Rika Harini, Dewi Nurul Aulia, Erdeana Candra Ningrum, Kurnun Hanifah, Lailani Fitria, T. Dewanti
{"title":"地方农业、问题及联村农业管理的战略指导","authors":"Rika Harini, Dewi Nurul Aulia, Erdeana Candra Ningrum, Kurnun Hanifah, Lailani Fitria, T. Dewanti","doi":"10.22146/mgi.32310","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Abstrak Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan perekonomian di Kabupaten Wonosobo, terutama di Desa Sembungan. Aktivitas pertanian di Desa Sembungan masih didasari dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses penanaman, pengolahan ladang, sampai dengan panen. Permasalahan yang kemudian muncul adalah tidak semua kearifan lokal sesuai dengan nilai-nilai lingkungan yang harus dipenuhi untuk mengurangi dampak negatif pertanian. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal pertanian di Desa Sembungan meliputi tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, dan selokan dalam. Namun dalam prakteknya beberapa kearifan lokal tidak sesuai dengan nilai-nilai lingkungan. Perubahan dari aspek teknis, juga edukasi dan pelatihan kepada petani dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan kearifan lokal dengan nilai-nilai lingkungan untuk dapat mencapai pertanian ramah lingkungan. Abstract Agriculture is the main economy sector in Wonosobo District, especially in Sembungan Village. Agriculture activities such as planting, land cultivation, and harvesting in Sembungan Village are still done based on local wisdom. The problem is not all local wisdom meet the environmental values which should be fulfilled to reduce the negative effects of agriculture. The research is conducted by qualitative method with in-depth interview, focus group discussion, and field observation. The results show that the agriculture local wisdom in Sembungan Village take form as tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, and selokan dalam. However, in practice, some of local wisdom do not meet the environmental values. Changes from technical aspect, also education and training for the farmers are needed to adjust the existing local wisdom to environmental values in order to achieve the environmental friendly-agriculture","PeriodicalId":55710,"journal":{"name":"Majalah Geografi Indonesia","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-09-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Kearifan Lokal Pertanian, Permasalahan, dan Arahan Strategi dalam Pengelolaan Pertanian di Desa Sembungan\",\"authors\":\"Rika Harini, Dewi Nurul Aulia, Erdeana Candra Ningrum, Kurnun Hanifah, Lailani Fitria, T. Dewanti\",\"doi\":\"10.22146/mgi.32310\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Abstrak Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan perekonomian di Kabupaten Wonosobo, terutama di Desa Sembungan. Aktivitas pertanian di Desa Sembungan masih didasari dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses penanaman, pengolahan ladang, sampai dengan panen. Permasalahan yang kemudian muncul adalah tidak semua kearifan lokal sesuai dengan nilai-nilai lingkungan yang harus dipenuhi untuk mengurangi dampak negatif pertanian. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal pertanian di Desa Sembungan meliputi tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, dan selokan dalam. Namun dalam prakteknya beberapa kearifan lokal tidak sesuai dengan nilai-nilai lingkungan. Perubahan dari aspek teknis, juga edukasi dan pelatihan kepada petani dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan kearifan lokal dengan nilai-nilai lingkungan untuk dapat mencapai pertanian ramah lingkungan. Abstract Agriculture is the main economy sector in Wonosobo District, especially in Sembungan Village. Agriculture activities such as planting, land cultivation, and harvesting in Sembungan Village are still done based on local wisdom. The problem is not all local wisdom meet the environmental values which should be fulfilled to reduce the negative effects of agriculture. The research is conducted by qualitative method with in-depth interview, focus group discussion, and field observation. The results show that the agriculture local wisdom in Sembungan Village take form as tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, and selokan dalam. However, in practice, some of local wisdom do not meet the environmental values. Changes from technical aspect, also education and training for the farmers are needed to adjust the existing local wisdom to environmental values in order to achieve the environmental friendly-agriculture\",\"PeriodicalId\":55710,\"journal\":{\"name\":\"Majalah Geografi Indonesia\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-09-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Majalah Geografi Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.22146/mgi.32310\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Majalah Geografi Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.22146/mgi.32310","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Kearifan Lokal Pertanian, Permasalahan, dan Arahan Strategi dalam Pengelolaan Pertanian di Desa Sembungan
Abstrak Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan perekonomian di Kabupaten Wonosobo, terutama di Desa Sembungan. Aktivitas pertanian di Desa Sembungan masih didasari dengan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses penanaman, pengolahan ladang, sampai dengan panen. Permasalahan yang kemudian muncul adalah tidak semua kearifan lokal sesuai dengan nilai-nilai lingkungan yang harus dipenuhi untuk mengurangi dampak negatif pertanian. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif, pengambilan data dilakukan dengan wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah, dan observasi lapangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kearifan lokal pertanian di Desa Sembungan meliputi tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, dan selokan dalam. Namun dalam prakteknya beberapa kearifan lokal tidak sesuai dengan nilai-nilai lingkungan. Perubahan dari aspek teknis, juga edukasi dan pelatihan kepada petani dibutuhkan untuk dapat menyesuaikan kearifan lokal dengan nilai-nilai lingkungan untuk dapat mencapai pertanian ramah lingkungan. Abstract Agriculture is the main economy sector in Wonosobo District, especially in Sembungan Village. Agriculture activities such as planting, land cultivation, and harvesting in Sembungan Village are still done based on local wisdom. The problem is not all local wisdom meet the environmental values which should be fulfilled to reduce the negative effects of agriculture. The research is conducted by qualitative method with in-depth interview, focus group discussion, and field observation. The results show that the agriculture local wisdom in Sembungan Village take form as tumpang sari, gotong royong, nyabuk gunung, and selokan dalam. However, in practice, some of local wisdom do not meet the environmental values. Changes from technical aspect, also education and training for the farmers are needed to adjust the existing local wisdom to environmental values in order to achieve the environmental friendly-agriculture