{"title":"班库鲁社区的禁忌传统和多元文化的宗教传统","authors":"K. Khairuddin, Yovenska L. Man","doi":"10.30821/jcims.v7i1.14602","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstract: This article aims to explain the Tabot tradition and its cultural construction with the Bengkulu people as a minority group. The Tabot tradition experienced a kind of acculturation process in which two or more cultures met and made contact. Using Berry’s acculturation theory with a qualitative approach and ethnographic methods, this study resulted in a finding that the Tabut tradition resulted from a process of cultural acculturation between different religious and cultural contacts. In its journey, the Tabot is no longer a non-formal tradition but has become a local Bengkulu community organisation with the formation of the Tabot Harmony Family (KKT). The strategy chosen by KKT is to maintain its cultural and community heritage is integration. In this context, integration means maintaining the original culture and cultural contact.Keywords: Tabot, religious-cultural traditions, local Islam, acculturation Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan adat Tabut dan konstruksi budayanya dengan masyarakat Bengkulu sebagai sebuah kelompok minoritas. Adat Tabut mengalami semacam proses akulturasi di mana dua atau lebih budaya bertemu dan melakukan kontak. Menggunakan teori akulturasi Berry dengan pendekatan kualitatif dan metode etnografi, penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa Tabut adalah hasil dari proses akulturasi budaya antara kontak agama dan budaya yang berbeda. Dalam perjalanannya, Tabut bukan lagi sebuah adat tradisi non-formal, melainkan telah menjadi sebuah organisasi masyarakat lokal Bengkulu dengan terbentuknya Keluarga Kerukunan Tabut (KKT). Strategi yang dipilih KKT ialah untuk mempertahankan warisan budaya dan komunitasnya adalah integrasi. Dalam konteks ini, integrasi berarti mempertahankan budaya asli dan tetap melakukan kontak budaya.Kata Kunci: Tabot, Tradisi agama-budaya, Islam lokal, Akulturasi","PeriodicalId":52954,"journal":{"name":"Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-06-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"TABOT TRADITION AND ACCULTURATIVE RELIGIOUS TRADITION OF THE BENGKULU COMMUNITY\",\"authors\":\"K. Khairuddin, Yovenska L. Man\",\"doi\":\"10.30821/jcims.v7i1.14602\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstract: This article aims to explain the Tabot tradition and its cultural construction with the Bengkulu people as a minority group. The Tabot tradition experienced a kind of acculturation process in which two or more cultures met and made contact. Using Berry’s acculturation theory with a qualitative approach and ethnographic methods, this study resulted in a finding that the Tabut tradition resulted from a process of cultural acculturation between different religious and cultural contacts. In its journey, the Tabot is no longer a non-formal tradition but has become a local Bengkulu community organisation with the formation of the Tabot Harmony Family (KKT). The strategy chosen by KKT is to maintain its cultural and community heritage is integration. In this context, integration means maintaining the original culture and cultural contact.Keywords: Tabot, religious-cultural traditions, local Islam, acculturation Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan adat Tabut dan konstruksi budayanya dengan masyarakat Bengkulu sebagai sebuah kelompok minoritas. Adat Tabut mengalami semacam proses akulturasi di mana dua atau lebih budaya bertemu dan melakukan kontak. Menggunakan teori akulturasi Berry dengan pendekatan kualitatif dan metode etnografi, penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa Tabut adalah hasil dari proses akulturasi budaya antara kontak agama dan budaya yang berbeda. Dalam perjalanannya, Tabut bukan lagi sebuah adat tradisi non-formal, melainkan telah menjadi sebuah organisasi masyarakat lokal Bengkulu dengan terbentuknya Keluarga Kerukunan Tabut (KKT). Strategi yang dipilih KKT ialah untuk mempertahankan warisan budaya dan komunitasnya adalah integrasi. Dalam konteks ini, integrasi berarti mempertahankan budaya asli dan tetap melakukan kontak budaya.Kata Kunci: Tabot, Tradisi agama-budaya, Islam lokal, Akulturasi\",\"PeriodicalId\":52954,\"journal\":{\"name\":\"Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-06-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.30821/jcims.v7i1.14602\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Journal of Contemporary Islam and Muslim Societies","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.30821/jcims.v7i1.14602","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
摘要:本文旨在以蚌库鲁人为背景,阐释塔伯特传统及其文化建构。禁忌传统经历了一种两种或两种以上文化相遇和接触的文化适应过程。本研究运用贝瑞的文化适应理论,结合定性研究方法和民族志研究方法,发现塔布特族传统是不同宗教和文化接触的文化适应过程的产物。在它的发展历程中,Tabot不再是一种非正式的传统,而是随着Tabot和谐家庭(KKT)的形成而成为Bengkulu当地的社区组织。KKT选择的策略是保持其文化和社区遗产的整合。在这种背景下,融合意味着保持原有文化和文化联系。摘要:Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan adat Tabut dan konstruksi budayanya dengan masyarakat Bengkulu sebagai sebuah kelompok少数民族Adat Tabut mengalami semacam处理akturasi di mana dua atau lebih budaya bertemu和melakukan kontak。孟古纳坎teori akulturasi Berry dengan pendekatan kalitatif dan metetogogi, penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa Tabut adalah hasil dari proproakulturasi budaya antara kontak agama dan budaya yang berbeda。Dalam perjalanannya, Tabut bukan lagi sebuah adat tradisi non-formal, melainkan telah menjadi sebuah organisasi masyarakat local Bengkulu dengan terbentuknya Keluarga Kerukunan Tabut (KKT)。战略外交部长、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员、KKT成员。Dalam konteks ini, integrasi berarti成员pertahankan budaya,以及tetap melakukan kontak budaya。Kata Kunci: Tabot, Tradisi agama-budaya,伊斯兰本地,akturasi
TABOT TRADITION AND ACCULTURATIVE RELIGIOUS TRADITION OF THE BENGKULU COMMUNITY
Abstract: This article aims to explain the Tabot tradition and its cultural construction with the Bengkulu people as a minority group. The Tabot tradition experienced a kind of acculturation process in which two or more cultures met and made contact. Using Berry’s acculturation theory with a qualitative approach and ethnographic methods, this study resulted in a finding that the Tabut tradition resulted from a process of cultural acculturation between different religious and cultural contacts. In its journey, the Tabot is no longer a non-formal tradition but has become a local Bengkulu community organisation with the formation of the Tabot Harmony Family (KKT). The strategy chosen by KKT is to maintain its cultural and community heritage is integration. In this context, integration means maintaining the original culture and cultural contact.Keywords: Tabot, religious-cultural traditions, local Islam, acculturation Abstrak: Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan adat Tabut dan konstruksi budayanya dengan masyarakat Bengkulu sebagai sebuah kelompok minoritas. Adat Tabut mengalami semacam proses akulturasi di mana dua atau lebih budaya bertemu dan melakukan kontak. Menggunakan teori akulturasi Berry dengan pendekatan kualitatif dan metode etnografi, penelitian ini menghasilkan sebuah temuan bahwa Tabut adalah hasil dari proses akulturasi budaya antara kontak agama dan budaya yang berbeda. Dalam perjalanannya, Tabut bukan lagi sebuah adat tradisi non-formal, melainkan telah menjadi sebuah organisasi masyarakat lokal Bengkulu dengan terbentuknya Keluarga Kerukunan Tabut (KKT). Strategi yang dipilih KKT ialah untuk mempertahankan warisan budaya dan komunitasnya adalah integrasi. Dalam konteks ini, integrasi berarti mempertahankan budaya asli dan tetap melakukan kontak budaya.Kata Kunci: Tabot, Tradisi agama-budaya, Islam lokal, Akulturasi