整个东爪哇城市环境的苏菲疗愈商品化

El Harakah Pub Date : 2020-11-05 DOI:10.18860/eh.v22i2.10021
M. Huda
{"title":"整个东爪哇城市环境的苏菲疗愈商品化","authors":"M. Huda","doi":"10.18860/eh.v22i2.10021","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article examines the shifting of the functions and motives of Sufi healing from the pesantren tradition, in which the main actor is the healer kiai who prioritizes community service and healing as part of the da’wah, changing to capital motives in conducting healing traditions in Islam. The research process used participatory observation method in clinical settings to examine Sufi healing practices and interview therapists and patients who use Sufi healing services, as well as comparative-historical methods in studying the ontology and epistemology of healing. The findings of this study include: first, Sufi healing contains elements of bayani, irfani, and finally bil kasbi. Yet, in practice it takes the irfani as the most common method, especially through the method of prayer, zikr, and prayer. Second, the integration built by Islamic therapists is done by combining medical method in the area of marketing share and psycho-sufism to build patient confidence. Third, this role is more than Sufi healing prioritizing the practice of religious capitalization, namely identifying medical treatment clinics in the form of Sufi healing for economic purposes. Artikel ini mengkaji pergeseran fungsi dan motif penyembuhan sufi dari tradisi pesantren yang aktor utamanya kiai tabib yang mengutamakan pengabdian kepada kesehatan dan penyembuhan masyarakat sebagai bagian dari dakwah, berubah ke motif kapital tradisi penyembuhan dalam Islam. Dalam proses penelitian menggunakan metode observasi partisipatif ke tempat klinik yang membuka praktek penyembuhan sufi dan mewawancarai terapis dan pasien 288 Sufi Healing Commodification Throughout East Java Urban Environments el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 yang menggunakan jasa penyembuhan sufi, serta menggunakan metode historis komparatif dalam menelaah ontologi dan epistemologi penyembuhan. Adapun temuan penelitian ini antara lain pertama, penyembuhan sufi memuat unsur bayani, irfani, dan terakhir bil kasbi. Namun dalam prakteknya cara irfani menjadi metode yang paling umum dilakukan, khususnya melalui metode do’a, zikir, dan salat. Kedua, integrasi yang dibangun para terapis islami adalah dengan cara memadukan antara cara medis pada wilayah pemasaran dan psiko sufistik untuk membangun keyakinan para pasien. Ketiga, peran ini lebih dari sufi healing yang mengutamakan praktik kapitalisasi agama, yakni mengidentifikasi klinik jasa pengobatan dalam bentuk penyembuhan sufi demi tujuan ekonomis.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-11-05","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"SUFI HEALING COMMODIFICATION THROUGHOUT EAST JAVA URBAN ENVIRONMENTS\",\"authors\":\"M. Huda\",\"doi\":\"10.18860/eh.v22i2.10021\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article examines the shifting of the functions and motives of Sufi healing from the pesantren tradition, in which the main actor is the healer kiai who prioritizes community service and healing as part of the da’wah, changing to capital motives in conducting healing traditions in Islam. The research process used participatory observation method in clinical settings to examine Sufi healing practices and interview therapists and patients who use Sufi healing services, as well as comparative-historical methods in studying the ontology and epistemology of healing. The findings of this study include: first, Sufi healing contains elements of bayani, irfani, and finally bil kasbi. Yet, in practice it takes the irfani as the most common method, especially through the method of prayer, zikr, and prayer. Second, the integration built by Islamic therapists is done by combining medical method in the area of marketing share and psycho-sufism to build patient confidence. Third, this role is more than Sufi healing prioritizing the practice of religious capitalization, namely identifying medical treatment clinics in the form of Sufi healing for economic purposes. Artikel ini mengkaji pergeseran fungsi dan motif penyembuhan sufi dari tradisi pesantren yang aktor utamanya kiai tabib yang mengutamakan pengabdian kepada kesehatan dan penyembuhan masyarakat sebagai bagian dari dakwah, berubah ke motif kapital tradisi penyembuhan dalam Islam. Dalam proses penelitian menggunakan metode observasi partisipatif ke tempat klinik yang membuka praktek penyembuhan sufi dan mewawancarai terapis dan pasien 288 Sufi Healing Commodification Throughout East Java Urban Environments el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 yang menggunakan jasa penyembuhan sufi, serta menggunakan metode historis komparatif dalam menelaah ontologi dan epistemologi penyembuhan. Adapun temuan penelitian ini antara lain pertama, penyembuhan sufi memuat unsur bayani, irfani, dan terakhir bil kasbi. Namun dalam prakteknya cara irfani menjadi metode yang paling umum dilakukan, khususnya melalui metode do’a, zikir, dan salat. Kedua, integrasi yang dibangun para terapis islami adalah dengan cara memadukan antara cara medis pada wilayah pemasaran dan psiko sufistik untuk membangun keyakinan para pasien. Ketiga, peran ini lebih dari sufi healing yang mengutamakan praktik kapitalisasi agama, yakni mengidentifikasi klinik jasa pengobatan dalam bentuk penyembuhan sufi demi tujuan ekonomis.\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-11-05\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.10021\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/eh.v22i2.10021","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

本文探讨了苏菲疗愈的功能和动机从佩森特伦传统的转变,其中主要角色是治疗师基艾,他将社区服务和疗愈作为da'wah的一部分,在伊斯兰教中进行疗愈传统时转变为资本动机。研究过程使用了临床环境中的参与式观察方法来检查苏菲治疗实践,采访使用苏菲治疗服务的治疗师和患者,以及研究治疗本体论和认识论的比较历史方法。这项研究的发现包括:首先,苏菲的治疗包含巴亚尼、伊尔法尼和比尔卡斯比的元素。然而,在实践中,它将irfani作为最常见的方法,尤其是通过祈祷、zikr和祈祷的方法。其次,伊斯兰治疗师建立的整合是通过结合市场份额和心理治疗领域的医疗方法来建立患者的信心。第三,这种作用不仅仅是苏菲疗愈优先考虑宗教资本化的做法,即为经济目的确定苏菲疗愈形式的医疗诊所。本文探讨了羊毛愈合的功能和动机从几个世纪以来的传统转变为伊斯兰教愈合传统的资本动机。几个世纪以来,羊毛愈合的主要参与者是外科医生,他更喜欢为公共卫生和治疗服务。在一项使用参与式观察方法对开放羊毛愈合实践和治疗访谈的临床场所和患者进行的研究过程中,在整个东爪哇城市环境中,el Harakah Vol.22 No.2 Year 2020 el Haraka Vol.22 No.2 Year使用羊毛愈合服务,-并运用比较历史的方法研究本体论和疗愈认识论。就这项研究而言,首先,羊毛愈合包含了婴儿、孤儿和最后一张出纳账单的元素。但在实践中,irphane法成为最常见的方法,尤其是通过do'a、zikir和沙拉法。其次,伊斯兰治疗师发展的整合是通过将市场上的医疗方式和建立患者信仰的心理满足方式联系起来。第三,这种作用不仅仅是一种治疗羊毛,它更喜欢宗教资本化的做法,即为经济目的确定羊毛治疗形式的诊所。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
SUFI HEALING COMMODIFICATION THROUGHOUT EAST JAVA URBAN ENVIRONMENTS
This article examines the shifting of the functions and motives of Sufi healing from the pesantren tradition, in which the main actor is the healer kiai who prioritizes community service and healing as part of the da’wah, changing to capital motives in conducting healing traditions in Islam. The research process used participatory observation method in clinical settings to examine Sufi healing practices and interview therapists and patients who use Sufi healing services, as well as comparative-historical methods in studying the ontology and epistemology of healing. The findings of this study include: first, Sufi healing contains elements of bayani, irfani, and finally bil kasbi. Yet, in practice it takes the irfani as the most common method, especially through the method of prayer, zikr, and prayer. Second, the integration built by Islamic therapists is done by combining medical method in the area of marketing share and psycho-sufism to build patient confidence. Third, this role is more than Sufi healing prioritizing the practice of religious capitalization, namely identifying medical treatment clinics in the form of Sufi healing for economic purposes. Artikel ini mengkaji pergeseran fungsi dan motif penyembuhan sufi dari tradisi pesantren yang aktor utamanya kiai tabib yang mengutamakan pengabdian kepada kesehatan dan penyembuhan masyarakat sebagai bagian dari dakwah, berubah ke motif kapital tradisi penyembuhan dalam Islam. Dalam proses penelitian menggunakan metode observasi partisipatif ke tempat klinik yang membuka praktek penyembuhan sufi dan mewawancarai terapis dan pasien 288 Sufi Healing Commodification Throughout East Java Urban Environments el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 el Harakah Vol. 22 No. 2 Tahun 2020 yang menggunakan jasa penyembuhan sufi, serta menggunakan metode historis komparatif dalam menelaah ontologi dan epistemologi penyembuhan. Adapun temuan penelitian ini antara lain pertama, penyembuhan sufi memuat unsur bayani, irfani, dan terakhir bil kasbi. Namun dalam prakteknya cara irfani menjadi metode yang paling umum dilakukan, khususnya melalui metode do’a, zikir, dan salat. Kedua, integrasi yang dibangun para terapis islami adalah dengan cara memadukan antara cara medis pada wilayah pemasaran dan psiko sufistik untuk membangun keyakinan para pasien. Ketiga, peran ini lebih dari sufi healing yang mengutamakan praktik kapitalisasi agama, yakni mengidentifikasi klinik jasa pengobatan dalam bentuk penyembuhan sufi demi tujuan ekonomis.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
9
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
الائتلاف والاختلاف في الأمثال العربية واليوربوية: دراسة مقارنAL-I’TILAF WA AL-IKHTILAF FI AL-AMTSAL AL-ARABIYAH WA AL-YORUBIYYAH: DIRASAH MUQARANAH THE ISLAMIC DIALEKTICS AND LOCAL CULTURE IN THE PETAWAREN TRADITION IN GAYO COMMUNITY SUFI HEALING COMMODIFICATION THROUGHOUT EAST JAVA URBAN ENVIRONMENTS THE CULTURED ISLAM: THE BOUNDARY OF ISLAMIC IDENTITY BETWEEN THE MINANGKABAU AND MANDAILING ETHNICS PAMALI CULTURE OF POLEWALI COMMUNITY IN WEST SULAWESI AND APPRECIATION OF ISLAMIC JURISPRUDENCE
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1