{"title":"疑似圣战者RUKYAH AL-HILAL:口译和圣训解构研究","authors":"Muhammad Nurkhanif","doi":"10.21043/riwayah.v4i2.4625","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"<p class=\"06IsiAbstrak\"><span lang=\"EN-GB\">Problermatika penentuan penentuan hilal awal bulan Hijriyah terutama awal Ramadhan, Syawal dan Dzulihijjah hingga sekarang masih belum terpecahkan. Problem ini muncul dari bentuk dan corak pemahaman teks-teks hadis nabi SAW tentang Rukyat <em>al hilal </em>yang bervariasi matannya. Salah satu bentuk intepretasi teks hadis tersebut adalah metode Rukyat <em>bi al Fi’li</em> ya<span>n</span>g dilakukan de<span>n</span>g<span>a</span>n carameli<span>h</span>at <span>h</span>il<span>a</span>l ketikamata<span>h</span>ariter<span>b</span>e<span>n</span>amdi ak<span>h</span>ir<span>b</span>ula<span>n Qamariah</span>.<span>Bentuk Intepretasi lain adalah metode Rukyat <em>bi al ‘ilmi</em> atau h</span>i<span>s</span>abyang merupakan bentuk<span>p</span>e<span>r</span><span>h</span>itu<span>n</span>gan <span>po</span><span>s</span>i<span>s</span>i dan keti<span>n</span>g<span>g</span>ian <span>h</span>ilal srcara matematis <span>s</span>aatmata<span>h</span>ari ter<span>b</span>e<span>n</span>am. Jika<span>h</span>ilal tidakda<span>p</span>at terli<span>h</span>at kare<span>n</span>a cuaca maka<span>b</span>ulan disempurnakanme<span>n</span>jadi 30<span>h</span>ari.Teori <span>s</span>e<span>p</span>erti i<span>n</span>i d<span>a</span><span>p</span>at di<span>s</span>e<span>b</span>ut de<span>n</span>gani<span>s</span>tikmal.Cara lain dapat ditempuh dengan cara mengkira- kirakan posisi hilal, teori ini diesebut dengan <em>faqduru lahu. </em>Namun pada implemantasi teks hadis <em>rukyat al hilal</em>, khususnya di Indonesia masih terkesan terkotak-kotakan. Rukyat <em>bi al fi’li</em> adalah tradisi NU dan rukat <em>bi al ‘ilmi</em> adalah tradisi Muhammadiyah, seolah teks hadis nabi sudang terkaplingkan untuk kedua ormas besar tersebut. Penulis menawarkan alternatif pemahaman hadis tersebut dengan teori hermeneutika dan teori dekonstruksi.</span></p>","PeriodicalId":31822,"journal":{"name":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-12-25","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"2","resultStr":"{\"title\":\"NALAR KRITIS HADIS RUKYAH AL-HILAL : Kajian Hermeneutika dan Dekonstruksi Hadis\",\"authors\":\"Muhammad Nurkhanif\",\"doi\":\"10.21043/riwayah.v4i2.4625\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"<p class=\\\"06IsiAbstrak\\\"><span lang=\\\"EN-GB\\\">Problermatika penentuan penentuan hilal awal bulan Hijriyah terutama awal Ramadhan, Syawal dan Dzulihijjah hingga sekarang masih belum terpecahkan. Problem ini muncul dari bentuk dan corak pemahaman teks-teks hadis nabi SAW tentang Rukyat <em>al hilal </em>yang bervariasi matannya. Salah satu bentuk intepretasi teks hadis tersebut adalah metode Rukyat <em>bi al Fi’li</em> ya<span>n</span>g dilakukan de<span>n</span>g<span>a</span>n carameli<span>h</span>at <span>h</span>il<span>a</span>l ketikamata<span>h</span>ariter<span>b</span>e<span>n</span>amdi ak<span>h</span>ir<span>b</span>ula<span>n Qamariah</span>.<span>Bentuk Intepretasi lain adalah metode Rukyat <em>bi al ‘ilmi</em> atau h</span>i<span>s</span>abyang merupakan bentuk<span>p</span>e<span>r</span><span>h</span>itu<span>n</span>gan <span>po</span><span>s</span>i<span>s</span>i dan keti<span>n</span>g<span>g</span>ian <span>h</span>ilal srcara matematis <span>s</span>aatmata<span>h</span>ari ter<span>b</span>e<span>n</span>am. Jika<span>h</span>ilal tidakda<span>p</span>at terli<span>h</span>at kare<span>n</span>a cuaca maka<span>b</span>ulan disempurnakanme<span>n</span>jadi 30<span>h</span>ari.Teori <span>s</span>e<span>p</span>erti i<span>n</span>i d<span>a</span><span>p</span>at di<span>s</span>e<span>b</span>ut de<span>n</span>gani<span>s</span>tikmal.Cara lain dapat ditempuh dengan cara mengkira- kirakan posisi hilal, teori ini diesebut dengan <em>faqduru lahu. </em>Namun pada implemantasi teks hadis <em>rukyat al hilal</em>, khususnya di Indonesia masih terkesan terkotak-kotakan. Rukyat <em>bi al fi’li</em> adalah tradisi NU dan rukat <em>bi al ‘ilmi</em> adalah tradisi Muhammadiyah, seolah teks hadis nabi sudang terkaplingkan untuk kedua ormas besar tersebut. Penulis menawarkan alternatif pemahaman hadis tersebut dengan teori hermeneutika dan teori dekonstruksi.</span></p>\",\"PeriodicalId\":31822,\"journal\":{\"name\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-12-25\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"2\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Riwayah Jurnal Studi Hadis\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4625\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Riwayah Jurnal Studi Hadis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.21043/riwayah.v4i2.4625","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 2
摘要
直到今天,Hijriyah月初,特别是Ramadhan、shawal和dzulihijja的问题还没有解决。这个问题来自《先知书》中关于al hilal Rukyat的段落的各种解读和理解。圣训的解读之一是"太阳下山时见到希尔"其他形式的解释形式是Rukyat bi ' ilmi或hisabmi方法,它是希拉尔日落时的数学位置和高度的数学计算形式。如果希拉尔因为天气原因不能露面,那么月亮将是30天。这样的理论可以称之为。另一种方法是预测希拉尔的位置,这一理论被称为“法库鲁拉胡”。但在植入圣战者rukyat al hilal的文本时,特别是在印度尼西亚,这些文本仍然被划分为划分。Rukyat bi al fi ' li是NU的传统,rukat bi ' ilmi是Muhammadiyah的传统,就好像先知的传统文本对这两大组织都有影响一样。作者用解释学和解构主义提供了另一种对圣训的理解。
NALAR KRITIS HADIS RUKYAH AL-HILAL : Kajian Hermeneutika dan Dekonstruksi Hadis
Problermatika penentuan penentuan hilal awal bulan Hijriyah terutama awal Ramadhan, Syawal dan Dzulihijjah hingga sekarang masih belum terpecahkan. Problem ini muncul dari bentuk dan corak pemahaman teks-teks hadis nabi SAW tentang Rukyat al hilal yang bervariasi matannya. Salah satu bentuk intepretasi teks hadis tersebut adalah metode Rukyat bi al Fi’li yang dilakukan dengan caramelihat hilal ketikamatahariterbenamdi akhirbulan Qamariah.Bentuk Intepretasi lain adalah metode Rukyat bi al ‘ilmi atau hisabyang merupakan bentukperhitungan posisi dan ketinggian hilal srcara matematis saatmatahari terbenam. Jikahilal tidakdapat terlihat karena cuaca makabulan disempurnakanmenjadi 30hari.Teori seperti ini dapat disebut denganistikmal.Cara lain dapat ditempuh dengan cara mengkira- kirakan posisi hilal, teori ini diesebut dengan faqduru lahu. Namun pada implemantasi teks hadis rukyat al hilal, khususnya di Indonesia masih terkesan terkotak-kotakan. Rukyat bi al fi’li adalah tradisi NU dan rukat bi al ‘ilmi adalah tradisi Muhammadiyah, seolah teks hadis nabi sudang terkaplingkan untuk kedua ormas besar tersebut. Penulis menawarkan alternatif pemahaman hadis tersebut dengan teori hermeneutika dan teori dekonstruksi.