在印度尼西亚研究红树林蟹养殖业

Ari Andayani, Ketut Sugama, Ibnu Rusdi, Estu Sri Luhur, Sulaeman Sulaeman, Rasidi Rasidi, Isti Koesharyani
{"title":"在印度尼西亚研究红树林蟹养殖业","authors":"Ari Andayani, Ketut Sugama, Ibnu Rusdi, Estu Sri Luhur, Sulaeman Sulaeman, Rasidi Rasidi, Isti Koesharyani","doi":"10.15578/jkpi.14.2.2022.41-52","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Nilai ekspor kepiting Indonesia turun drastis mulai tahun 2015, sedikit mengalami peningkatan di tahun 2019 namun masih jauh dibandingkan nilai ekspor tahun 2013 dan 2014. Komoditas kepiting Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar ekspor ditunjukan dengan nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) diatas satu. Data tahun 2019 menunjukkan Indonesia baru menyumbang 1,66% dari total nilai ekspor kepiting dunia. Volume produksi kepiting dari tahun 2015-2017 masih didominasi oleh tangkapan alam sekitar 75-85% sedangkan produksi dari budidaya hanya 15-25%. Dari produksi kepiting budidaya 15-25% tersebut benihnya masih bergantung dari alam. Produksi kepiting Indonesia masih bergantung pada hasil tangkapan alam, sementara pemanfaatan sumber daya kepiting terbatas. Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi saat ini budidaya kepiting bakau dan merumuskan strategi pengembangan budidaya kepiting yang belum berkembang secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui study literatur, wawancara dan Focus Group Disscussion (FGD) yang dianalisis secara deskriptif. Permasalahan budidaya kepiting saat ini adalah benih sulit didapatkan pada bulan-bulan tertentu sehingga kegiatan budidaya terganggu. Mengingat pasar yang masih terbuka luas, namun hasil tangkapan mulai berkurang ditandai sulitnya memperoleh benih kepiting dari alam secara kontinyu, maka kegiatan budidaya dari pembenihan harus segera diwujudkan dan ditingkatkan produksinya. Kebutuhan benih untuk kegiatan budidaya sangat besar sehingga diperlukan banyak hatchery.The export value of Indonesian crabs fell drastically starting in 2015, with a slight increase in 2019 but still far from the export values of 2013 and 2014. Indonesian crab commodities have strong competitiveness in the export market as indicated by the RCA (Revealed Comparative Advantage) value above one. Data for 2019 showed Indonesia only contributed 1.66% of the total world crab export value. The volume of crab production from 2015-2017 is still dominated by natural catch, around 75-85%, while production from aquaculture is 15-25%. Of the production of cultivated crabs, 15-25% still depend on natural seeds. Indonesia's crab production still relies on natural catches, while the utilization of crab resources is limited. This study aims to provide an overview of the current condition of mud crab culture and formulate a strategy for developing crab culture that has not developed optimally. The method used in this research is through literature study, interviews and Focus Group Discussion (FGD), which were analyzed descriptively. The problem with crab cultivation today is that seeds are challenging to obtain in certain months, so cultivation activities are disrupted. The market is still wide open, but the catch is starting to decrease, marked by the difficulty of continuously obtaining crab seeds from nature. The cultivation activities from hatcheries must be realized, and production must increase. Seeds for cultivation activities are huge, so many hatcheries are needed.","PeriodicalId":31078,"journal":{"name":"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-11-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"KAJIAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU (SCYLLA SPP) DI INDONESIA\",\"authors\":\"Ari Andayani, Ketut Sugama, Ibnu Rusdi, Estu Sri Luhur, Sulaeman Sulaeman, Rasidi Rasidi, Isti Koesharyani\",\"doi\":\"10.15578/jkpi.14.2.2022.41-52\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Nilai ekspor kepiting Indonesia turun drastis mulai tahun 2015, sedikit mengalami peningkatan di tahun 2019 namun masih jauh dibandingkan nilai ekspor tahun 2013 dan 2014. Komoditas kepiting Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar ekspor ditunjukan dengan nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) diatas satu. Data tahun 2019 menunjukkan Indonesia baru menyumbang 1,66% dari total nilai ekspor kepiting dunia. Volume produksi kepiting dari tahun 2015-2017 masih didominasi oleh tangkapan alam sekitar 75-85% sedangkan produksi dari budidaya hanya 15-25%. Dari produksi kepiting budidaya 15-25% tersebut benihnya masih bergantung dari alam. Produksi kepiting Indonesia masih bergantung pada hasil tangkapan alam, sementara pemanfaatan sumber daya kepiting terbatas. Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi saat ini budidaya kepiting bakau dan merumuskan strategi pengembangan budidaya kepiting yang belum berkembang secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui study literatur, wawancara dan Focus Group Disscussion (FGD) yang dianalisis secara deskriptif. Permasalahan budidaya kepiting saat ini adalah benih sulit didapatkan pada bulan-bulan tertentu sehingga kegiatan budidaya terganggu. Mengingat pasar yang masih terbuka luas, namun hasil tangkapan mulai berkurang ditandai sulitnya memperoleh benih kepiting dari alam secara kontinyu, maka kegiatan budidaya dari pembenihan harus segera diwujudkan dan ditingkatkan produksinya. Kebutuhan benih untuk kegiatan budidaya sangat besar sehingga diperlukan banyak hatchery.The export value of Indonesian crabs fell drastically starting in 2015, with a slight increase in 2019 but still far from the export values of 2013 and 2014. Indonesian crab commodities have strong competitiveness in the export market as indicated by the RCA (Revealed Comparative Advantage) value above one. Data for 2019 showed Indonesia only contributed 1.66% of the total world crab export value. The volume of crab production from 2015-2017 is still dominated by natural catch, around 75-85%, while production from aquaculture is 15-25%. Of the production of cultivated crabs, 15-25% still depend on natural seeds. Indonesia's crab production still relies on natural catches, while the utilization of crab resources is limited. This study aims to provide an overview of the current condition of mud crab culture and formulate a strategy for developing crab culture that has not developed optimally. The method used in this research is through literature study, interviews and Focus Group Discussion (FGD), which were analyzed descriptively. The problem with crab cultivation today is that seeds are challenging to obtain in certain months, so cultivation activities are disrupted. The market is still wide open, but the catch is starting to decrease, marked by the difficulty of continuously obtaining crab seeds from nature. The cultivation activities from hatcheries must be realized, and production must increase. Seeds for cultivation activities are huge, so many hatcheries are needed.\",\"PeriodicalId\":31078,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-11-09\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15578/jkpi.14.2.2022.41-52\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15578/jkpi.14.2.2022.41-52","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

印度尼西亚的出口额比2015年大幅下降,2019年略有下降,但与2013年和2014年相比仍有很大差距。印尼花生商品在出口市场上具有很强的竞争性,表现为“显性比较优势”。2019年的数据显示,印尼刚刚贡献了世界出口总值的1.66%。2015-2017年的鸡蛋产量仍以约75-85%的自然捕获量为主,而未来的产量仅为15-25%。从文化碎片的生产来看,这些种子中有15-25%仍然依赖于自然。印尼螃蟹的生产仍然依赖于自然捕获,同时使用有限的螃蟹资源。本研究的目的是概述吸烟文化的现状,并破坏非最佳发展的吸烟文化的发展战略。本研究采用的方法是通过文献研究、访谈和描述性分析的焦点小组讨论(FGD)。当今苦味文化的问题是,在某些月份,种子很难获得,直到它们的活动受到干扰。鉴于市场仍然开放,但捕获量开始下降,很难持续获得苦涩的自然种子,因此必须立即创造建筑的文化活动,并加强其生产。文化活动对种子的需求如此之大,以至于需要大量的孵化。印尼螃蟹的出口价值从2015年开始大幅下降,2019年略有增长,但仍远低于2013年和2014年的出口价值。印尼螃蟹商品在出口市场上具有很强的竞争力,RCA(显示的比较优势)值高于1。2019年的数据显示,印尼仅占世界螃蟹出口总值的1.66%。2015-2017年的螃蟹产量仍然以自然捕获量为主,约为75-85%,而水产养殖产量为15-25%。在养殖螃蟹的产量中,15-25%仍然依赖天然种子。印度尼西亚的螃蟹生产仍然依赖于自然捕获,而螃蟹资源的利用有限。本研究旨在概述泥蟹养殖的现状,并制定发展尚未优化的螃蟹养殖的策略。本研究采用文献资料法、访谈法和焦点小组讨论法,并对其进行描述性分析。如今螃蟹养殖的问题是,在某些月份很难获得种子,因此养殖活动受到干扰。市场仍然开放,但捕捞量开始减少,这标志着难以从大自然中持续获取螃蟹种子。必须实现孵化场的培育活动,并增加产量。用于培育活动的种子数量巨大,因此需要许多孵化场。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
KAJIAN PENGEMBANGAN BUDIDAYA KEPITING BAKAU (SCYLLA SPP) DI INDONESIA
Nilai ekspor kepiting Indonesia turun drastis mulai tahun 2015, sedikit mengalami peningkatan di tahun 2019 namun masih jauh dibandingkan nilai ekspor tahun 2013 dan 2014. Komoditas kepiting Indonesia memiliki daya saing yang kuat di pasar ekspor ditunjukan dengan nilai RCA (Revealed Comparative Advantage) diatas satu. Data tahun 2019 menunjukkan Indonesia baru menyumbang 1,66% dari total nilai ekspor kepiting dunia. Volume produksi kepiting dari tahun 2015-2017 masih didominasi oleh tangkapan alam sekitar 75-85% sedangkan produksi dari budidaya hanya 15-25%. Dari produksi kepiting budidaya 15-25% tersebut benihnya masih bergantung dari alam. Produksi kepiting Indonesia masih bergantung pada hasil tangkapan alam, sementara pemanfaatan sumber daya kepiting terbatas. Tujuan kajian ini adalah untuk memberikan gambaran kondisi saat ini budidaya kepiting bakau dan merumuskan strategi pengembangan budidaya kepiting yang belum berkembang secara optimal. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui study literatur, wawancara dan Focus Group Disscussion (FGD) yang dianalisis secara deskriptif. Permasalahan budidaya kepiting saat ini adalah benih sulit didapatkan pada bulan-bulan tertentu sehingga kegiatan budidaya terganggu. Mengingat pasar yang masih terbuka luas, namun hasil tangkapan mulai berkurang ditandai sulitnya memperoleh benih kepiting dari alam secara kontinyu, maka kegiatan budidaya dari pembenihan harus segera diwujudkan dan ditingkatkan produksinya. Kebutuhan benih untuk kegiatan budidaya sangat besar sehingga diperlukan banyak hatchery.The export value of Indonesian crabs fell drastically starting in 2015, with a slight increase in 2019 but still far from the export values of 2013 and 2014. Indonesian crab commodities have strong competitiveness in the export market as indicated by the RCA (Revealed Comparative Advantage) value above one. Data for 2019 showed Indonesia only contributed 1.66% of the total world crab export value. The volume of crab production from 2015-2017 is still dominated by natural catch, around 75-85%, while production from aquaculture is 15-25%. Of the production of cultivated crabs, 15-25% still depend on natural seeds. Indonesia's crab production still relies on natural catches, while the utilization of crab resources is limited. This study aims to provide an overview of the current condition of mud crab culture and formulate a strategy for developing crab culture that has not developed optimally. The method used in this research is through literature study, interviews and Focus Group Discussion (FGD), which were analyzed descriptively. The problem with crab cultivation today is that seeds are challenging to obtain in certain months, so cultivation activities are disrupted. The market is still wide open, but the catch is starting to decrease, marked by the difficulty of continuously obtaining crab seeds from nature. The cultivation activities from hatcheries must be realized, and production must increase. Seeds for cultivation activities are huge, so many hatcheries are needed.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
12 weeks
期刊最新文献
ANALISIS KESESUAIAN WISATA PANTAI UNTUK KATEGORI REKREASI DI KOTA AMBON EKSPLORASI METODE SROI SEBAGAI ALAT PENGUKURAN DAMPAK PROGRAM KELAUTAN PERIKANAN UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN KEARIFAN LOKAL “SEGELURUNG” SEBAGAI INOVASI UNTUK MENDUKUNG KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN DI PEDESAAN STRATEGI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN BISNIS KAMPUNG BUDIDAYA IKAN NILA DI KABUPATEN MAGELANG ANALISIS PRODUKTIVITAS ALAT TANGKAP CANTRANG DI PELABUHAN BRANTA PESISIR TLANAKAN, PAMEKASAN MADURA
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1