BLANGKON black:在城市穆斯林社会中发现了dadepo坎运动

El Harakah Pub Date : 2016-06-10 DOI:10.18860/EL.V18I1.2843
Fikria Najitama
{"title":"BLANGKON black:在城市穆斯林社会中发现了dadepo坎运动","authors":"Fikria Najitama","doi":"10.18860/EL.V18I1.2843","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"This paper discusses the identity represented by the community of Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). This community is located in Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang. There are several reasons underlying the need to explore Padasuka community. One of them is the black clothes and Javanese blangkon of the male members. This fact is certainly interesting as this community exists in a multi- ethnic region and modern urban area. The finding shows that Kiai Syarif, as the leader plays a dominant role in the process of identity representation. This is because he has a strong capital in the social and cultural aspects. In addition, the cultural identity of the community not only serves to determine the code of conduct, but also as a tool of resistance against the domination of the external culture. Tulisan ini membahas identitas yang digunakan oleh komunitas Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan. Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah pakaian mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki. Kenyataan ini tentunya menarik, karena Padasuka berada dalam kawasan multi-etnis dan wilayah perkotaan yang modern. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proses reproduksi identitas. Hal ini karena dia memiliki modal yang kuat dalam aspek sosial dan kultural. Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarah yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi atas dominasi budaya dari luar.","PeriodicalId":31198,"journal":{"name":"El Harakah","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2016-06-10","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"BLANGKON HITAM: IDENTITAS GERAKAN PADEPOKAN DAKWAH SUNAN KALIJAGA DALAM MASYARAKAT MUSLIM PERKOTAAN\",\"authors\":\"Fikria Najitama\",\"doi\":\"10.18860/EL.V18I1.2843\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"This paper discusses the identity represented by the community of Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). This community is located in Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang. There are several reasons underlying the need to explore Padasuka community. One of them is the black clothes and Javanese blangkon of the male members. This fact is certainly interesting as this community exists in a multi- ethnic region and modern urban area. The finding shows that Kiai Syarif, as the leader plays a dominant role in the process of identity representation. This is because he has a strong capital in the social and cultural aspects. In addition, the cultural identity of the community not only serves to determine the code of conduct, but also as a tool of resistance against the domination of the external culture. Tulisan ini membahas identitas yang digunakan oleh komunitas Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan. Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah pakaian mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki. Kenyataan ini tentunya menarik, karena Padasuka berada dalam kawasan multi-etnis dan wilayah perkotaan yang modern. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proses reproduksi identitas. Hal ini karena dia memiliki modal yang kuat dalam aspek sosial dan kultural. Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarah yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi atas dominasi budaya dari luar.\",\"PeriodicalId\":31198,\"journal\":{\"name\":\"El Harakah\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2016-06-10\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"El Harakah\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.18860/EL.V18I1.2843\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"El Harakah","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.18860/EL.V18I1.2843","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

本文探讨了帕达苏卡(Padasuka)社区所代表的身份认同。这个社区位于Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang。探索Padasuka社区有几个潜在的原因。其中之一是男性成员的黑色衣服和爪哇绒衣。这个事实当然是有趣的,因为这个社区存在于一个多民族地区和现代城市地区。研究结果表明,作为领导者的Kiai Syarif在身份表征过程中起着主导作用。这是因为他在社会文化方面有很强的资本。此外,社区的文化认同不仅可以确定行为准则,还可以作为抵抗外部文化统治的工具。土立沙尼成员的身份是yang digunakan oleh komunitas paddepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka)。Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren umul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan。Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji。Salah satunya adalah巴基斯坦mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki。肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人,我是肯尼亚人。Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proproduksi identitas。哈尔尼karena dia memiliki模态杨夸达拉姆讲社会和文化。Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarai yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi as dominasbudaya dari luar。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
BLANGKON HITAM: IDENTITAS GERAKAN PADEPOKAN DAKWAH SUNAN KALIJAGA DALAM MASYARAKAT MUSLIM PERKOTAAN
This paper discusses the identity represented by the community of Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). This community is located in Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, South Tangerang. There are several reasons underlying the need to explore Padasuka community. One of them is the black clothes and Javanese blangkon of the male members. This fact is certainly interesting as this community exists in a multi- ethnic region and modern urban area. The finding shows that Kiai Syarif, as the leader plays a dominant role in the process of identity representation. This is because he has a strong capital in the social and cultural aspects. In addition, the cultural identity of the community not only serves to determine the code of conduct, but also as a tool of resistance against the domination of the external culture. Tulisan ini membahas identitas yang digunakan oleh komunitas Padepokan dakwah Sunan Kalijaga (Padasuka). Padasuka merupakan komunitas yang berada dalam Pesantren Ummul Qura, Pondok Cabe Ilir, Tangerang Selatan. Ada beberapa alasan yang menjadikan komunitas Padasuka menarik untuk dikaji. Salah satunya adalah pakaian mereka yang serba hitam, dan memakai blangkon dari Jawa bagi anggota laki-laki. Kenyataan ini tentunya menarik, karena Padasuka berada dalam kawasan multi-etnis dan wilayah perkotaan yang modern. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa Kiai Syarif, sebagai tokoh komunitas Padasuka, mempunyai posisi yang sangat dominan dalam proses reproduksi identitas. Hal ini karena dia memiliki modal yang kuat dalam aspek sosial dan kultural. Selain itu, dalam komunitas Padasuka, identitas budaya bukan hanya sebagai pengarah yang menentukan kode etik, namun juga menjadi alat resistensi atas dominasi budaya dari luar.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
9
审稿时长
4 weeks
期刊最新文献
الائتلاف والاختلاف في الأمثال العربية واليوربوية: دراسة مقارنAL-I’TILAF WA AL-IKHTILAF FI AL-AMTSAL AL-ARABIYAH WA AL-YORUBIYYAH: DIRASAH MUQARANAH THE ISLAMIC DIALEKTICS AND LOCAL CULTURE IN THE PETAWAREN TRADITION IN GAYO COMMUNITY SUFI HEALING COMMODIFICATION THROUGHOUT EAST JAVA URBAN ENVIRONMENTS THE CULTURED ISLAM: THE BOUNDARY OF ISLAMIC IDENTITY BETWEEN THE MINANGKABAU AND MANDAILING ETHNICS PAMALI CULTURE OF POLEWALI COMMUNITY IN WEST SULAWESI AND APPRECIATION OF ISLAMIC JURISPRUDENCE
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1