{"title":"溶剂对丙酮甲醇萃取提取的影响","authors":"Yansen Hartanto","doi":"10.36055/JIP.V10I1.9643","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.","PeriodicalId":17757,"journal":{"name":"JURNAL INTEGRASI PROSES","volume":"31 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2021-06-21","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Aseton-Metanol\",\"authors\":\"Yansen Hartanto\",\"doi\":\"10.36055/JIP.V10I1.9643\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.\",\"PeriodicalId\":17757,\"journal\":{\"name\":\"JURNAL INTEGRASI PROSES\",\"volume\":\"31 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2021-06-21\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"JURNAL INTEGRASI PROSES\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.9643\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"JURNAL INTEGRASI PROSES","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.36055/JIP.V10I1.9643","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Jenis Pelarut Pada Distilasi Ekstraktif Aseton-Metanol
Distilasi merupakan teknik pemisahan yang paling banyak digunakan di industri kimia. Tetapi cara ini tidak bisa digunakan untuk memisahkan campuran azeotropik. Jika dijumpai campuran azeotropik maka harus menggunakan distilasi yang termodifikasi seperti distilasi ekstraktif, distilasi azeotropik heterogen dan pressure swing distillation. Pada penelitian ini akan digunakan distilasi ekstraktif yang menggunakan tambahan entrainer/pelarut untuk melarutkan salah satu komponen sehingga titik azeotrop bisa terpecah lalu kedua komponen bisa dipisahkan. Teknik ini menggunakan 2 kolom yaitu kolom distilasi ekstraktif dan kolom pemurnian. Pada kolom distilasi ekstraktif terjadi kontak antara umpan dan entrainer sedangkan pada kolom pemurnian terjadi pemisahan antara umpan dan entrainer. Pada penelitian ini akan dipelajari bagaimana pengaruh jenis pelarut terhadap distilasi ekstraktif campuran aseton-metanol. Pelarut yang digunakan adalah DMSO, klorobenzena dan air. Variabel yang diamati adalah besarnya biaya peralatan, biaya utilitas, dan Total Annual Cost (TAC) untuk campuran umpan yang sama dan kemurnian produk yang dijaga konstan. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, TAC untuk pelarut DMSO memiliki nilai yang paling rendah sedangkan TAC untuk pelarut klorobenzena memiliki nilai yang paling tinggi.