Otong Sulaeman, R.W. Setiabudi Sumadinata, Dina Yulianti
{"title":"从MULLA SADRA哲学的角度来看,人类学和生态学的融合","authors":"Otong Sulaeman, R.W. Setiabudi Sumadinata, Dina Yulianti","doi":"10.18592/khazanah.v19i2.4914","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Ecological problems in the world have become increasingly worrisome and their solutions require global cooperation. In the West, this ecological problem creates a philosophical polemic between two camps, namely anthropocentrism and eco-centrism; which in the study of International Relations is known as the green theory. Given that 24% of the world's population is Muslim, who make up the majority in 49 countries, it is necessary to develop a 'green theory' based on Islamic philosophy. Through this paper, the author elaborates on Mulla Sadra's philosophical thoughts regarding the human position cosmologically in relation to the polemic between anthropocentrism and eco-centrism. There are four Mulla Sadra principles related to humans, namely (1) the principle of unity among all beings in the universe, (2) the principle of causality that connects every being, in which humans have a central and determining role in this causal system, (3) the principle of tajalliy which states that every existence in this universe is the appearance and incarnation of God, so that any attempt to destroy the ecosystem will basically harm man himself, and (4) the human principle as an intermediary for other forms in reaching perfection. Based on these four principles, Sadra stated that humans have a very central position in the middle of the universe. However, in contrast to anthropocentrism, which views humans as having the right to exploit nature, Sadra places humans as people responsible for managing nature.Masalah ekologi di dunia telah semakin mengkhawatirkan dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama global. Di Barat, masalah ekologis ini menciptakan polemik filosofis di antara dua kubu, yaitu antroposentrisme dan ekosentrisme; yang dalam kajian Hubungan Internasional dikenal dengan sebagai teori hijau (green theory). Mengingat 24% populasi dunia adalah Muslim yang menjadi mayoritas di 49 negara, perlu dikembangkan ‘teori hijau’ yang berbasis filsafat Islam. Melalui tulisan ini, penulis mengelaborasi pemikiran filsafat Mulla Sadra terkait dengan posisi manusia secara kosmologis dihubungkan dengan polemik di antara antroposentrisme dan ekosentrisme. Ada empat prinsip Mulla Sadra terkait manusia, yaitu (1) prinsip kesatuan di antara semua wujud di alam semesta, (2) prinsip kausalitas yang menghubungkan setiap wujud, di mana manusia memiliki peran sentral dan menentukan dalam sistem kausailtas ini, (3) prinsip tajalliy yang menyatakan bahwa setiap maujud di alam semesta ini merupakan tampilan dan jelmaan Tuhan, sehingga setiap upaya merusak ekosistem pada dasarnya akan merugikan manusia itu sendiri, dan (4) prinsip manusia sebagai perantara bagi wujud-wujud lainnya dalam menggapai kesempurnaan. Berdasarkan keempat prinsip ini, Sadra menyatakan bahwa manusia memiliki posisi yang sangat sentral di tengah alam semesta. Namun berbeda dengan antroposentrisme yang memandang manusia berhak mengeksploitasi alam, Sadra menempatkan manusia sebagai pihak yang bertanggung jawab manusia dalam pengelolaan alam. ","PeriodicalId":33033,"journal":{"name":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-12-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"POLEMIK ANTARA ANTROPOSENTRISME DAN EKOSENTRISME DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MULLA SADRA\",\"authors\":\"Otong Sulaeman, R.W. Setiabudi Sumadinata, Dina Yulianti\",\"doi\":\"10.18592/khazanah.v19i2.4914\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Ecological problems in the world have become increasingly worrisome and their solutions require global cooperation. In the West, this ecological problem creates a philosophical polemic between two camps, namely anthropocentrism and eco-centrism; which in the study of International Relations is known as the green theory. Given that 24% of the world's population is Muslim, who make up the majority in 49 countries, it is necessary to develop a 'green theory' based on Islamic philosophy. Through this paper, the author elaborates on Mulla Sadra's philosophical thoughts regarding the human position cosmologically in relation to the polemic between anthropocentrism and eco-centrism. There are four Mulla Sadra principles related to humans, namely (1) the principle of unity among all beings in the universe, (2) the principle of causality that connects every being, in which humans have a central and determining role in this causal system, (3) the principle of tajalliy which states that every existence in this universe is the appearance and incarnation of God, so that any attempt to destroy the ecosystem will basically harm man himself, and (4) the human principle as an intermediary for other forms in reaching perfection. Based on these four principles, Sadra stated that humans have a very central position in the middle of the universe. However, in contrast to anthropocentrism, which views humans as having the right to exploit nature, Sadra places humans as people responsible for managing nature.Masalah ekologi di dunia telah semakin mengkhawatirkan dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama global. Di Barat, masalah ekologis ini menciptakan polemik filosofis di antara dua kubu, yaitu antroposentrisme dan ekosentrisme; yang dalam kajian Hubungan Internasional dikenal dengan sebagai teori hijau (green theory). Mengingat 24% populasi dunia adalah Muslim yang menjadi mayoritas di 49 negara, perlu dikembangkan ‘teori hijau’ yang berbasis filsafat Islam. Melalui tulisan ini, penulis mengelaborasi pemikiran filsafat Mulla Sadra terkait dengan posisi manusia secara kosmologis dihubungkan dengan polemik di antara antroposentrisme dan ekosentrisme. Ada empat prinsip Mulla Sadra terkait manusia, yaitu (1) prinsip kesatuan di antara semua wujud di alam semesta, (2) prinsip kausalitas yang menghubungkan setiap wujud, di mana manusia memiliki peran sentral dan menentukan dalam sistem kausailtas ini, (3) prinsip tajalliy yang menyatakan bahwa setiap maujud di alam semesta ini merupakan tampilan dan jelmaan Tuhan, sehingga setiap upaya merusak ekosistem pada dasarnya akan merugikan manusia itu sendiri, dan (4) prinsip manusia sebagai perantara bagi wujud-wujud lainnya dalam menggapai kesempurnaan. Berdasarkan keempat prinsip ini, Sadra menyatakan bahwa manusia memiliki posisi yang sangat sentral di tengah alam semesta. Namun berbeda dengan antroposentrisme yang memandang manusia berhak mengeksploitasi alam, Sadra menempatkan manusia sebagai pihak yang bertanggung jawab manusia dalam pengelolaan alam. \",\"PeriodicalId\":33033,\"journal\":{\"name\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-12-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18592/khazanah.v19i2.4914\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Khazanah Jurnal Studi Islam dan Humaniora","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18592/khazanah.v19i2.4914","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
当今世界的生态问题日益令人担忧,解决生态问题需要全球合作。在西方,这个生态问题在哲学上引发了两个阵营的争论,即人类中心主义和生态中心主义;这在国际关系研究中被称为绿色理论。考虑到世界上24%的人口是穆斯林,他们在49个国家中占多数,有必要发展一种基于伊斯兰哲学的“绿色理论”。本文结合人类中心主义与生态中心主义的争论,从宇宙学的角度阐述了穆拉·萨德拉关于人类地位的哲学思想。与人类有关的毛拉Sadra原则有四个,即(1)宇宙万物统一的原则;(2)联系万物的因果关系原则,其中人类在这个因果系统中具有中心和决定性的作用;(3)tajalliy原则,即宇宙中的每一个存在都是上帝的出现和化身,因此任何破坏生态系统的企图基本上都会伤害人类自己。(4)人的原则作为其他形式达到完美的中介。基于这四个原则,萨德拉说人类在宇宙中处于非常中心的位置。然而,与认为人类有权开发自然的人类中心主义相反,萨德拉认为人类是负责管理自然的人。在全球范围内,印度的生态环境和地理环境都是如此。迪·巴拉特(Di Barat),反后中心主义,反后中心主义,反中心主义;国际绿色理论(绿色理论)。Mengingat 24% populasi dunia adalah Muslim yang menjadi mayoritas di 49 negara, perlu dikembangkan ' teori hijau ' yang berbasis filsafat Islam。“反后中心主义”,“反后中心主义”,“反中心主义”,“反中心主义”。Ada empat prinsip Mulla Sadra terkait manusi, yitu (1) prinsip kesatuan di antara semua wujud di alam semesta, (2) prinsip kausalitas yang menghubungkan setika wujuk, dimana asimiliki peran中央danmenentukan dalam系统kausailtas ini, (3) prinsip tajalliy yang menyatakan bahwa setiap majud di alam semesta ini merusakan tampilan dan jelmaan Tuhan, sehinga setiap upaya merusak ekosystem paada dasarya akan merugikan manusia i sendiri,丹(4)主要研究方向为:sebagai perantara bagi wujudd - wujudd lainnya dalam menggapai kesempurnaan。Berdasarkan keep empat prinsip ini, Sadra menyatakan bahwa manusia memoriliki posisi yang sangat central di tengah alam semesta。南大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门大门。
POLEMIK ANTARA ANTROPOSENTRISME DAN EKOSENTRISME DALAM PERSPEKTIF FILSAFAT MULLA SADRA
Ecological problems in the world have become increasingly worrisome and their solutions require global cooperation. In the West, this ecological problem creates a philosophical polemic between two camps, namely anthropocentrism and eco-centrism; which in the study of International Relations is known as the green theory. Given that 24% of the world's population is Muslim, who make up the majority in 49 countries, it is necessary to develop a 'green theory' based on Islamic philosophy. Through this paper, the author elaborates on Mulla Sadra's philosophical thoughts regarding the human position cosmologically in relation to the polemic between anthropocentrism and eco-centrism. There are four Mulla Sadra principles related to humans, namely (1) the principle of unity among all beings in the universe, (2) the principle of causality that connects every being, in which humans have a central and determining role in this causal system, (3) the principle of tajalliy which states that every existence in this universe is the appearance and incarnation of God, so that any attempt to destroy the ecosystem will basically harm man himself, and (4) the human principle as an intermediary for other forms in reaching perfection. Based on these four principles, Sadra stated that humans have a very central position in the middle of the universe. However, in contrast to anthropocentrism, which views humans as having the right to exploit nature, Sadra places humans as people responsible for managing nature.Masalah ekologi di dunia telah semakin mengkhawatirkan dan penyelesaiannya membutuhkan kerjasama global. Di Barat, masalah ekologis ini menciptakan polemik filosofis di antara dua kubu, yaitu antroposentrisme dan ekosentrisme; yang dalam kajian Hubungan Internasional dikenal dengan sebagai teori hijau (green theory). Mengingat 24% populasi dunia adalah Muslim yang menjadi mayoritas di 49 negara, perlu dikembangkan ‘teori hijau’ yang berbasis filsafat Islam. Melalui tulisan ini, penulis mengelaborasi pemikiran filsafat Mulla Sadra terkait dengan posisi manusia secara kosmologis dihubungkan dengan polemik di antara antroposentrisme dan ekosentrisme. Ada empat prinsip Mulla Sadra terkait manusia, yaitu (1) prinsip kesatuan di antara semua wujud di alam semesta, (2) prinsip kausalitas yang menghubungkan setiap wujud, di mana manusia memiliki peran sentral dan menentukan dalam sistem kausailtas ini, (3) prinsip tajalliy yang menyatakan bahwa setiap maujud di alam semesta ini merupakan tampilan dan jelmaan Tuhan, sehingga setiap upaya merusak ekosistem pada dasarnya akan merugikan manusia itu sendiri, dan (4) prinsip manusia sebagai perantara bagi wujud-wujud lainnya dalam menggapai kesempurnaan. Berdasarkan keempat prinsip ini, Sadra menyatakan bahwa manusia memiliki posisi yang sangat sentral di tengah alam semesta. Namun berbeda dengan antroposentrisme yang memandang manusia berhak mengeksploitasi alam, Sadra menempatkan manusia sebagai pihak yang bertanggung jawab manusia dalam pengelolaan alam.