{"title":"SD学生的行为障碍处理模式:减少日惹学生暴力行为的努力","authors":"Khanif Maksum, Ahmad Syamsul Arifin","doi":"10.36835/MODELING.V6I2.513","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Keterlibatan sejumlah pelajar anak SD dalam sejumlah kasus klitih, dikhawatirkan menjadi pola perilaku yang berpotensi terus-menerus bertahan dan berulang, sehingga akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Gangguan perilaku ini, dalam bentuk ekstremnya, dapat berupa pelanggaran berat dari norma sosial dan lebih parah daripada kenakalan anak pada umumnya. Apabila gangguan perilaku (conduct disorder) ini tidak segera diatasi, dapat mengarah perlilaku anti sosial yang dapat membahayakan diri dan orang lain di sekitarnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif naturalistik. Penelitian didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus yang menghasilkan data deskriptif dari responden atau perilaku dan situasi yang diamati. Pendekatan ini sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak memahami pola dan dinamika perilaku bermasalah pada anak dengan gangguan perilaku. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sample atau berdasarkan tujuan penelitian dengan berbagai pertimbangan teknis. Adapun subjek penelitian ini adalah Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito, SLB E Prayuana, dan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta siswa-siswa di SD dan MI yang ditangani di Wilayah DIY yang terdiagnosis mengalami gangguan perilaku. Berdasarkan hasil penelitia polan penganganan yang dilakukan di SLB-E Prayuwana dan BPRSR lebih mengarah kepada pola behavioral treatment yang lebih mengedepankan kepada penguatan perilaku positif dan prososial anak melalui proses pembelajaran bersama dengan melibatkan komponen keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sedangkan pola penanganan yang dilakukan oleh Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito lebih mengarah kepada pola cognitive-behavioral psychotherapy yang dilakukan melaui proses terapi jangka panjang dengan melibatkan berbagai komponen potensial. Pola interfensi yang dipilih akan sangat tergantung dari proses assessment yang telah dilakukan. Selama proses interfensi ini, pelibatan tenaga professional, keluarga dan lingkungan, terutama guru sangatlah penting. Proses interfensi ini, ditujukan untuk memantik 3 ranah; (1) kognitif; untuk menemukan intra-solusi yang diharapkan oleh pasien (2) afektif dan respon emosional yang mengarah kepada kemampuan adaftif prososial pasein, dan (3) psikomotorik untuk meningkatkan aktifitas produktif dan positif motorik anak; Melalui pola deteksi dini dan interfensi ini akan mengurangi kasus klitih atau kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menghantui kota Yogyakarta.","PeriodicalId":31032,"journal":{"name":"Modeling Jurnal Program Studi PGMI","volume":"6 1","pages":"259-277"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2019-09-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"Pola Pendekatan Penanganan Gangguan Perilaku (conduct disorder) pada Pelajar SD: Sebuah Upaya Mengurangi Perilaku Kekerasan Pelajar di Yogyakarta\",\"authors\":\"Khanif Maksum, Ahmad Syamsul Arifin\",\"doi\":\"10.36835/MODELING.V6I2.513\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Keterlibatan sejumlah pelajar anak SD dalam sejumlah kasus klitih, dikhawatirkan menjadi pola perilaku yang berpotensi terus-menerus bertahan dan berulang, sehingga akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Gangguan perilaku ini, dalam bentuk ekstremnya, dapat berupa pelanggaran berat dari norma sosial dan lebih parah daripada kenakalan anak pada umumnya. Apabila gangguan perilaku (conduct disorder) ini tidak segera diatasi, dapat mengarah perlilaku anti sosial yang dapat membahayakan diri dan orang lain di sekitarnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif naturalistik. Penelitian didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus yang menghasilkan data deskriptif dari responden atau perilaku dan situasi yang diamati. Pendekatan ini sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak memahami pola dan dinamika perilaku bermasalah pada anak dengan gangguan perilaku. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sample atau berdasarkan tujuan penelitian dengan berbagai pertimbangan teknis. Adapun subjek penelitian ini adalah Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito, SLB E Prayuana, dan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta siswa-siswa di SD dan MI yang ditangani di Wilayah DIY yang terdiagnosis mengalami gangguan perilaku. Berdasarkan hasil penelitia polan penganganan yang dilakukan di SLB-E Prayuwana dan BPRSR lebih mengarah kepada pola behavioral treatment yang lebih mengedepankan kepada penguatan perilaku positif dan prososial anak melalui proses pembelajaran bersama dengan melibatkan komponen keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sedangkan pola penanganan yang dilakukan oleh Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito lebih mengarah kepada pola cognitive-behavioral psychotherapy yang dilakukan melaui proses terapi jangka panjang dengan melibatkan berbagai komponen potensial. Pola interfensi yang dipilih akan sangat tergantung dari proses assessment yang telah dilakukan. Selama proses interfensi ini, pelibatan tenaga professional, keluarga dan lingkungan, terutama guru sangatlah penting. Proses interfensi ini, ditujukan untuk memantik 3 ranah; (1) kognitif; untuk menemukan intra-solusi yang diharapkan oleh pasien (2) afektif dan respon emosional yang mengarah kepada kemampuan adaftif prososial pasein, dan (3) psikomotorik untuk meningkatkan aktifitas produktif dan positif motorik anak; Melalui pola deteksi dini dan interfensi ini akan mengurangi kasus klitih atau kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menghantui kota Yogyakarta.\",\"PeriodicalId\":31032,\"journal\":{\"name\":\"Modeling Jurnal Program Studi PGMI\",\"volume\":\"6 1\",\"pages\":\"259-277\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2019-09-30\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Modeling Jurnal Program Studi PGMI\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36835/MODELING.V6I2.513\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Modeling Jurnal Program Studi PGMI","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36835/MODELING.V6I2.513","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1
摘要
一些小学生参与其中的一些案件被认为是一种潜在的持续和重复的行为模式,可能会对他们的社会、学术和未来功能造成重大损害。这种行为障碍,以其极端形式,可能是对社会规范的严重侵犯,比儿童行为更严重。如果这种行为障碍不能立即消除,可能会导致反社会行为,对自己和周围的人构成危险。这项研究采用了自然分析的方法。研究是基于从被调查者或被观察的行为和情况中获得描述性数据的案例的自然面进行的。这种方法符合研究的目的,该研究旨在理解患有行为障碍的儿童的问题行为模式和动态。研究对象是根据样本的目的选择的,还是根据研究的目标选择的,有多种技术考虑。至于这项研究的主题是生长中的多保育医生Sardjito博士、SLB E Prayuana,以及在DIY地区治疗的青少年日惹青年保护和康复大厅(BPRSR),该大厅被诊断为行为障碍。根据在SLB-E Prayuwana上的研究结果,BPRSR更倾向于在涉及家庭、学校和同龄人的同时学习过程中强化儿童积极和社会保护行为模式。而聚合诊所长期使用的治疗模式,Sardjito博士的治疗方法,更倾向于在长期治疗过程中涉及各种潜在成分的认知和心理治疗模式。选择的相互作用模式将很大程度上取决于所做的评估过程。在这些相互作用的过程中,专业人员、家庭和环境,尤其是教师,尤其重要。这些互动性过程,用于操纵3个领域;(1)认知;寻找病人(2)情感反应和情绪反应,导致适应性发育障碍;(3)心理运动,以增加儿童运动积极和积极的活动;通过这种早期检测和内部性模式,可以减少最近困扰日惹市的案件或青少年犯罪。
Pola Pendekatan Penanganan Gangguan Perilaku (conduct disorder) pada Pelajar SD: Sebuah Upaya Mengurangi Perilaku Kekerasan Pelajar di Yogyakarta
Keterlibatan sejumlah pelajar anak SD dalam sejumlah kasus klitih, dikhawatirkan menjadi pola perilaku yang berpotensi terus-menerus bertahan dan berulang, sehingga akan menyebabkan kerusakan yang signifikan pada fungsi sosial, akademis, maupun masa depannya. Gangguan perilaku ini, dalam bentuk ekstremnya, dapat berupa pelanggaran berat dari norma sosial dan lebih parah daripada kenakalan anak pada umumnya. Apabila gangguan perilaku (conduct disorder) ini tidak segera diatasi, dapat mengarah perlilaku anti sosial yang dapat membahayakan diri dan orang lain di sekitarnya.Penelitian ini menggunakan pendekatan diskriptif naturalistik. Penelitian didasarkan pada sisi alamiah suatu kasus yang menghasilkan data deskriptif dari responden atau perilaku dan situasi yang diamati. Pendekatan ini sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak memahami pola dan dinamika perilaku bermasalah pada anak dengan gangguan perilaku. Subjek penelitian dipilih berdasarkan purposive sample atau berdasarkan tujuan penelitian dengan berbagai pertimbangan teknis. Adapun subjek penelitian ini adalah Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito, SLB E Prayuana, dan Balai Perlindungan dan Rehabilitasi Sosial Remaja (BPRSR) Yogyakarta siswa-siswa di SD dan MI yang ditangani di Wilayah DIY yang terdiagnosis mengalami gangguan perilaku. Berdasarkan hasil penelitia polan penganganan yang dilakukan di SLB-E Prayuwana dan BPRSR lebih mengarah kepada pola behavioral treatment yang lebih mengedepankan kepada penguatan perilaku positif dan prososial anak melalui proses pembelajaran bersama dengan melibatkan komponen keluarga, sekolah dan teman sebaya. Sedangkan pola penanganan yang dilakukan oleh Poliklinik Tumbuh Kembanng RSUP dr. Sardjito lebih mengarah kepada pola cognitive-behavioral psychotherapy yang dilakukan melaui proses terapi jangka panjang dengan melibatkan berbagai komponen potensial. Pola interfensi yang dipilih akan sangat tergantung dari proses assessment yang telah dilakukan. Selama proses interfensi ini, pelibatan tenaga professional, keluarga dan lingkungan, terutama guru sangatlah penting. Proses interfensi ini, ditujukan untuk memantik 3 ranah; (1) kognitif; untuk menemukan intra-solusi yang diharapkan oleh pasien (2) afektif dan respon emosional yang mengarah kepada kemampuan adaftif prososial pasein, dan (3) psikomotorik untuk meningkatkan aktifitas produktif dan positif motorik anak; Melalui pola deteksi dini dan interfensi ini akan mengurangi kasus klitih atau kenakalan remaja yang akhir-akhir ini menghantui kota Yogyakarta.