{"title":"伊斯兰、幽默与批判:《权利与新词世界》中的班贾","authors":"M. Mujiburrahman","doi":"10.18592/khazanah.v20i1.6370","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Artikel ini bertujuan mengkaji kumpulan cerita pendek si Palui dalam bahasa Banjar yang terbit teratur di Banjarmasin Post. Kumpulan cerita Palui karya Yustan Azidin (1933-1995) berjudul Si Palui Raja Pandusta digali dan dianalisis dari sudut pandang glokalisasi atau pribumisasi Islam, yakni bagaimana berbagai nilai dan praktik Islam yang universal dan global diserap dan diapropriasi oleh budaya lokal Banjar. Artikel ini juga mencoba menggali berbagai pesan dan kritik yang terkandung di dalam cerita-cerita itu dilihat dalam konteks sosio-politik masa Orde Baru. Dalam kajian ini ditemukan bahwa cerita-cerita itu dengan fasih menghadirkan bagaimana orang-orang Banjar menginternalisasi nilai-nilai Islam melalui kerangka budaya mereka sendiri dalam berbagai bentuk pertemuan dan ritual keagamaan, termasuk pandangan mereka terhadap perempuan dan poligami; bagaimana mereka merespon ideologi pembangunan pemerintah; dan bagaimana mereka memandang orang Jawa sebagai suku terbesar di Indonesia. Cerita-cerita itu juga berhasil menghadirkan humor, kebijaksanaan dan kritik terhadap masyarakat Banjar dan/atau pemerintah Orde Baru. The purpose of the article is to study a collection of short stories of si Palui in Banjarese language that was regularly published in Banjarmasin Post. The collection of the short stories written by Yustan Azidin (1933-1995) entitled Si Palui Raja Pandusta is explored and analyzed in terms of glocalization or indigenization of Islam, that is, how the universal and global Islamic values and practices are absorbed and appropriated in the Banjarese local culture. The article also explores the messages and criticisms contained in the short stories within the socio-political context of the New Order period. This study finds that these short stories eloquently represent how the Banjarese people internalize Islamic values through the framework of their own culture in various forms of religious gatherings and rituals, including their views of woman and polygamy; how they respond to the government’s ideology of development; and how they look at the Javanese, the biggest ethnic group in Indonesia. The stories successfully present humor, wisdom and criticisms of the Banjarese society and/or the government of the New Order.","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-07-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"ISLAM, HUMOR, DAN KRITIK: BUDAYA BANJAR DALAM KUMPULAN CERITA SI PALUI MASA ORDE BARU\",\"authors\":\"M. Mujiburrahman\",\"doi\":\"10.18592/khazanah.v20i1.6370\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" Artikel ini bertujuan mengkaji kumpulan cerita pendek si Palui dalam bahasa Banjar yang terbit teratur di Banjarmasin Post. Kumpulan cerita Palui karya Yustan Azidin (1933-1995) berjudul Si Palui Raja Pandusta digali dan dianalisis dari sudut pandang glokalisasi atau pribumisasi Islam, yakni bagaimana berbagai nilai dan praktik Islam yang universal dan global diserap dan diapropriasi oleh budaya lokal Banjar. Artikel ini juga mencoba menggali berbagai pesan dan kritik yang terkandung di dalam cerita-cerita itu dilihat dalam konteks sosio-politik masa Orde Baru. Dalam kajian ini ditemukan bahwa cerita-cerita itu dengan fasih menghadirkan bagaimana orang-orang Banjar menginternalisasi nilai-nilai Islam melalui kerangka budaya mereka sendiri dalam berbagai bentuk pertemuan dan ritual keagamaan, termasuk pandangan mereka terhadap perempuan dan poligami; bagaimana mereka merespon ideologi pembangunan pemerintah; dan bagaimana mereka memandang orang Jawa sebagai suku terbesar di Indonesia. Cerita-cerita itu juga berhasil menghadirkan humor, kebijaksanaan dan kritik terhadap masyarakat Banjar dan/atau pemerintah Orde Baru. The purpose of the article is to study a collection of short stories of si Palui in Banjarese language that was regularly published in Banjarmasin Post. The collection of the short stories written by Yustan Azidin (1933-1995) entitled Si Palui Raja Pandusta is explored and analyzed in terms of glocalization or indigenization of Islam, that is, how the universal and global Islamic values and practices are absorbed and appropriated in the Banjarese local culture. The article also explores the messages and criticisms contained in the short stories within the socio-political context of the New Order period. This study finds that these short stories eloquently represent how the Banjarese people internalize Islamic values through the framework of their own culture in various forms of religious gatherings and rituals, including their views of woman and polygamy; how they respond to the government’s ideology of development; and how they look at the Javanese, the biggest ethnic group in Indonesia. The stories successfully present humor, wisdom and criticisms of the Banjarese society and/or the government of the New Order.\",\"PeriodicalId\":33033,\"journal\":{\"name\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-07-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18592/khazanah.v20i1.6370\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/khazanah.v20i1.6370","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
本文旨在研究巴鲁短篇小说群在班珠尔辛波斯特的班珠尔语中的表现。Yustan Azidin(1933-1995)的《虚假的巴鲁之王》故事组是从伊斯兰教私有化的角度挖掘和分析的,即普遍和全球性的伊斯兰教的各种价值观和实践是如何被班珠尔的地方文化所吸收和拥有的。本文还试图挖掘在新秩序的社会政治背景下,这些故事所包含的各种信息和批评。在这项研究中发现,这些故事清楚地说明了班珠尔人如何通过他们自己的文化框架,在各种形式的会议和宗教仪式中解释伊斯兰教的价值观,包括他们对妇女和一夫多妻制的看法;他们如何回应政府建设意识形态;以及他们如何将爪哇视为印尼最大的部落。这些故事也引发了对班珠尔和/或新秩序政府的幽默、智慧和批评。[UNK]本文的目的是研究巴尼亚雷斯语的西帕鲁短篇小说集,该集定期发表在《巴尼亚雷斯邮报》上。Yustan Azidin(1933-1995)的短篇小说集《Si Palui Raja Pandusta》从伊斯兰教的全球化或本土化的角度进行了探索和分析,即普遍和全球性的伊斯兰价值观和实践如何在班贾雷斯当地文化中被吸收和挪用。文章还探讨了新秩序时期社会政治背景下短篇小说所包含的信息和批评。这项研究发现,这些短篇小说雄辩地代表了班贾雷斯人如何通过自己的文化框架,在各种形式的宗教集会和仪式中内化伊斯兰价值观,包括他们对妇女和一夫多妻制的看法他们如何回应政府的发展意识形态;以及他们如何看待印尼最大的民族爪哇人。这些故事成功地展现了班贾雷斯社会和/或新秩序政府的幽默、智慧和批评。
ISLAM, HUMOR, DAN KRITIK: BUDAYA BANJAR DALAM KUMPULAN CERITA SI PALUI MASA ORDE BARU
Artikel ini bertujuan mengkaji kumpulan cerita pendek si Palui dalam bahasa Banjar yang terbit teratur di Banjarmasin Post. Kumpulan cerita Palui karya Yustan Azidin (1933-1995) berjudul Si Palui Raja Pandusta digali dan dianalisis dari sudut pandang glokalisasi atau pribumisasi Islam, yakni bagaimana berbagai nilai dan praktik Islam yang universal dan global diserap dan diapropriasi oleh budaya lokal Banjar. Artikel ini juga mencoba menggali berbagai pesan dan kritik yang terkandung di dalam cerita-cerita itu dilihat dalam konteks sosio-politik masa Orde Baru. Dalam kajian ini ditemukan bahwa cerita-cerita itu dengan fasih menghadirkan bagaimana orang-orang Banjar menginternalisasi nilai-nilai Islam melalui kerangka budaya mereka sendiri dalam berbagai bentuk pertemuan dan ritual keagamaan, termasuk pandangan mereka terhadap perempuan dan poligami; bagaimana mereka merespon ideologi pembangunan pemerintah; dan bagaimana mereka memandang orang Jawa sebagai suku terbesar di Indonesia. Cerita-cerita itu juga berhasil menghadirkan humor, kebijaksanaan dan kritik terhadap masyarakat Banjar dan/atau pemerintah Orde Baru. The purpose of the article is to study a collection of short stories of si Palui in Banjarese language that was regularly published in Banjarmasin Post. The collection of the short stories written by Yustan Azidin (1933-1995) entitled Si Palui Raja Pandusta is explored and analyzed in terms of glocalization or indigenization of Islam, that is, how the universal and global Islamic values and practices are absorbed and appropriated in the Banjarese local culture. The article also explores the messages and criticisms contained in the short stories within the socio-political context of the New Order period. This study finds that these short stories eloquently represent how the Banjarese people internalize Islamic values through the framework of their own culture in various forms of religious gatherings and rituals, including their views of woman and polygamy; how they respond to the government’s ideology of development; and how they look at the Javanese, the biggest ethnic group in Indonesia. The stories successfully present humor, wisdom and criticisms of the Banjarese society and/or the government of the New Order.