聪明的印尼语学习和责任会产生更强的一代

Fon Pub Date : 2018-10-28 DOI:10.25134/FJPBSI.V13I2.1562
Sarwiji Suwandi
{"title":"聪明的印尼语学习和责任会产生更强的一代","authors":"Sarwiji Suwandi","doi":"10.25134/FJPBSI.V13I2.1562","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Melalui surat undangan untuk menjadi pembicara dalam rangka Seminar Nasional di Universitas Kuningan saya diberi tahu bahwa seminar ini mengangkat tema �Berliterasi dengan Bahasa dan Sastra.� Sekurang-kurangnya ada dua kata kunci dalam tema tersebut, yaitu �berliterasi� dan �bahasa dan sastra�.Selain itu, ada satu kata antara kedua kata kunci tersebut, yakni kata dengan yang berarti �menggunakan suatu alat atau media‟. Tatakala dibaca secara lengkap, tema itu kurang lebih dapat dimaknai berliterasi dengan menggunakan bahasa dan sastra (baca: bahasa dan sastra Indonesia) sebagai sarananya.Kata literasi itu sendiri sering diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis atau sering digunakan untuk mengacu konsep melek aksara atau keberaksaraan. Seturut dengan itu, berliterasi mengacu pada konsep aktivitas membaca atau menulis atau berkemampuan membaca dan menulis.Jika demikian pemaknaannya, tampaknya diskusi tentang tema tersebut momentumnyatelah lewat atau bisa dianggap selesai. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa bahasa memiliki fungsi sebagai wadah dan sekaligus pengembang kebudayaan, bahasa sebagai sarana memahami hasil olah pikir dan rasa manusia yang tertuang dalam teks-teks dan sekaligus sarana mengekspresikan dan mendesiminasikan olah pikir dan rasa orang atau keompok orang kepada orang lain melalui teks-teks juga.Pertanyaannya kemudian adalah apakah diskursus berliterasi dengan bahasa dan sastra benar-benar sudah memadai dan memberikan solusi atas permalasalahan yang ada. Tentu belum dan bahkan tidak pernah selesai! Persoalannya bukan semata-mata bahasa sebagai media literasi.Bahkan, jika literasi dibatasi pada makna melek aksara atauFON ; Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaVolume 13 Nomor 2 Tahun 2018ISSN Elektronik : 2614-7718 | 2ISSN Cetak : 2086-0609kebraksaraan pun masih banyak masalah tersisa.Memang, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangiangka buta huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekaksaraan masyarakat Indonesia mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8%untuk kategori remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesiatelah melewati tahapan krisis literasi dalam pengertian kemelekaksaraan.","PeriodicalId":34420,"journal":{"name":"Fon","volume":"13 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2018-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"1","resultStr":"{\"title\":\"PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENCERDASKAN DAN TANGGUNG JAWAB MENGHASILKAN GENERASI LITERAT\",\"authors\":\"Sarwiji Suwandi\",\"doi\":\"10.25134/FJPBSI.V13I2.1562\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Melalui surat undangan untuk menjadi pembicara dalam rangka Seminar Nasional di Universitas Kuningan saya diberi tahu bahwa seminar ini mengangkat tema �Berliterasi dengan Bahasa dan Sastra.� Sekurang-kurangnya ada dua kata kunci dalam tema tersebut, yaitu �berliterasi� dan �bahasa dan sastra�.Selain itu, ada satu kata antara kedua kata kunci tersebut, yakni kata dengan yang berarti �menggunakan suatu alat atau media‟. Tatakala dibaca secara lengkap, tema itu kurang lebih dapat dimaknai berliterasi dengan menggunakan bahasa dan sastra (baca: bahasa dan sastra Indonesia) sebagai sarananya.Kata literasi itu sendiri sering diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis atau sering digunakan untuk mengacu konsep melek aksara atau keberaksaraan. Seturut dengan itu, berliterasi mengacu pada konsep aktivitas membaca atau menulis atau berkemampuan membaca dan menulis.Jika demikian pemaknaannya, tampaknya diskusi tentang tema tersebut momentumnyatelah lewat atau bisa dianggap selesai. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa bahasa memiliki fungsi sebagai wadah dan sekaligus pengembang kebudayaan, bahasa sebagai sarana memahami hasil olah pikir dan rasa manusia yang tertuang dalam teks-teks dan sekaligus sarana mengekspresikan dan mendesiminasikan olah pikir dan rasa orang atau keompok orang kepada orang lain melalui teks-teks juga.Pertanyaannya kemudian adalah apakah diskursus berliterasi dengan bahasa dan sastra benar-benar sudah memadai dan memberikan solusi atas permalasalahan yang ada. Tentu belum dan bahkan tidak pernah selesai! Persoalannya bukan semata-mata bahasa sebagai media literasi.Bahkan, jika literasi dibatasi pada makna melek aksara atauFON ; Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaVolume 13 Nomor 2 Tahun 2018ISSN Elektronik : 2614-7718 | 2ISSN Cetak : 2086-0609kebraksaraan pun masih banyak masalah tersisa.Memang, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangiangka buta huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekaksaraan masyarakat Indonesia mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8%untuk kategori remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesiatelah melewati tahapan krisis literasi dalam pengertian kemelekaksaraan.\",\"PeriodicalId\":34420,\"journal\":{\"name\":\"Fon\",\"volume\":\"13 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2018-10-28\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"1\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Fon\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.25134/FJPBSI.V13I2.1562\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Fon","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.25134/FJPBSI.V13I2.1562","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 1

摘要

通过一封信,邀请大学成为全国研讨会的主讲人,以黄铜我被告知,它把主题研讨会�Berliterasi语言和文学。�至少有两个关键词的主题中,即�berliterasi���语言和文学。此外,这两个关键词之间有一个词,就是用的这个词的意思是�使用一种工具或媒体人”。读完整的Tatakala可以通过使用语言和文学(阅读:语言和印度尼西亚文学)作为基础来进行读写。识字本身通常被定义为一种阅读和写作能力,或经常用来指识字或识字的概念。与此同时,识字指的是阅读或写作或读写能力的概念。如果如此,关于主题的讨论似乎已经过去或可以被视为结束。语言不是我们都知道有作为容器,同时开发商文化,语言功能作为理解人类运动认为和结果的手段倒文献中也同时表达手段和mendesiminasikan运动认为,人或pkk)通过文献也向别人。然后的问题是,语言和文学的读写障碍是否真的足够,并提供了解决现有问题的办法。当然不是,也从来没有完成过!这不仅仅是语言作为一种读写媒介的问题。事实上,如果识字仅限于识字或fon;语言和文学教育期刊IndonesiaVolume 13两年电子2018ISSN号码:2614-7718 | 2ISSN打印:2086-0609kebraksaraan也还有很多问题。事实上,印度尼西亚是一个成功减少文盲的国家。2014年,联合国开发计划署(UNDP)数据显示,印尼成人群体的贫困率为92.8%,青少年类别为98.8%。这一成就实际上表明印尼已经通过了扫盲的阶段。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA YANG MENCERDASKAN DAN TANGGUNG JAWAB MENGHASILKAN GENERASI LITERAT
Melalui surat undangan untuk menjadi pembicara dalam rangka Seminar Nasional di Universitas Kuningan saya diberi tahu bahwa seminar ini mengangkat tema �Berliterasi dengan Bahasa dan Sastra.� Sekurang-kurangnya ada dua kata kunci dalam tema tersebut, yaitu �berliterasi� dan �bahasa dan sastra�.Selain itu, ada satu kata antara kedua kata kunci tersebut, yakni kata dengan yang berarti �menggunakan suatu alat atau media‟. Tatakala dibaca secara lengkap, tema itu kurang lebih dapat dimaknai berliterasi dengan menggunakan bahasa dan sastra (baca: bahasa dan sastra Indonesia) sebagai sarananya.Kata literasi itu sendiri sering diartikan sebagai sebuah kemampuan membaca dan menulis atau sering digunakan untuk mengacu konsep melek aksara atau keberaksaraan. Seturut dengan itu, berliterasi mengacu pada konsep aktivitas membaca atau menulis atau berkemampuan membaca dan menulis.Jika demikian pemaknaannya, tampaknya diskusi tentang tema tersebut momentumnyatelah lewat atau bisa dianggap selesai. Bukankah kita sama-sama tahu bahwa bahasa memiliki fungsi sebagai wadah dan sekaligus pengembang kebudayaan, bahasa sebagai sarana memahami hasil olah pikir dan rasa manusia yang tertuang dalam teks-teks dan sekaligus sarana mengekspresikan dan mendesiminasikan olah pikir dan rasa orang atau keompok orang kepada orang lain melalui teks-teks juga.Pertanyaannya kemudian adalah apakah diskursus berliterasi dengan bahasa dan sastra benar-benar sudah memadai dan memberikan solusi atas permalasalahan yang ada. Tentu belum dan bahkan tidak pernah selesai! Persoalannya bukan semata-mata bahasa sebagai media literasi.Bahkan, jika literasi dibatasi pada makna melek aksara atauFON ; Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaVolume 13 Nomor 2 Tahun 2018ISSN Elektronik : 2614-7718 | 2ISSN Cetak : 2086-0609kebraksaraan pun masih banyak masalah tersisa.Memang, Indonesia tercatat sebagai salah satu negara yang berhasil mengurangiangka buta huruf. Data UNDP tahun 2014 mencatat bahwa tingkat kemelekaksaraan masyarakat Indonesia mencapai 92,8% untuk kelompok dewasa, dan 98,8%untuk kategori remaja. Capaian ini sebenarnya menunjukkan bahwa Indonesiatelah melewati tahapan krisis literasi dalam pengertian kemelekaksaraan.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
Fon
Fon
自引率
0.00%
发文量
0
审稿时长
10 weeks
期刊最新文献
MASKULINITAS TOKOH UTAMA PADA CERITA RAKYAT KAMANDAKA PENGEMBANGAN MEDIA INFOGRAFIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS CERITA PENDEK KONFLIK KEPRIBADIAN NEUROTIK PADA TOKOH UTAMA DALAM NOVEL DAKSA KARYA RIZKI ANJARANI PELESTARIAN BAHASA BADUY SEBAGAI KEARIFAN LOKAL MELALUI APLIKASI TOUR GUIDE BERBASIS ANDROID PENGEMBANGAN E-MODUL TEKS EKSPOSISI BERBASIS HOTS MENGGUNAKAN SIGIL BAGI PESERTA DIDIK KELAS X SMK
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1