{"title":"曼达拉卡特有更多的芬诺门","authors":"M. Latif, Muh. Ilham Usman","doi":"10.18592/khazanah.v19i2.4975","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper presents the results of research on the phenomenon of the pilgrimage to the graves of wali’s in the Mandarese community of the South Sulawesi. This study used a descriptive qualitative method to describe the behavior of pilgrimage to the graves of the wali’s by the Mandarese community by observing the graves of Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin and Imam Lapeo. Data were collected using interview and observation methods, as well as conducting a Focus Group Discussion (FGD) in Majene. The research was conducted from March to October 2020. The results of the study found that the Mandarese society always made pilgrimages to the tomb of Syekh Abdul Mannan (as the first propagator of Islam in the Banggae area), the tomb of Syekh Abdurrahim Kamaluddin (as the first spreader of Islam in the Binuang-Tinambung area), and the tomb of Imam Lapeo (Mandarese Islamic preacher who is believed to have karamah) because the Mandarnese society made the tomb as religious tourism, the grave as a place where prayers are answered, a place to receive blessings, and also as a place to study Islamic history in the Mandarnese region.Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang fenomena ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2020. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masyarakat Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Binuang-Tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, tempat mustajab berdoa, tempat mendapat berkah, dan juga sebagai tempat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar. ","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-29","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"FENOMENA ZIARAH MAKAM WALI DALAM MASYARAKAT MANDAR\",\"authors\":\"M. Latif, Muh. Ilham Usman\",\"doi\":\"10.18592/khazanah.v19i2.4975\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This paper presents the results of research on the phenomenon of the pilgrimage to the graves of wali’s in the Mandarese community of the South Sulawesi. This study used a descriptive qualitative method to describe the behavior of pilgrimage to the graves of the wali’s by the Mandarese community by observing the graves of Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin and Imam Lapeo. Data were collected using interview and observation methods, as well as conducting a Focus Group Discussion (FGD) in Majene. The research was conducted from March to October 2020. The results of the study found that the Mandarese society always made pilgrimages to the tomb of Syekh Abdul Mannan (as the first propagator of Islam in the Banggae area), the tomb of Syekh Abdurrahim Kamaluddin (as the first spreader of Islam in the Binuang-Tinambung area), and the tomb of Imam Lapeo (Mandarese Islamic preacher who is believed to have karamah) because the Mandarnese society made the tomb as religious tourism, the grave as a place where prayers are answered, a place to receive blessings, and also as a place to study Islamic history in the Mandarnese region.Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang fenomena ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2020. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masyarakat Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Binuang-Tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, tempat mustajab berdoa, tempat mendapat berkah, dan juga sebagai tempat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar. \",\"PeriodicalId\":33033,\"journal\":{\"name\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-29\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18592/khazanah.v19i2.4975\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/khazanah.v19i2.4975","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3
摘要
本文介绍了对南苏拉威西省曼达雷斯族瓦里人墓地朝圣现象的研究结果。本研究采用描述性定性方法,通过观察Syekh Abdul Mannan、Syekh Abdurrahim Kamaluddin和Imam Lapeo的坟墓,来描述Mandarese社区对wali坟墓的朝圣行为。通过访谈和观察方法收集数据,并在马杰内进行焦点小组讨论(FGD)。该研究于2020年3月至10月进行。研究结果发现,Mandarese社会总是去朝圣的坟墓Syekh Abdul甘露聚糖(如第一Banggae地区伊斯兰教的传播算子),Syekh凯的坟墓Kamaluddin(伊斯兰教的第一个撒布机Binuang-Tinambung区域),和伊玛目的坟墓Lapeo (Mandarese伊斯兰传教士被认为karamah)因为Mandarnese社会宗教旅游的坟墓,坟墓的地方祈祷回答说,是一个接受祝福的地方,也是一个在国语地区研究伊斯兰历史的地方。Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang现象ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar。Penelitian ini menggunakan meitalitalitalsikan peraku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam sheikh Abdul Mannan, sheikh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo。数据dikumpulkan dengan方法wawancara, dan observasi, serta melaksanakan焦点小组讨论(FGD) dimajene。Penelitian dilakukan mulai dari market 2020年10月5日。Hasil penelitian mendapatkan bahwa Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah binang - tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, temat mustajab berdoa, temat mendapat berkah, temat mendapat berkah, temat mendapat berkah,dan juga sebagai temat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar。
FENOMENA ZIARAH MAKAM WALI DALAM MASYARAKAT MANDAR
This paper presents the results of research on the phenomenon of the pilgrimage to the graves of wali’s in the Mandarese community of the South Sulawesi. This study used a descriptive qualitative method to describe the behavior of pilgrimage to the graves of the wali’s by the Mandarese community by observing the graves of Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin and Imam Lapeo. Data were collected using interview and observation methods, as well as conducting a Focus Group Discussion (FGD) in Majene. The research was conducted from March to October 2020. The results of the study found that the Mandarese society always made pilgrimages to the tomb of Syekh Abdul Mannan (as the first propagator of Islam in the Banggae area), the tomb of Syekh Abdurrahim Kamaluddin (as the first spreader of Islam in the Binuang-Tinambung area), and the tomb of Imam Lapeo (Mandarese Islamic preacher who is believed to have karamah) because the Mandarnese society made the tomb as religious tourism, the grave as a place where prayers are answered, a place to receive blessings, and also as a place to study Islamic history in the Mandarnese region.Artikel ini menyajikan hasil penelitian tentang fenomena ziarah makam wali dalam masyarakat Mandar. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk mendeskripsikan perilaku ziarah ke makam wali oleh masyarakat Mandar dengan mengamati makam Syekh Abdul Mannan, Syekh Abdurrahim Kamaluddin dan Imam Lapeo. Data dikumpulkan dengan metode wawancara, dan observasi, serta melaksanakan Focus Group Discussion (FGD) di Majene. Penelitian dilakukan mulai dari Maret s/d Oktober 2020. Hasil penelitian mendapatkan bahwa masyarakat Mandar senantiasa melakukan ziarah ke makam Syekh Abdul Mannan (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Banggae), makam Syekh Abdurrahim Kamaluddin (sebagai penyebar Islam pertama kali di daerah Binuang-Tinambung), dan makam Imam Lapeo (Pendakwah Islam Mandar yang dipercaya mempunyai karamah) disebabkan masyarakat Mandar menjadikan makam sebagai wisata religi, tempat mustajab berdoa, tempat mendapat berkah, dan juga sebagai tempat belajar sejarah Islam di wilayah Mandar.