M. Ananda, M. S. Anthara, I. M. P. Erawan, Putu Devi Devi Jayanti
{"title":"报告病例:四个月一次的波美拉尼亚幼犬钩虫病(钩虫病)感染","authors":"M. Ananda, M. S. Anthara, I. M. P. Erawan, Putu Devi Devi Jayanti","doi":"10.19087/imv.2022.11.4.507","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cacing tambang atau Ancylostoma spp. merupakan cacing yang banyak menyerang manusia dan hewan kesayangan seperti anjing. Parasit Ancylostoma spp. merupakan nematoda gastrointestinal yang bersifat zoonosis. Jalur utama penularan cacing tambang ini secara fecaloral oleh tanah yang terkontaminasi, penetrasi kulit, transplasenta, dan transmammaria. Tanda-tanda klinis paling umum yang ditunjukkan yaitu lemah, anemia, kehilangan bobot badan, diare, rambut kusam, dan perut buncit. Ancylostomiasis dapat mengakibatkan perut membuncit, dispnea, lesu, anoreksia, muntah, kelemahan, dan ketidaknyamanan. Hewan kasus merupakan seekor anjing betina persilangan pomeranian berumur empat bulan, berwarna coklat dengan berat badan 1,2 kg. Hewan datang dengan keluhan bagian abdomen membesar, serta mengalami muntah berbusa warna putih. Pada pemeriksaan fisik diketahui bahwa pembesaran abdomen diakibatkan oleh adanya cairan. Pada pemeriksaan feses ditemukan cacing Ancylostoma spp. dengan infestasi telur sebanyak 1000 epg (egg per gram). Anjing didiagnosis mengalami ascites akibat infeksi Ancylostoma spp. Terapi yang diberikan berupa fursultiamin HCl tablet 5 mg sekali sehari selama lima hari, kemudian vitamin B Kompleks, dan furosemide dengan dosis 3,3 mg/kgBB diberikan dua kali sehari secara oral selama lima hari. Disarankan juga pada pemilik anjing untuk melanjutkan pemberian pirantel pamoat sebanyak 0,5 tablet. Setelah lima hari perawatan anjing kasus menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yang ditunjukkan dengan anjing kasus mulai aktif beraktivitas.","PeriodicalId":13461,"journal":{"name":"Indonesia Medicus Veterinus","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Laporan Kasus: Infeksi Cacing Tambang (Ancylostomiasis) yang Menimbulkan Ascites pada Anjing Peranakan Pomeranian Umur Empat Bulan\",\"authors\":\"M. Ananda, M. S. Anthara, I. M. P. Erawan, Putu Devi Devi Jayanti\",\"doi\":\"10.19087/imv.2022.11.4.507\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Cacing tambang atau Ancylostoma spp. merupakan cacing yang banyak menyerang manusia dan hewan kesayangan seperti anjing. Parasit Ancylostoma spp. merupakan nematoda gastrointestinal yang bersifat zoonosis. Jalur utama penularan cacing tambang ini secara fecaloral oleh tanah yang terkontaminasi, penetrasi kulit, transplasenta, dan transmammaria. Tanda-tanda klinis paling umum yang ditunjukkan yaitu lemah, anemia, kehilangan bobot badan, diare, rambut kusam, dan perut buncit. Ancylostomiasis dapat mengakibatkan perut membuncit, dispnea, lesu, anoreksia, muntah, kelemahan, dan ketidaknyamanan. Hewan kasus merupakan seekor anjing betina persilangan pomeranian berumur empat bulan, berwarna coklat dengan berat badan 1,2 kg. Hewan datang dengan keluhan bagian abdomen membesar, serta mengalami muntah berbusa warna putih. Pada pemeriksaan fisik diketahui bahwa pembesaran abdomen diakibatkan oleh adanya cairan. Pada pemeriksaan feses ditemukan cacing Ancylostoma spp. dengan infestasi telur sebanyak 1000 epg (egg per gram). Anjing didiagnosis mengalami ascites akibat infeksi Ancylostoma spp. Terapi yang diberikan berupa fursultiamin HCl tablet 5 mg sekali sehari selama lima hari, kemudian vitamin B Kompleks, dan furosemide dengan dosis 3,3 mg/kgBB diberikan dua kali sehari secara oral selama lima hari. Disarankan juga pada pemilik anjing untuk melanjutkan pemberian pirantel pamoat sebanyak 0,5 tablet. Setelah lima hari perawatan anjing kasus menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yang ditunjukkan dengan anjing kasus mulai aktif beraktivitas.\",\"PeriodicalId\":13461,\"journal\":{\"name\":\"Indonesia Medicus Veterinus\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-31\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Indonesia Medicus Veterinus\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.19087/imv.2022.11.4.507\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Indonesia Medicus Veterinus","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.19087/imv.2022.11.4.507","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Laporan Kasus: Infeksi Cacing Tambang (Ancylostomiasis) yang Menimbulkan Ascites pada Anjing Peranakan Pomeranian Umur Empat Bulan
Cacing tambang atau Ancylostoma spp. merupakan cacing yang banyak menyerang manusia dan hewan kesayangan seperti anjing. Parasit Ancylostoma spp. merupakan nematoda gastrointestinal yang bersifat zoonosis. Jalur utama penularan cacing tambang ini secara fecaloral oleh tanah yang terkontaminasi, penetrasi kulit, transplasenta, dan transmammaria. Tanda-tanda klinis paling umum yang ditunjukkan yaitu lemah, anemia, kehilangan bobot badan, diare, rambut kusam, dan perut buncit. Ancylostomiasis dapat mengakibatkan perut membuncit, dispnea, lesu, anoreksia, muntah, kelemahan, dan ketidaknyamanan. Hewan kasus merupakan seekor anjing betina persilangan pomeranian berumur empat bulan, berwarna coklat dengan berat badan 1,2 kg. Hewan datang dengan keluhan bagian abdomen membesar, serta mengalami muntah berbusa warna putih. Pada pemeriksaan fisik diketahui bahwa pembesaran abdomen diakibatkan oleh adanya cairan. Pada pemeriksaan feses ditemukan cacing Ancylostoma spp. dengan infestasi telur sebanyak 1000 epg (egg per gram). Anjing didiagnosis mengalami ascites akibat infeksi Ancylostoma spp. Terapi yang diberikan berupa fursultiamin HCl tablet 5 mg sekali sehari selama lima hari, kemudian vitamin B Kompleks, dan furosemide dengan dosis 3,3 mg/kgBB diberikan dua kali sehari secara oral selama lima hari. Disarankan juga pada pemilik anjing untuk melanjutkan pemberian pirantel pamoat sebanyak 0,5 tablet. Setelah lima hari perawatan anjing kasus menunjukkan tanda-tanda kesembuhan yang ditunjukkan dengan anjing kasus mulai aktif beraktivitas.