{"title":"Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di Aceh Utara","authors":"Yudi Akbar, M. Mursal","doi":"10.35874/jkp.v21i1.1091","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%, sekitar satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami stunting. prevalensi stunting pada balita di Aceh juga semakin meningkat sebesar 6,5% dari menjadi sebesar 41,5%, bedasrkan hasil survei yang dilakukan Dinkes Aceh Utara lebih kurang 36 ribu balita menggalami stunting. Gizi yang baik jika terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkem-bangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Ada beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan stunting antaranya kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, pola asuh keluarga dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Aceh Utara. Metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu yang merawat balita di Aceh Utara 543 responden. Populasi ini berasal kecamatan wilayah aceh utara yang telah dilakukan pendataan melalui puskesmas wilayah kerja masing-masing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000 maka diperoleh sampel sebanyak 85 ibu yang mempunyai balita.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"9 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-04-01","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Keperawatan Indonesia","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.35874/jkp.v21i1.1091","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"Health Professions","Score":null,"Total":0}
Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting Di Aceh Utara
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan adanya malnutrisi asupan zat gizi kronis atau penyakit infeksi kronis maupun berulang. Masalah stunting di Indonesia adalah ancaman serius yang memerlukan penanganan yang tepat. Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) prevelensi stunting di Indonesia mencapai 27,7%, sekitar satu dari empat anak balita di Indonesia mengalami stunting. prevalensi stunting pada balita di Aceh juga semakin meningkat sebesar 6,5% dari menjadi sebesar 41,5%, bedasrkan hasil survei yang dilakukan Dinkes Aceh Utara lebih kurang 36 ribu balita menggalami stunting. Gizi yang baik jika terdapat keseimbangan dan keserasian antara perkembangan fisik dan perkem-bangan mental orang tersebut. Terdapat kaitan yang sangat erat antara status gizi dan konsumsi makanan. Tingkat status gizi optimal akan tercapai apabila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi. Ada beberapa faktor yang sering dikaitkan dengan stunting antaranya kemiskinan, sosial dan budaya, peningkatan paparan terhadap penyakit infeksi, pola asuh keluarga dan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian stunting di Aceh Utara. Metode yang digunakan yaitu analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini ibu yang merawat balita di Aceh Utara 543 responden. Populasi ini berasal kecamatan wilayah aceh utara yang telah dilakukan pendataan melalui puskesmas wilayah kerja masing-masing. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Jumlah sampel yang dijadikan sebagai responden pada penelitian ini dihitung berdasarkan rumus sampel untuk populasi kecil atau kurang dari 10.000 maka diperoleh sampel sebanyak 85 ibu yang mempunyai balita.