{"title":"马克拉转向阿马德语、奥林语、班雅巴鲁语的冲突","authors":"Rissari Yayuk","doi":"10.26499/surbet.v15i2.105","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":" Abstrak: Sebuah tuturan tidak selalu mencapai tujuan komunikasi yang nyaman dan lancar. Masalah penelitian yaitu bagaimana wujud tuturan maklar atau mitra tutur di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan apa penyebab tuturan maklar menimbulkan konflik. Tujuan penelitian mendeskripsikan wujud tuturan maklar di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan Penyebab tuturan maklar sehingga menimbulkan konflik. Metode dalam penelitian deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data rekaman, catat, dan dokumentasi. Analisis data berdasarkan teori pragmatik . Penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Pengambilan data dari bulan Januari 2019 hingga Pebruari 2019. Tempat pengambilan data di sepanjang jalan Akmad Yani, Landasan Ulin, Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sumber data dari tuturan berbahasa Banjar maklar atau mitra tutur dengan peserta tutur lainnya di tempat tersebut.Hasil penelitian yaitu wujud tuturan maklar atau mitra tutur yang menimbulkan konflik ditandai dengan menggunakan penanda linguistik yang kasar, bernada ancaman, dan ungkapan hiperbola. Maksud tuturan mitra tutur yang menyebabkan konflik yaitu menyatakan ketidaksetujuan atas apa yang diinginkan penutur, mitra tutur melakukan penghinaan atas kondisi fisik penutur, dan mitra tutur bermaksud bercanda kepada penutur. Kesimpulannya adalah tuturan maklar atau mitra tutur dengan ragam maksudnya menimbulkan konflik akibat dilakukannya pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. ","PeriodicalId":34821,"journal":{"name":"Suar Betang","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"KONFLIK DALAM TUTURAN MAKLAR DI JALAN AHMAD YANI, LANDASAN ULIN, BANJARBARU\",\"authors\":\"Rissari Yayuk\",\"doi\":\"10.26499/surbet.v15i2.105\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\" Abstrak: Sebuah tuturan tidak selalu mencapai tujuan komunikasi yang nyaman dan lancar. Masalah penelitian yaitu bagaimana wujud tuturan maklar atau mitra tutur di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan apa penyebab tuturan maklar menimbulkan konflik. Tujuan penelitian mendeskripsikan wujud tuturan maklar di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan Penyebab tuturan maklar sehingga menimbulkan konflik. Metode dalam penelitian deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data rekaman, catat, dan dokumentasi. Analisis data berdasarkan teori pragmatik . Penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Pengambilan data dari bulan Januari 2019 hingga Pebruari 2019. Tempat pengambilan data di sepanjang jalan Akmad Yani, Landasan Ulin, Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sumber data dari tuturan berbahasa Banjar maklar atau mitra tutur dengan peserta tutur lainnya di tempat tersebut.Hasil penelitian yaitu wujud tuturan maklar atau mitra tutur yang menimbulkan konflik ditandai dengan menggunakan penanda linguistik yang kasar, bernada ancaman, dan ungkapan hiperbola. Maksud tuturan mitra tutur yang menyebabkan konflik yaitu menyatakan ketidaksetujuan atas apa yang diinginkan penutur, mitra tutur melakukan penghinaan atas kondisi fisik penutur, dan mitra tutur bermaksud bercanda kepada penutur. Kesimpulannya adalah tuturan maklar atau mitra tutur dengan ragam maksudnya menimbulkan konflik akibat dilakukannya pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa. \",\"PeriodicalId\":34821,\"journal\":{\"name\":\"Suar Betang\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Suar Betang\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.26499/surbet.v15i2.105\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Suar Betang","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26499/surbet.v15i2.105","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
KONFLIK DALAM TUTURAN MAKLAR DI JALAN AHMAD YANI, LANDASAN ULIN, BANJARBARU
Abstrak: Sebuah tuturan tidak selalu mencapai tujuan komunikasi yang nyaman dan lancar. Masalah penelitian yaitu bagaimana wujud tuturan maklar atau mitra tutur di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan apa penyebab tuturan maklar menimbulkan konflik. Tujuan penelitian mendeskripsikan wujud tuturan maklar di jalan Ahmad Yani, Landasan Ulin yang menyebabkan konflik dan Penyebab tuturan maklar sehingga menimbulkan konflik. Metode dalam penelitian deskripstif kualitatif. Teknik pengumpulan data rekaman, catat, dan dokumentasi. Analisis data berdasarkan teori pragmatik . Penyajian data menggunakan kata-kata biasa. Pengambilan data dari bulan Januari 2019 hingga Pebruari 2019. Tempat pengambilan data di sepanjang jalan Akmad Yani, Landasan Ulin, Banjarbaru, Provinsi Kalimantan Selatan. Sumber data dari tuturan berbahasa Banjar maklar atau mitra tutur dengan peserta tutur lainnya di tempat tersebut.Hasil penelitian yaitu wujud tuturan maklar atau mitra tutur yang menimbulkan konflik ditandai dengan menggunakan penanda linguistik yang kasar, bernada ancaman, dan ungkapan hiperbola. Maksud tuturan mitra tutur yang menyebabkan konflik yaitu menyatakan ketidaksetujuan atas apa yang diinginkan penutur, mitra tutur melakukan penghinaan atas kondisi fisik penutur, dan mitra tutur bermaksud bercanda kepada penutur. Kesimpulannya adalah tuturan maklar atau mitra tutur dengan ragam maksudnya menimbulkan konflik akibat dilakukannya pelanggaran prinsip kesantunan berbahasa.