{"title":"1月,米托斯带着成员国拉孔·阿卜杜勒穆勒在一家医院前进行了一次茶话会","authors":"T. Handayani, I. N. Murtana","doi":"10.33153/glr.v15i2.2220","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Penelitian berjudul “Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan” ini menganalisis tentang tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki dan mitos tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Dengan menggunakan teori semiotika untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti membuat pertanyaan dalam rumusan masalah yang berkaitan dengan: bagaimana materi mitos wicara tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari pertunjukan teater Dulmuluk kelompok Tunas Harapan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat analisis tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yaitu (1) Tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki menampilkan sosok perempuan dengan menggunakan kostum, make-up, hair style, gerak dan nada yang menyerupai perempuan. Tunas Harapan dalam menampilkan tokoh perempuan melalui aktor laki-laki memiliki simbol-simbol kebudayaan yang disampaikan melalui tokoh perempuan. (2) Tunas Harapan menampilkan tokoh perempuan berdasarkan ideologi gender yang menghadirkan mitos perempuan, yaitu perempuan sebagai kesetaraan gender, perempuan sebagai sosok pemberani, perempuan sebagai sosok penguasa, dan perempuan sebagai penyelamat.Kata kunci: Teater Dulmuluk, Tokoh Perempuan, Mitos.The research entitled “ Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan “ analyzed the female characters played by male actors and the myth of a female character in Abdulmuluk Jauhari’s play. By using semiotic theory to answer these problems, the researcher makes a question in the formulation of the problem related to: how is the material of the myth of the talk of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play Dulmuluk theater group Tunas Harapan. This study uses Roland Barthes’s semiotic theory to look at the analysis of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play. The results of this study provide understanding, namely (1) The female figure played by male actors displays a female figure using costumes, make-up, hair styles, movements and tones that resemble women. Tunas Harapan in presenting female characters through male actors has cultural symbols conveyed through female characters. (2) Tunas Harapan presents women leaders based on gender ideology that presents myths of women, namely women as gender equality, women as brave figures, women as figures of rulers, and women as saviors.Keywords: Theater Dulmuluk, Female Leader, Myth.","PeriodicalId":33299,"journal":{"name":"Gelar Jurnal Seni Budaya","volume":" ","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-07","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"MITOS TOKOH PEREMPUAN LAKON ABDULMULUK JAUHARI TEATER DULMULUK TUNAS HARAPAN\",\"authors\":\"T. Handayani, I. N. Murtana\",\"doi\":\"10.33153/glr.v15i2.2220\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Penelitian berjudul “Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan” ini menganalisis tentang tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki dan mitos tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Dengan menggunakan teori semiotika untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti membuat pertanyaan dalam rumusan masalah yang berkaitan dengan: bagaimana materi mitos wicara tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari pertunjukan teater Dulmuluk kelompok Tunas Harapan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat analisis tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yaitu (1) Tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki menampilkan sosok perempuan dengan menggunakan kostum, make-up, hair style, gerak dan nada yang menyerupai perempuan. Tunas Harapan dalam menampilkan tokoh perempuan melalui aktor laki-laki memiliki simbol-simbol kebudayaan yang disampaikan melalui tokoh perempuan. (2) Tunas Harapan menampilkan tokoh perempuan berdasarkan ideologi gender yang menghadirkan mitos perempuan, yaitu perempuan sebagai kesetaraan gender, perempuan sebagai sosok pemberani, perempuan sebagai sosok penguasa, dan perempuan sebagai penyelamat.Kata kunci: Teater Dulmuluk, Tokoh Perempuan, Mitos.The research entitled “ Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan “ analyzed the female characters played by male actors and the myth of a female character in Abdulmuluk Jauhari’s play. By using semiotic theory to answer these problems, the researcher makes a question in the formulation of the problem related to: how is the material of the myth of the talk of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play Dulmuluk theater group Tunas Harapan. This study uses Roland Barthes’s semiotic theory to look at the analysis of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play. The results of this study provide understanding, namely (1) The female figure played by male actors displays a female figure using costumes, make-up, hair styles, movements and tones that resemble women. Tunas Harapan in presenting female characters through male actors has cultural symbols conveyed through female characters. (2) Tunas Harapan presents women leaders based on gender ideology that presents myths of women, namely women as gender equality, women as brave figures, women as figures of rulers, and women as saviors.Keywords: Theater Dulmuluk, Female Leader, Myth.\",\"PeriodicalId\":33299,\"journal\":{\"name\":\"Gelar Jurnal Seni Budaya\",\"volume\":\" \",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-12-07\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Gelar Jurnal Seni Budaya\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2220\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Gelar Jurnal Seni Budaya","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33153/glr.v15i2.2220","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
一项名为“女性托科·拉孔·阿卜杜穆鲁克·贾哈里·提特尔·杜穆鲁克金枪鱼希望的神话”的研究分析了男演员扮演的女性角色和阿卜杜穆卢克·贾哈里行为中的女性角色神话。利用符号学理论来回答这个问题,研究人员提出了一系列与以下问题相关的问题:阿卜杜勒穆鲁克·贾哈里(Abdulmuluk Jauhari)表演杜穆鲁克剧团“金枪鱼希望”(Tunas Hope)时,女性演讲材料的神话是如何表演的。本研究运用罗兰·巴特的符号学理论来分析阿布杜穆鲁克·贾哈里行为中的女性形象。本研究的结果提供了对以下方面的理解:(1)男演员扮演的女性角色通过西装、化妆、发型、动作和女性风格来展示女性形象。金枪鱼希望通过男演员展现女性角色,具有通过女性角色传达的文化符号。(2) 图纳斯·霍普以女性神话所呈现的性别意识形态为基础,呈现了一个女性形象,即女性是性别平等,女性是勇敢的,女性是统治者,女性是救援者。关键词:杜穆鲁克剧院,女孩的托科,神话。题为“Mitos Tokoh Femme Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk金枪鱼希望”的研究分析了男演员扮演的女性角色和阿不都穆鲁克·贾里戏剧中的女性角色神话,运用符号学理论回答了这些问题,研究者在问题的形成过程中提出了一个问题:阿不都穆鲁克·贾哈里戏剧《杜尔穆鲁克剧团图纳斯·哈拉潘》中女性角色对话神话的素材是怎样的运用罗兰·巴特的符号学理论来分析阿布杜穆鲁克·尤哈里剧作中的女性角色。本研究的结果提供了理解,即(1)男演员扮演的女性形象使用与女性相似的服装、化妆、发型、动作和音调来展示女性形象。金枪鱼希望通过男性演员呈现女性角色,具有通过女性角色传达的文化符号。(2) Tunas Harapan介绍了基于性别意识形态的女性领导人,这些意识形态呈现了女性的神话,即女性是性别平等,女性是勇敢的人物,女性是统治者的人物,以及女性是救世主。关键词:杜穆鲁克剧场,女主,神话。
MITOS TOKOH PEREMPUAN LAKON ABDULMULUK JAUHARI TEATER DULMULUK TUNAS HARAPAN
Penelitian berjudul “Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan” ini menganalisis tentang tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki dan mitos tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Dengan menggunakan teori semiotika untuk menjawab permasalahan tersebut maka peneliti membuat pertanyaan dalam rumusan masalah yang berkaitan dengan: bagaimana materi mitos wicara tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari pertunjukan teater Dulmuluk kelompok Tunas Harapan. Penelitian ini menggunakan teori semiotika Roland Barthes untuk melihat analisis tokoh perempuan dalam lakon Abdulmuluk Jauhari. Hasil penelitian ini memberikan pemahaman yaitu (1) Tokoh perempuan yang dimainkan oleh aktor laki-laki menampilkan sosok perempuan dengan menggunakan kostum, make-up, hair style, gerak dan nada yang menyerupai perempuan. Tunas Harapan dalam menampilkan tokoh perempuan melalui aktor laki-laki memiliki simbol-simbol kebudayaan yang disampaikan melalui tokoh perempuan. (2) Tunas Harapan menampilkan tokoh perempuan berdasarkan ideologi gender yang menghadirkan mitos perempuan, yaitu perempuan sebagai kesetaraan gender, perempuan sebagai sosok pemberani, perempuan sebagai sosok penguasa, dan perempuan sebagai penyelamat.Kata kunci: Teater Dulmuluk, Tokoh Perempuan, Mitos.The research entitled “ Mitos Tokoh Perempuan Lakon Abdulmuluk Jauhari Teater Dulmuluk Tunas Harapan “ analyzed the female characters played by male actors and the myth of a female character in Abdulmuluk Jauhari’s play. By using semiotic theory to answer these problems, the researcher makes a question in the formulation of the problem related to: how is the material of the myth of the talk of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play Dulmuluk theater group Tunas Harapan. This study uses Roland Barthes’s semiotic theory to look at the analysis of female characters in Abdulmuluk Jauhari’s play. The results of this study provide understanding, namely (1) The female figure played by male actors displays a female figure using costumes, make-up, hair styles, movements and tones that resemble women. Tunas Harapan in presenting female characters through male actors has cultural symbols conveyed through female characters. (2) Tunas Harapan presents women leaders based on gender ideology that presents myths of women, namely women as gender equality, women as brave figures, women as figures of rulers, and women as saviors.Keywords: Theater Dulmuluk, Female Leader, Myth.