基于古代巽他文字的领导和政治沟通背景下的“教区化”概念

R. Permana, E. Sumarlina, U. Darsa
{"title":"基于古代巽他文字的领导和政治沟通背景下的“教区化”概念","authors":"R. Permana, E. Sumarlina, U. Darsa","doi":"10.24198/jkk.v8i2.25671","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pada naskah-naskah Sunda kuno terdapat konsep “parigeuing”. Naskah-naskah yang memuat konsep “Parigeuing” tersebut adalah Amanat Galunggung (AG), Fragmen Carita Parahyangan (FCP), Sanghyang Hayu (SH), dan Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian (SSK). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal kepemimpinan Sunda yang disebut “Parigeuing” yang tertera dalam naskah-naskah Sunda kuno abad ke-16 M. Metode penelitian deskriptif analisis, diimplementasikan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam naskah Sunda kuno. Selain itu, digunakan pula metode kajian kritik teks, kajian budaya, dan komunikasi politik, untuk mengkaji dan menganalisis kandungan isi naskah, sesuai dengan bahasan yang berkaitan dengan konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik. Sumber data primer berupa empat buah edisi teks naskah Sunda kuno abad ke-16 M dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapat berkaitan dengan konsep kepemimpinan dan komunikasi politik dari keempat naskah dimaksud, pada dasarnya sejalan. Berdasarkan naskah SH, seorang pemimpin yang ideal harus menjiwai “Tiga Rahasia” yang terdiri dari lima bagian dalam lima belas karakter yang harus terinternalisasi dalam diri seorang pemimpin, dan menjalankan prinsip “Astaguna”. Pemimpin ideal dalam naskah SSK, harus memiliki sifat “Dasa Prasanta”, yang di dalam dirinya sudah melekat karakter kepemimpinan “Pangimbuhning Twah”. Dalam teks naskah FCP, antara ketiganya harus menjiwai karakternya masing-masing. Prebu harus “ngagurat batu”, Rama harus “ngagurat lemah”, dan Resi harus “ngagurat cai”. Selain itu, pemimpin ideal pun harus menjauhi “Opat Paharaman” dan “Catur Buta”. Seluruh karakter pemimpin dalam konsep Parigeuing tersebut dapat diwujudkan dalam komunikasi politik yang efektif dan bernilai.","PeriodicalId":31891,"journal":{"name":"Jurnal Kajian Komunikasi","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2020-12-26","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"3","resultStr":"{\"title\":\"Konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik berdasarkan naskah Sunda kuno\",\"authors\":\"R. Permana, E. Sumarlina, U. Darsa\",\"doi\":\"10.24198/jkk.v8i2.25671\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pada naskah-naskah Sunda kuno terdapat konsep “parigeuing”. Naskah-naskah yang memuat konsep “Parigeuing” tersebut adalah Amanat Galunggung (AG), Fragmen Carita Parahyangan (FCP), Sanghyang Hayu (SH), dan Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian (SSK). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal kepemimpinan Sunda yang disebut “Parigeuing” yang tertera dalam naskah-naskah Sunda kuno abad ke-16 M. Metode penelitian deskriptif analisis, diimplementasikan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam naskah Sunda kuno. Selain itu, digunakan pula metode kajian kritik teks, kajian budaya, dan komunikasi politik, untuk mengkaji dan menganalisis kandungan isi naskah, sesuai dengan bahasan yang berkaitan dengan konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik. Sumber data primer berupa empat buah edisi teks naskah Sunda kuno abad ke-16 M dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapat berkaitan dengan konsep kepemimpinan dan komunikasi politik dari keempat naskah dimaksud, pada dasarnya sejalan. Berdasarkan naskah SH, seorang pemimpin yang ideal harus menjiwai “Tiga Rahasia” yang terdiri dari lima bagian dalam lima belas karakter yang harus terinternalisasi dalam diri seorang pemimpin, dan menjalankan prinsip “Astaguna”. Pemimpin ideal dalam naskah SSK, harus memiliki sifat “Dasa Prasanta”, yang di dalam dirinya sudah melekat karakter kepemimpinan “Pangimbuhning Twah”. Dalam teks naskah FCP, antara ketiganya harus menjiwai karakternya masing-masing. Prebu harus “ngagurat batu”, Rama harus “ngagurat lemah”, dan Resi harus “ngagurat cai”. Selain itu, pemimpin ideal pun harus menjauhi “Opat Paharaman” dan “Catur Buta”. Seluruh karakter pemimpin dalam konsep Parigeuing tersebut dapat diwujudkan dalam komunikasi politik yang efektif dan bernilai.\",\"PeriodicalId\":31891,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Kajian Komunikasi\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2020-12-26\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"3\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Kajian Komunikasi\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.25671\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Kajian Komunikasi","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.24198/jkk.v8i2.25671","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 3

摘要

在古代巽他文献中,存在着“议会”的概念。包含“Parigeuing”概念的文本包括Galunggung (AG)、Carita Parahyangan碎片(FCP)、Sanghyang Hayu (SH)和Sanghyang折磨Karesian (SSK)的文本。本研究旨在揭示在公元前16世纪古代巽他文献中发现的所谓“议会”领导的地方智慧。此外,在领导和政治交流的背景下,使用文本批评、文化研究和政治交流的研究方法来审查和分析文本内容。四种原始数据来源的原始数据是公元前16世纪的巽他文本和英语翻译的四种版本。其结果与这四份手稿的领导理念和政治交流本质上是一致的。根据SH的文本,一个理想的领导者必须培养一个由15个角色组成的“3个秘密”,这些角色必须内化一个领导者,并遵循“阿斯塔帕”原则。在SSK文本中,理想领导者应该具有“Dasa Prasanta”的特征,这与“Pangimbuhning Twah”的领导角色是一致的。在FCP文本中,这三个必须激励每个角色。Prebu必须“蔑视石头”,Rama必须“蔑视弱者”,Resi必须“蔑视蔡”。此外,即使是理想的领导者也必须避免“Opat Paharaman”和“盲人象棋”。这种议会理念的全部领导人特征可以体现在有效和有价值的政治交流中。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik berdasarkan naskah Sunda kuno
Pada naskah-naskah Sunda kuno terdapat konsep “parigeuing”. Naskah-naskah yang memuat konsep “Parigeuing” tersebut adalah Amanat Galunggung (AG), Fragmen Carita Parahyangan (FCP), Sanghyang Hayu (SH), dan Sanghyang Siksakanda ‘Ng Karesian (SSK). Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kearifan lokal kepemimpinan Sunda yang disebut “Parigeuing” yang tertera dalam naskah-naskah Sunda kuno abad ke-16 M. Metode penelitian deskriptif analisis, diimplementasikan untuk mendeskripsikan data yang ada dalam naskah Sunda kuno. Selain itu, digunakan pula metode kajian kritik teks, kajian budaya, dan komunikasi politik, untuk mengkaji dan menganalisis kandungan isi naskah, sesuai dengan bahasan yang berkaitan dengan konsep “Parigeuing” dalam konteks kepemimpinan dan komunikasi politik. Sumber data primer berupa empat buah edisi teks naskah Sunda kuno abad ke-16 M dan terjemahannya dalam Bahasa Indonesia. Hasil yang didapat berkaitan dengan konsep kepemimpinan dan komunikasi politik dari keempat naskah dimaksud, pada dasarnya sejalan. Berdasarkan naskah SH, seorang pemimpin yang ideal harus menjiwai “Tiga Rahasia” yang terdiri dari lima bagian dalam lima belas karakter yang harus terinternalisasi dalam diri seorang pemimpin, dan menjalankan prinsip “Astaguna”. Pemimpin ideal dalam naskah SSK, harus memiliki sifat “Dasa Prasanta”, yang di dalam dirinya sudah melekat karakter kepemimpinan “Pangimbuhning Twah”. Dalam teks naskah FCP, antara ketiganya harus menjiwai karakternya masing-masing. Prebu harus “ngagurat batu”, Rama harus “ngagurat lemah”, dan Resi harus “ngagurat cai”. Selain itu, pemimpin ideal pun harus menjauhi “Opat Paharaman” dan “Catur Buta”. Seluruh karakter pemimpin dalam konsep Parigeuing tersebut dapat diwujudkan dalam komunikasi politik yang efektif dan bernilai.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
11
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
Intrapersonal communication about the meaning of early marriage in Bandung City Audience consumption motives on online celebrity gossip account’s contents Framing analysis of Anies Baswedan as an Indonesian presidential candidate in the sacrificial cow numbered 024 case Communication and cultural inheritance through a traditional school in Dangiang Village, Garut Communication approach of Gopay’s digital alms platform
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1