{"title":"Kritik dalam Ungkapan Bahasa Jawa:Kajian Semantik Kognitif(爪哇习语批评:认知语义分析)","authors":"Tri Wahyuni","doi":"10.36567/jalabahasa.v16i1.453","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Indonesia sangat kaya akan ragam budaya dan bahasa. Keanekaragaman tersebut terejawantah dalam ungkapan-ungkapan khas, seperti pantun atau peribahasa, yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat penuturnya. Budaya Jawa merupakan salah satu budaya besar yang bertahan hingga kini. Tulisan ini mengetengahkan kritik dalam ungkapan Jawa melalui kajian semantik kognitif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa yang mengandung makna kritikan dan menguraikan makna filosofi dalam ungkapan-ungkapan tersebut. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan ancangan semantik kognitif. Metode yang digunakan adalah simak, agih, padan, dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan teknik sadap dan perluas. Dari hasil analisis, terdapat 24 ungkapan bahasa Jawa yang mengandung kritik dan memunculkan makna personifikasi, yakni perpaduan konsep yang sama antara sifat binatang atau tokoh manusia dan sikap serta perilaku manusia. Kritik yang terdapat dalam ungkapan-ungkapan Jawa tersebut digunakan sebagai media kontrol sosial. Indonesia is very rich in diversity of cultures and languages. Those diversity is manifested in specific expressions, such as poems or proverbs, that reflect the local wisdom of the speaker community. Javanese culture known as a great culture that survives until today. This paper explores criticism in Javanese expressions in a form of cognitive semantic study. The aim of this paper is describing Javanese expressions that contain critical meanings and describing philosophical meanings in those expressions. This qualitative descriptive study used cognitive semantic design. The methods used were simak, agih, padan, and in-depth interview with tapping and expanding techniques. The analysis founded 24 Javanese expressions that contain criticism and give rise to the personification meaning, namely the combination of the same concepts between the nature of animals or human figures with human attitudes and behavior. Criticism in those Javanese idioms are used as a form of social control.","PeriodicalId":49022,"journal":{"name":"Jala","volume":"16 1","pages":"97-113"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-05-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Kritik dalam Ungkapan Bahasa Jawa: Kajian Semantik Kognitif (Criticism in Javanese Idioms: Cognitive Semantic Analysis)\",\"authors\":\"Tri Wahyuni\",\"doi\":\"10.36567/jalabahasa.v16i1.453\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Indonesia sangat kaya akan ragam budaya dan bahasa. Keanekaragaman tersebut terejawantah dalam ungkapan-ungkapan khas, seperti pantun atau peribahasa, yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat penuturnya. Budaya Jawa merupakan salah satu budaya besar yang bertahan hingga kini. Tulisan ini mengetengahkan kritik dalam ungkapan Jawa melalui kajian semantik kognitif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa yang mengandung makna kritikan dan menguraikan makna filosofi dalam ungkapan-ungkapan tersebut. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan ancangan semantik kognitif. Metode yang digunakan adalah simak, agih, padan, dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan teknik sadap dan perluas. Dari hasil analisis, terdapat 24 ungkapan bahasa Jawa yang mengandung kritik dan memunculkan makna personifikasi, yakni perpaduan konsep yang sama antara sifat binatang atau tokoh manusia dan sikap serta perilaku manusia. Kritik yang terdapat dalam ungkapan-ungkapan Jawa tersebut digunakan sebagai media kontrol sosial. Indonesia is very rich in diversity of cultures and languages. Those diversity is manifested in specific expressions, such as poems or proverbs, that reflect the local wisdom of the speaker community. Javanese culture known as a great culture that survives until today. This paper explores criticism in Javanese expressions in a form of cognitive semantic study. The aim of this paper is describing Javanese expressions that contain critical meanings and describing philosophical meanings in those expressions. This qualitative descriptive study used cognitive semantic design. The methods used were simak, agih, padan, and in-depth interview with tapping and expanding techniques. The analysis founded 24 Javanese expressions that contain criticism and give rise to the personification meaning, namely the combination of the same concepts between the nature of animals or human figures with human attitudes and behavior. Criticism in those Javanese idioms are used as a form of social control.\",\"PeriodicalId\":49022,\"journal\":{\"name\":\"Jala\",\"volume\":\"16 1\",\"pages\":\"97-113\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-05-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jala\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36567/jalabahasa.v16i1.453\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"Q\",\"JCRName\":\"Health Professions\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jala","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36567/jalabahasa.v16i1.453","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q","JCRName":"Health Professions","Score":null,"Total":0}
Kritik dalam Ungkapan Bahasa Jawa: Kajian Semantik Kognitif (Criticism in Javanese Idioms: Cognitive Semantic Analysis)
Indonesia sangat kaya akan ragam budaya dan bahasa. Keanekaragaman tersebut terejawantah dalam ungkapan-ungkapan khas, seperti pantun atau peribahasa, yang mencerminkan kearifan lokal masyarakat penuturnya. Budaya Jawa merupakan salah satu budaya besar yang bertahan hingga kini. Tulisan ini mengetengahkan kritik dalam ungkapan Jawa melalui kajian semantik kognitif yang bertujuan untuk mendeskripsikan ungkapan-ungkapan bahasa Jawa yang mengandung makna kritikan dan menguraikan makna filosofi dalam ungkapan-ungkapan tersebut. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan ancangan semantik kognitif. Metode yang digunakan adalah simak, agih, padan, dan wawancara mendalam (in-depth interview) dengan teknik sadap dan perluas. Dari hasil analisis, terdapat 24 ungkapan bahasa Jawa yang mengandung kritik dan memunculkan makna personifikasi, yakni perpaduan konsep yang sama antara sifat binatang atau tokoh manusia dan sikap serta perilaku manusia. Kritik yang terdapat dalam ungkapan-ungkapan Jawa tersebut digunakan sebagai media kontrol sosial. Indonesia is very rich in diversity of cultures and languages. Those diversity is manifested in specific expressions, such as poems or proverbs, that reflect the local wisdom of the speaker community. Javanese culture known as a great culture that survives until today. This paper explores criticism in Javanese expressions in a form of cognitive semantic study. The aim of this paper is describing Javanese expressions that contain critical meanings and describing philosophical meanings in those expressions. This qualitative descriptive study used cognitive semantic design. The methods used were simak, agih, padan, and in-depth interview with tapping and expanding techniques. The analysis founded 24 Javanese expressions that contain criticism and give rise to the personification meaning, namely the combination of the same concepts between the nature of animals or human figures with human attitudes and behavior. Criticism in those Javanese idioms are used as a form of social control.