{"title":"高速公路建设的类型平衡性方法选择矩阵(案例研究:用海门方法或克劳尔起重机方法选择平衡法)","authors":"Rizal Ardiana, Ratna Widyawati, A. Purba","doi":"10.23960/snip.v3i1.407","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelenggaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara, merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate, sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan, Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah perijinan konstruksi didapatkan dari BBWS Sumatera Utara, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol yang akan dibangun. Pada saat pengecekan bersama ini, terdapat debit air atau muka air banjir yang cukup tinggi dan datang secara tiba-tiba. Dari hasil tinjauan tersebut ada 2 alternatif metode konstruksi yang dapat dikerjakan yaitu pertama menggunakan metode erection launching gantry tetapi harus menyelesaikan pekerjaan pile slab dahulu baru dapat dilakukan erection yang cukup memakan waktu sekitar 160 hari dan metode kedua menggunakan erection girder dengan crawler crane (3 Crane) erection girder dapat berjalan beriringan dengan pekerjaan pile slab tetapi dengan resiko erection yang cukup tinggi dengan waktu 50 hari sehingga perlu dilakukan review ulang secara waktu dan biaya konstruksi dengan metode matriks pemilihan metode yang cepat dan tetap aman proses konstruksi.","PeriodicalId":21736,"journal":{"name":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","volume":"5 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-15","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Matriks Pemilihan Jenis Metode Erection Pada Konstruksi Jalan Tol (Studi Kasus :Pemilihan Metode Erection Girder Menggunakan Metode Lauching Gantry Atau Metode Clawer Crane)\",\"authors\":\"Rizal Ardiana, Ratna Widyawati, A. Purba\",\"doi\":\"10.23960/snip.v3i1.407\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelenggaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara, merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate, sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan, Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah perijinan konstruksi didapatkan dari BBWS Sumatera Utara, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol yang akan dibangun. Pada saat pengecekan bersama ini, terdapat debit air atau muka air banjir yang cukup tinggi dan datang secara tiba-tiba. Dari hasil tinjauan tersebut ada 2 alternatif metode konstruksi yang dapat dikerjakan yaitu pertama menggunakan metode erection launching gantry tetapi harus menyelesaikan pekerjaan pile slab dahulu baru dapat dilakukan erection yang cukup memakan waktu sekitar 160 hari dan metode kedua menggunakan erection girder dengan crawler crane (3 Crane) erection girder dapat berjalan beriringan dengan pekerjaan pile slab tetapi dengan resiko erection yang cukup tinggi dengan waktu 50 hari sehingga perlu dilakukan review ulang secara waktu dan biaya konstruksi dengan metode matriks pemilihan metode yang cepat dan tetap aman proses konstruksi.\",\"PeriodicalId\":21736,\"journal\":{\"name\":\"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)\",\"volume\":\"5 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-15\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.407\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Seminar Nasional Insinyur Profesional (SNIP)","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.23960/snip.v3i1.407","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
Matriks Pemilihan Jenis Metode Erection Pada Konstruksi Jalan Tol (Studi Kasus :Pemilihan Metode Erection Girder Menggunakan Metode Lauching Gantry Atau Metode Clawer Crane)
Pembangunan infrastruktur seperti konstruksi jalan tol merupakan salah satu tujuan dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, dimana tujuan dan manfaat dalam penyelenggaraan pembangunan jalan tol merupakan salah satu wujud untuk menciptakan perkembangan pertumbuhan ekonomi dan sosial. Jalan Tol Trans Sumatera adalah jaringan Jalan Tol sepanjang 2.818 Km yang merupakan terpanjang di Indonesia untuk saat ini. Pembangunan Jalan Tol yang menghubungkan kota-kota mulai dari Lampung hingga Aceh. Kehadiran Pembangunan Ruas Jalan Tol Kuala Tanjung – Inderapura sepanjang 18,05 Km yang terletak di Kabupaten Batubara Provinsi Sumatera Utara, merupakan koneksi menghubungkan Pelabuhan Internasional Kuala Tanjung dan Industrial Estate, sehingga akses pendistribusian logistik dari Kota Medan ke kawasan industri sekitarnya hingga ke pelabuhan menjadi semakin lebih mudah dan cepat. Dalam konstruksi pembangunan Jalan Tol di Kuala Tanjung – Inderapura memiliki tipikal desain yang hampir sama dengan konstruksi Jalan Tol lainnya, seperti perkerasan jalan menggunakan Rigid Pavement, Bangunan Struktur Jembatan, Struktur Overpass dan Bangunan Crossing Air (Box Culvert). Setelah perijinan konstruksi didapatkan dari BBWS Sumatera Utara, tim pelaksanaan konstruksi melakukan pengecekkan bersama oleh 3 (tiga) pihak yaitu Owner, Konsultan Supervisi dan Kontraktor Pelaksana, terdapat Aliran Sungai Sei Sipare-pare beserta Tanggul Buatan dan Tanggul Alami yang melintasi Trase Jalan Tol yang akan dibangun. Pada saat pengecekan bersama ini, terdapat debit air atau muka air banjir yang cukup tinggi dan datang secara tiba-tiba. Dari hasil tinjauan tersebut ada 2 alternatif metode konstruksi yang dapat dikerjakan yaitu pertama menggunakan metode erection launching gantry tetapi harus menyelesaikan pekerjaan pile slab dahulu baru dapat dilakukan erection yang cukup memakan waktu sekitar 160 hari dan metode kedua menggunakan erection girder dengan crawler crane (3 Crane) erection girder dapat berjalan beriringan dengan pekerjaan pile slab tetapi dengan resiko erection yang cukup tinggi dengan waktu 50 hari sehingga perlu dilakukan review ulang secara waktu dan biaya konstruksi dengan metode matriks pemilihan metode yang cepat dan tetap aman proses konstruksi.