{"title":"腾格里社会的政治身份是为了维护伊斯兰霸权和权力的文化体系","authors":"Ali Maksum","doi":"10.18860/EL.V17I1.3083","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This article explores the dynamic of Tengger communities life in order to defend its culture with regard to the expansion of Islam and the power of Indonesian government. The research were conducted in two villages, Ngadisari and Sapikerep, Probolinggo. Using the perspective of representation theory, this study elaborate more detail about the strategy of the Tengger people in representing their identity in the midst of the dynamics of the changing time. The dynamics dialectic between the Tengger and power (Islam) have brought out two important propositions. First, because of the strong tradition and culture Tengger systems, both Hindu and Islamic ideology interpreted as a cultural system that only symbolically attached to the Tengger. Second, although impressed syncretic, in fact, Islam and Hinduism also established world view Tengger substantive and culturally. The second view is as commonly as Islam in Java, \"Javanese Islam\" behind its character as if syncretic. However, it shows \"substantial Islam\" because it is based on religious traditions of Sufism. Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan pemerintah Indonesia. Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, Probolinggo. Dengan menggunakan perspektif teori representasi, penelitian ini hendak mengelaborasi strategi masyarakat Tengger dalam merepresentasi identitas diri mereka di tengah-tengah dinamika perubahan zaman. Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan (Islam) melahirkan dua proposisi penting. Pertama, karena kuatnya tradisi dan sistem kebudayaan masyarakat Tengger, baik ideologi Hindu maupun Islam, dimaknai sebagai sistem kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara simbolik bagi masyarakat Tengger. Kedua, meskipun terkesan sinkretis, sesungguhnya Islam maupun Hindu juga membentuk world view masyarakat Tengger secara subtantif dan kultural. Pandangan kedua tidak ubahnya seperti sistem keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. ”Islam Jawa” di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan ”Islam subtansial” karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":"17 1","pages":"18-35"},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-11-08","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"5","resultStr":"{\"title\":\"POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT TENGGER DALAM MEMPERTAHANKAN SISTEM KEBUDAYAAN DARI HEGEMONI ISLAM DAN KEKUASAAN\",\"authors\":\"Ali Maksum\",\"doi\":\"10.18860/EL.V17I1.3083\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This article explores the dynamic of Tengger communities life in order to defend its culture with regard to the expansion of Islam and the power of Indonesian government. The research were conducted in two villages, Ngadisari and Sapikerep, Probolinggo. Using the perspective of representation theory, this study elaborate more detail about the strategy of the Tengger people in representing their identity in the midst of the dynamics of the changing time. The dynamics dialectic between the Tengger and power (Islam) have brought out two important propositions. First, because of the strong tradition and culture Tengger systems, both Hindu and Islamic ideology interpreted as a cultural system that only symbolically attached to the Tengger. Second, although impressed syncretic, in fact, Islam and Hinduism also established world view Tengger substantive and culturally. The second view is as commonly as Islam in Java, \\\"Javanese Islam\\\" behind its character as if syncretic. However, it shows \\\"substantial Islam\\\" because it is based on religious traditions of Sufism. Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan pemerintah Indonesia. Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, Probolinggo. Dengan menggunakan perspektif teori representasi, penelitian ini hendak mengelaborasi strategi masyarakat Tengger dalam merepresentasi identitas diri mereka di tengah-tengah dinamika perubahan zaman. Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan (Islam) melahirkan dua proposisi penting. Pertama, karena kuatnya tradisi dan sistem kebudayaan masyarakat Tengger, baik ideologi Hindu maupun Islam, dimaknai sebagai sistem kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara simbolik bagi masyarakat Tengger. Kedua, meskipun terkesan sinkretis, sesungguhnya Islam maupun Hindu juga membentuk world view masyarakat Tengger secara subtantif dan kultural. Pandangan kedua tidak ubahnya seperti sistem keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. ”Islam Jawa” di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan ”Islam subtansial” karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":\"17 1\",\"pages\":\"18-35\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2016-11-08\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"5\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.3083\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V17I1.3083","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 5
摘要
本文探讨腾格里社区生活的动态,以捍卫其文化与伊斯兰教的扩张和印尼政府的权力。研究在两个村庄进行,Ngadisari和Sapikerep, Probolinggo。本研究运用表征理论的视角,详细阐述了腾格里人在动态变化的时代背景下的身份表征策略。腾格里人与权力(伊斯兰教)之间的动态辩证法提出了两个重要命题。首先,由于腾格里系统的强大传统和文化,印度教和伊斯兰教的意识形态都被解释为只是象征性地依附于腾格里的文化系统。第二,虽然印象融合,实际上,伊斯兰教和印度教也建立了腾格里实质性的世界观和文化。第二种观点与爪哇伊斯兰教一样普遍,“爪哇伊斯兰教”背后的特点仿佛是融合的。然而,它显示了“实质的伊斯兰教”,因为它是基于苏菲派的宗教传统。Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam成员pertahankan系统kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan peremerintah印度尼西亚。Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, probinggo。邓甘孟古那坎的观点是代表,邓甘孟古那坎的战略是代表,邓甘孟古那坎的战略是代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表,邓甘丹那坎代表。Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan(伊斯兰教)melahirkan dua proposisi penting。Pertama, karena kuatnya tradisi dan system kebudayaan masyarakat Tengger, baik意识形态印度教maupun伊斯兰教,dimaknai sebagai system kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara symbolik bagi masyarakat Tengger。【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】【翻译】Pandangan kedua tidak ubahnya seperti system keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. "伊斯兰教爪哇" di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan "伊斯兰教实质" karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf
POLITIK IDENTITAS MASYARAKAT TENGGER DALAM MEMPERTAHANKAN SISTEM KEBUDAYAAN DARI HEGEMONI ISLAM DAN KEKUASAAN
This article explores the dynamic of Tengger communities life in order to defend its culture with regard to the expansion of Islam and the power of Indonesian government. The research were conducted in two villages, Ngadisari and Sapikerep, Probolinggo. Using the perspective of representation theory, this study elaborate more detail about the strategy of the Tengger people in representing their identity in the midst of the dynamics of the changing time. The dynamics dialectic between the Tengger and power (Islam) have brought out two important propositions. First, because of the strong tradition and culture Tengger systems, both Hindu and Islamic ideology interpreted as a cultural system that only symbolically attached to the Tengger. Second, although impressed syncretic, in fact, Islam and Hinduism also established world view Tengger substantive and culturally. The second view is as commonly as Islam in Java, "Javanese Islam" behind its character as if syncretic. However, it shows "substantial Islam" because it is based on religious traditions of Sufism. Artikel ini mengeksplorasi dinamika masyarakat Tengger dalam mempertahankan sistem kebudayaan dari ekspansi Islam dan kekuasaan pemerintah Indonesia. Penelitian dengan mengambil lokus di dua desa, Ngadisari dan Sapikerep, Probolinggo. Dengan menggunakan perspektif teori representasi, penelitian ini hendak mengelaborasi strategi masyarakat Tengger dalam merepresentasi identitas diri mereka di tengah-tengah dinamika perubahan zaman. Dinamika dialektika antara Tengger dengan kekuasaan (Islam) melahirkan dua proposisi penting. Pertama, karena kuatnya tradisi dan sistem kebudayaan masyarakat Tengger, baik ideologi Hindu maupun Islam, dimaknai sebagai sistem kebudayaan yang tidak ubahnya hanya melekat secara simbolik bagi masyarakat Tengger. Kedua, meskipun terkesan sinkretis, sesungguhnya Islam maupun Hindu juga membentuk world view masyarakat Tengger secara subtantif dan kultural. Pandangan kedua tidak ubahnya seperti sistem keagamaan masyarakat Jawa pada umumnya yang menganut agama Islam. ”Islam Jawa” di balik wataknya seolah-olah sinkretis, namun sesungguhnya tetap menunjukkan ”Islam subtansial” karena berbasis tradisi keagamaan tasawuf