边缘地葱(Allium cepa L.)皂苷积累及抑菌活性研究

N. Ariyanti, Sonia Latifa
{"title":"边缘地葱(Allium cepa L.)皂苷积累及抑菌活性研究","authors":"N. Ariyanti, Sonia Latifa","doi":"10.15575/12524","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Saponins are one of the secondary metabolites found in Shallot (Allium cepa L.), particularly in the roots. Microclimate differences in the cultivation area are thought to have a significant impact on the production of secondary metabolites, such as saponins. This research aimed to observe the saponins content in the root of shallot plants cultivated in marginal agricultural land and their antimicrobial activity against bacteria (Ralstonia solanacearum) and fungus (Fusarium oxysporum). This research was observational research with a random sampling method. The samples were collected from the shallot plantation with two different cultivation conditions. Two varieties of ‘Bima' and 'Tiron' cultivated by farmers in sandy coastal land Samas, Bantul were used. The plants were harvested at 1, 1.5, and 2 months after planting, respectively. The crude saponins extract was used to test antimicrobial activity. Shallot plants cultivated in marginal coastal sandy land produced higher saponins accumulated in their roots. The saponins production increased along with the maturity of shallot plants, both cultivated in marginal coastal sandy land and regular paddy field. The saponins extracted from the roots of shallots cultivated in both marginal and regular land showed higher antimicrobial activity than antifungal activity. Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa L.), terutama pada bagian akar. Perbedaan iklim mikro pada lahan budidaya diduga akan berpengaruh terhadap produksi metabolit sekunder termasuk saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan saponin pada bagian akar tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan pertanian marginal serta aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri (Ralstonia solanacearum) dan jamur (Fusarium oxysporum). Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel berasal dari perkebunan bawang merah dengan dua lahan budidaya yang berbeda. Digunakan dua varietas yaitu 'Bima' dan 'Tiron' yang dibudidayakan oleh petani di daerah pantai Samas,kabupaten Bantul. Bahan tanaman dipanen pada tiga waktu berbeda, yaitu 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan berturut-turut setelah tanam. Ekstrak kasar saponin digunakan untuk menguji aktivitas antimikrobanya. Tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai menghasilkan saponin yang  lebih tinggi yang terakumulasi pada akarnya. Produksi saponin semakin meningkat seiring dengan umur tanaman bawang merah, baik yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai maupun di lahan sawah biasa. Saponin yang diekstraksi dari akar bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal dan lahan biasa menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih tinggi daripada aktivitas antijamurnya.","PeriodicalId":34207,"journal":{"name":"Jurnal Agro Industri Perkebunan","volume":null,"pages":null},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2022-01-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Saponins accumulation and antimicrobial activities on shallot (Allium cepa L.) from marginal land\",\"authors\":\"N. Ariyanti, Sonia Latifa\",\"doi\":\"10.15575/12524\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Saponins are one of the secondary metabolites found in Shallot (Allium cepa L.), particularly in the roots. Microclimate differences in the cultivation area are thought to have a significant impact on the production of secondary metabolites, such as saponins. This research aimed to observe the saponins content in the root of shallot plants cultivated in marginal agricultural land and their antimicrobial activity against bacteria (Ralstonia solanacearum) and fungus (Fusarium oxysporum). This research was observational research with a random sampling method. The samples were collected from the shallot plantation with two different cultivation conditions. Two varieties of ‘Bima' and 'Tiron' cultivated by farmers in sandy coastal land Samas, Bantul were used. The plants were harvested at 1, 1.5, and 2 months after planting, respectively. The crude saponins extract was used to test antimicrobial activity. Shallot plants cultivated in marginal coastal sandy land produced higher saponins accumulated in their roots. The saponins production increased along with the maturity of shallot plants, both cultivated in marginal coastal sandy land and regular paddy field. The saponins extracted from the roots of shallots cultivated in both marginal and regular land showed higher antimicrobial activity than antifungal activity. Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa L.), terutama pada bagian akar. Perbedaan iklim mikro pada lahan budidaya diduga akan berpengaruh terhadap produksi metabolit sekunder termasuk saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan saponin pada bagian akar tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan pertanian marginal serta aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri (Ralstonia solanacearum) dan jamur (Fusarium oxysporum). Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel berasal dari perkebunan bawang merah dengan dua lahan budidaya yang berbeda. Digunakan dua varietas yaitu 'Bima' dan 'Tiron' yang dibudidayakan oleh petani di daerah pantai Samas,kabupaten Bantul. Bahan tanaman dipanen pada tiga waktu berbeda, yaitu 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan berturut-turut setelah tanam. Ekstrak kasar saponin digunakan untuk menguji aktivitas antimikrobanya. Tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai menghasilkan saponin yang  lebih tinggi yang terakumulasi pada akarnya. Produksi saponin semakin meningkat seiring dengan umur tanaman bawang merah, baik yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai maupun di lahan sawah biasa. Saponin yang diekstraksi dari akar bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal dan lahan biasa menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih tinggi daripada aktivitas antijamurnya.\",\"PeriodicalId\":34207,\"journal\":{\"name\":\"Jurnal Agro Industri Perkebunan\",\"volume\":null,\"pages\":null},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2022-01-01\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Jurnal Agro Industri Perkebunan\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.15575/12524\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Agro Industri Perkebunan","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.15575/12524","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0

摘要

皂苷是葱(Allium cepa L.)次生代谢产物之一,主要存在于根中。栽培地区的小气候差异被认为对次生代谢物(如皂苷)的产生有重大影响。本研究旨在观察边缘农田栽培的大葱根中皂苷的含量及其对细菌(Ralstonia solanacearum)和真菌(Fusarium oxysporum)的抗菌活性。本研究采用随机抽样方法进行观察性研究。样品采集于两种不同栽培条件下的大葱人工林。使用了班图尔沙质沿海土地Samas农民种植的“Bima”和“Tiron”两个品种。分别于种植后1个月、1.5个月和2个月收获植株。采用粗皂苷提取物进行抑菌活性测定。在沿海边缘沙地栽培的大葱根系中积累的皂苷含量较高。沿海边缘沙地和普通水田栽培的大葱,其总皂苷含量均随植株成熟而增加。边际地和常规地栽培的葱根皂苷的抑菌活性均高于抗真菌活性。葱总皂苷的代谢研究。白芍总皂苷对白芍总皂苷代谢的影响。图juan penelitian, ini adalah, untuk, mengetahui, kandungan皂甙,pada, tanaman, bawan, merah, dibudidayakan, di lahan, pertanian边缘,serta活性,anti - robanya terhadap bakteri (Ralstonia solanacearum)和jamur (Fusarium oxysporum)。Penelitian ini merupakan Penelitian observasdengan方法,pengambilan样品secara akak。Sampel berasal dari perkebuan bawangmerah dengan dua lahan budidaya yang berbeda。Digunakan dua varietas yitu 'Bima' dan 'Tiron' yang dibudidayakan oleh petani di daerah pantai Samas,kabupaten Bantul。Bahan tanaman dipanen pada tiga waktu berbeda, yyitu 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan berturut-turut setelah tanam。黄芪总皂苷抗斑叶锈病。Tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan边际pasir pantai menghasilkan皂甙yang lebih tinggi yang terakumulasi paada akarya。产品皂苷semakin meningkat seiring dengan umur tanaman bawangmerah, baik yang dibudidayakan di lahan边际pasir pantai maupun di lahan sawah biasa。总皂苷,阳阳区,阳阳区,阳阳区,阳阳区,阳阳区,阳阳区,阳阳区。
本文章由计算机程序翻译,如有差异,请以英文原文为准。
查看原文
分享 分享
微信好友 朋友圈 QQ好友 复制链接
本刊更多论文
Saponins accumulation and antimicrobial activities on shallot (Allium cepa L.) from marginal land
Saponins are one of the secondary metabolites found in Shallot (Allium cepa L.), particularly in the roots. Microclimate differences in the cultivation area are thought to have a significant impact on the production of secondary metabolites, such as saponins. This research aimed to observe the saponins content in the root of shallot plants cultivated in marginal agricultural land and their antimicrobial activity against bacteria (Ralstonia solanacearum) and fungus (Fusarium oxysporum). This research was observational research with a random sampling method. The samples were collected from the shallot plantation with two different cultivation conditions. Two varieties of ‘Bima' and 'Tiron' cultivated by farmers in sandy coastal land Samas, Bantul were used. The plants were harvested at 1, 1.5, and 2 months after planting, respectively. The crude saponins extract was used to test antimicrobial activity. Shallot plants cultivated in marginal coastal sandy land produced higher saponins accumulated in their roots. The saponins production increased along with the maturity of shallot plants, both cultivated in marginal coastal sandy land and regular paddy field. The saponins extracted from the roots of shallots cultivated in both marginal and regular land showed higher antimicrobial activity than antifungal activity. Saponin merupakan salah satu metabolit sekunder yang terdapat pada bawang merah (Allium cepa L.), terutama pada bagian akar. Perbedaan iklim mikro pada lahan budidaya diduga akan berpengaruh terhadap produksi metabolit sekunder termasuk saponin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan saponin pada bagian akar tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan pertanian marginal serta aktivitas antimikrobanya terhadap bakteri (Ralstonia solanacearum) dan jamur (Fusarium oxysporum). Penelitian ini merupakan penelitian observasi dengan metode pengambilan sampel secara acak. Sampel berasal dari perkebunan bawang merah dengan dua lahan budidaya yang berbeda. Digunakan dua varietas yaitu 'Bima' dan 'Tiron' yang dibudidayakan oleh petani di daerah pantai Samas,kabupaten Bantul. Bahan tanaman dipanen pada tiga waktu berbeda, yaitu 1 bulan, 1,5 bulan dan 2 bulan berturut-turut setelah tanam. Ekstrak kasar saponin digunakan untuk menguji aktivitas antimikrobanya. Tanaman bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai menghasilkan saponin yang  lebih tinggi yang terakumulasi pada akarnya. Produksi saponin semakin meningkat seiring dengan umur tanaman bawang merah, baik yang dibudidayakan di lahan marginal pasir pantai maupun di lahan sawah biasa. Saponin yang diekstraksi dari akar bawang merah yang dibudidayakan di lahan marginal dan lahan biasa menunjukkan aktivitas antimikroba yang lebih tinggi daripada aktivitas antijamurnya.
求助全文
通过发布文献求助,成功后即可免费获取论文全文。 去求助
来源期刊
自引率
0.00%
发文量
7
审稿时长
24 weeks
期刊最新文献
Ketahanan 50 galur harapan padi terhadap penyakit tungro Evaluasi keragaman genetic berbagai galur murni jagung manis utnuk penentuan tetua hibrida Efektivitas ekstrak N-Heksana daun tembelekan (Lantana camara L.) dan mimba (Azadirachta indica A. Juss) terhadap mortalitas keong mas (Pomacea canaliculate L.) Penapisan aktinobakteria rhizosfer padi sebagai agens pengendali hayati Xanthomonas oryzae pv. oryzae pathogen penyebab penyakit hawar daun bakteri Effects of soil ameliorant composition on soil properties and chili (Capsicum annuum L.) yield in inceptisols Jatinangor
×
引用
GB/T 7714-2015
复制
MLA
复制
APA
复制
导出至
BibTeX EndNote RefMan NoteFirst NoteExpress
×
×
提示
您的信息不完整,为了账户安全,请先补充。
现在去补充
×
提示
您因"违规操作"
具体请查看互助需知
我知道了
×
提示
现在去查看 取消
×
提示
确定
0
微信
客服QQ
Book学术公众号 扫码关注我们
反馈
×
意见反馈
请填写您的意见或建议
请填写您的手机或邮箱
已复制链接
已复制链接
快去分享给好友吧!
我知道了
×
扫码分享
扫码分享
Book学术官方微信
Book学术文献互助
Book学术文献互助群
群 号:481959085
Book学术
文献互助 智能选刊 最新文献 互助须知 联系我们:info@booksci.cn
Book学术提供免费学术资源搜索服务,方便国内外学者检索中英文文献。致力于提供最便捷和优质的服务体验。
Copyright © 2023 Book学术 All rights reserved.
ghs 京公网安备 11010802042870号 京ICP备2023020795号-1