya saat ini. Mak yong disajikan sebagai tradisi yang dibangkitkan kembali dan senantiasa dibentuk ulang oleh lembaga negara, pemerintah lokal, komunitas, aktor, dan pelaku-pelaku lainnya, sebagai satu di antara penanda identitas Melayu yang dikomodifikasi. Pelembagaan warisan budaya, politik identitas lokal, dan pariwisata budaya memajukan mak yong sebagai tradisi yang dihidupkan kembali, warisan budaya takbenda, dan pertunjukan panggung. Lantas, bagaimana menelaah aspek-aspek di atas dan mengurai proses sosial yang membentuknya? Artikel ini menguji relevansi pendekatan antropologi, heritage studies, dan filologi, dan menunjukkan cara bekerjanya dalam mengkaji mak yong dan produksinya saat ini di Kepulauan Riau.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
SPAFA Journal
SPAFA Journal Arts and Humanities-Visual Arts and Performing Arts
CiteScore
0.90
自引率
0.00%
发文量
2
审稿时长
15 weeks
期刊最新文献
Review of Ban Chiang, Northeast Thailand, Volume 2 (2A, 2B, 2C, 2D) A concise Indonesian/English guide to common terms used in excavation and archaeological research | Panduan singkat bahasa Indonesia/Inggris untuk frasa umum yang digunakan dalam ekskavasi dan penelitian arkeologi An Examination of Experiences in Archaeology of Females and LGBTQIAs in the Philippines | Isang pag-aaral sa mga karanasan ng mga kababaihan at mga LGBTQIAs sa arkiyolohiya sa Pilipinas Iconological Analysis of the “Man on a Bicycle” Relief in North Bali Created During the Dutch Colonial Period | Analisis Ikonologi Karya Relief “Laki-laki di sebuah Sepeda” di Bali Utara Jaman colonial Belanda Spiritual Landscape Characterization of Muara Takus Temple Compound and Surroundings Area | Karakterisasi Lanskap Spiritual Kompleks Candi Muara Takus dan Kawasan di Sekitarnya
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1