Angka depresi pada lansia dengan penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menjadi prioritas dalam program kesejahteraan dan kesehatan usia harapan hidup masyarakat Indonesia, sehingga pentingnya meningkatkan deteksi dini terkait indikator penyebab depresi dapat mencapai keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan serta mencapai usia lanjut yang sejahtera. Untuk mengetahui gambaran indikasi depresi pada lansia dengan frekuensi penyakit tidak menular pada posyandu lansia di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif, dilakukan di posyandu lansia RW 02 Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, sempel yang digunakan berjumlah 100 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner Geriatric Depression Scale. Indikasi depresi dengan kategori normal sebanyak 27 responden (67,5%), indikasi depresi ringan sebanyak 11 responden (27%), indikasi depresi berat sebanyak 2 responden (5%). Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan bagi responden untuk dijadikan sumber informasi, dan responden yang memiliki kategori indikasi depresi ringan dan indikasi depresi berat, untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kesehatan minimal sering ikut dalam kegiatan posyandu lansia.
{"title":"Overview of Depression Screening in Elderly with Non Communicable Diseases during COVID-19 pandemic in rural areas : Descriptive Studies in Pakis Malang","authors":"Alfunnafi' Fahrul Rizzal, Nailul Khusniah, Ardhiles Wahyu Kurniawan","doi":"10.52841/jkd.v5i2.349","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.349","url":null,"abstract":"Angka depresi pada lansia dengan penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan global yang menjadi prioritas dalam program kesejahteraan dan kesehatan usia harapan hidup masyarakat Indonesia, sehingga pentingnya meningkatkan deteksi dini terkait indikator penyebab depresi dapat mencapai keberhasilan pembangunan diberbagai bidang terutama bidang kesehatan serta mencapai usia lanjut yang sejahtera. Untuk mengetahui gambaran indikasi depresi pada lansia dengan frekuensi penyakit tidak menular pada posyandu lansia di Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang. Penelitian ini menggunakan survey deskriptif kuantitatif, dilakukan di posyandu lansia RW 02 Desa Banjarejo Kecamatan Pakis Kabupaten Malang, sempel yang digunakan berjumlah 100 responden dengan menggunakan teknik pengambilan sampel Accidental Sampling. Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner Geriatric Depression Scale. Indikasi depresi dengan kategori normal sebanyak 27 responden (67,5%), indikasi depresi ringan sebanyak 11 responden (27%), indikasi depresi berat sebanyak 2 responden (5%). Dengan adanya hasil penelitian ini, diharapkan bagi responden untuk dijadikan sumber informasi, dan responden yang memiliki kategori indikasi depresi ringan dan indikasi depresi berat, untuk lebih sering melakukan pemeriksaan kesehatan minimal sering ikut dalam kegiatan posyandu lansia.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"128 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135871562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dhea Anestia, Nanik Dwi Astutik, Emy Sutiyarsih, Ifa Pannya
Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan adalah penyakit menular yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang menularkan virus dengue. Semua individu rentan terhadap penyakit ini, yang berpotensi membunuh, terutama anak-anak. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kejadian DBD pada anak adalah kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya orang tua.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan upaya pencegahan penyakit DHF pada anak di Puskesmas Janti Kota Malang. Desain penelitian ini menggunakan koreIasi, pendekatan cross sectionaI. lntrumen yang digunakan yakni kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak berusia 5-14 tahun sebanyak 78 responden orang tuaengan teknik purposive sampling dan didapatkan sampel 65 responden. Data di analisis dengan menggunakan Uji Spearman Rho Ranks. Hasil penelitian menunjukkan 86.2% orang tua memiliki pengetahuan baik tentang penyakit DHF dan 84.6% melakukan upaya pencegahan penyakit. Hasil uji analisis menunjukkan. ρ value 0,446 ≤ α, yang artinya ada hubungan pengetahuan orang tua dengan upaya pencegahan penyakit DHF pada anak. Pengetahuan yang baik akan membentuk upaya pencegahan terbaik dari orang tua demi menghindarkan anak-anaknya dari penurunan kesehatan terutama penyakit DHF . Berdasarkan hal tersebut diharapkan orangtua terus meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan pada anak semakin meningkat.
{"title":"The Hubungan Pengetahuan Orang Tua Dengan Upaya Pencegahan Penyakit DHF Pada Anak Di Puskesmas Janti Kota Malang","authors":"Dhea Anestia, Nanik Dwi Astutik, Emy Sutiyarsih, Ifa Pannya","doi":"10.52841/jkd.v5i2.378","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.378","url":null,"abstract":"Dengue Haemorrhagic Fever (DHF) merupakan adalah penyakit menular yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti, yang menularkan virus dengue. Semua individu rentan terhadap penyakit ini, yang berpotensi membunuh, terutama anak-anak. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya kejadian DBD pada anak adalah kurangnya kesadaran masyarakat, khususnya orang tua.. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan pengetahuan orang tua dengan upaya pencegahan penyakit DHF pada anak di Puskesmas Janti Kota Malang. Desain penelitian ini menggunakan koreIasi, pendekatan cross sectionaI. lntrumen yang digunakan yakni kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah orang tua yang memiliki anak berusia 5-14 tahun sebanyak 78 responden orang tuaengan teknik purposive sampling dan didapatkan sampel 65 responden. Data di analisis dengan menggunakan Uji Spearman Rho Ranks. Hasil penelitian menunjukkan 86.2% orang tua memiliki pengetahuan baik tentang penyakit DHF dan 84.6% melakukan upaya pencegahan penyakit. Hasil uji analisis menunjukkan. ρ value 0,446 ≤ α, yang artinya ada hubungan pengetahuan orang tua dengan upaya pencegahan penyakit DHF pada anak. Pengetahuan yang baik akan membentuk upaya pencegahan terbaik dari orang tua demi menghindarkan anak-anaknya dari penurunan kesehatan terutama penyakit DHF . Berdasarkan hal tersebut diharapkan orangtua terus meningkatkan pengetahuan yang dimiliki agar upaya pencegahan dan peningkatan kesehatan pada anak semakin meningkat.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"240 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135863562","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Yohana Srihartini Soleman, Ellia Ariesti, Yafet Pradikatama Prihanto, Oda Debora
ABSTRAKDiabetes melitus merupakan kondisi dimana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderungtinggi (>200 mg/dl). Diabetes termasuk dalam penyakit kronis atau terminal yang artinya penyakit yangtidak bisa disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan menjaga kadar gula darah tetap dalam rentan normal.Untuk melakukan pengontrolan kadar gula darah, penderita DM harus patuh dalam mengkonsumsi obatantidiabetes. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien DM adalah pengetahuantentang penyakitnya. Pengetahuan seseorang akan berpengaruh dalam menentukan sikap dalam mengelolapenyakitnya serta dapat mengurangi terjadinya komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus dengan kepatuhan minum obat pada pasienDiabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Janti Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifkorelasional. Penelitian ini dilakukan pada penderita Diabetes Melitus Tipe II yang berusia 15 tahun ke atasdi Puskesmas Janti Malang. Teknik yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yaitu mengunakanteknik probability sampling (simple random sampling). Jumlah total responden adalah 95 orang sesuaidengan kriteria inklusi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner. Pengambilan data dilakukandengan metode wawancara dan analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian ini adalahterdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Melitus Tipe II diPuskesmas Janti Malang dengan hasil analisis korelasi spearman yang menunjukkan nilai p=0.000(p<0.05)yaitu semakin baik pengetahuan seseorang tentang penyakitnya maka semakin tinggi tingkat kepatuhanminum obat. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi pola perilaku responden dan membuat penderitaDM memahami tentang penyakitnya dan menstimulus motivasinya untuk meningkatkan kepatuhan dalammengkonsumsi obat secara benar dan teratur dalam upaya mengontrol kadar gula darah serta mencegahkomplikasi yang terjadi di masa mendatang.
{"title":"HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PASIEN DIEBETES MELITUS TIPE II DI PUSKESMAS JANTI MALANG","authors":"Yohana Srihartini Soleman, Ellia Ariesti, Yafet Pradikatama Prihanto, Oda Debora","doi":"10.52841/jkd.v5i2.388","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.388","url":null,"abstract":"ABSTRAKDiabetes melitus merupakan kondisi dimana kandungan gula dalam darah melebihi normal dan cenderungtinggi (>200 mg/dl). Diabetes termasuk dalam penyakit kronis atau terminal yang artinya penyakit yangtidak bisa disembuhkan tetapi dapat dikontrol dengan menjaga kadar gula darah tetap dalam rentan normal.Untuk melakukan pengontrolan kadar gula darah, penderita DM harus patuh dalam mengkonsumsi obatantidiabetes. Salah satu faktor yang mempengaruhi kepatuhan minum obat pasien DM adalah pengetahuantentang penyakitnya. Pengetahuan seseorang akan berpengaruh dalam menentukan sikap dalam mengelolapenyakitnya serta dapat mengurangi terjadinya komplikasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuihubungan pengetahuan tentang penyakit Diabetes Melitus dengan kepatuhan minum obat pada pasienDiabetes Melitus Tipe II di Puskesmas Janti Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatifkorelasional. Penelitian ini dilakukan pada penderita Diabetes Melitus Tipe II yang berusia 15 tahun ke atasdi Puskesmas Janti Malang. Teknik yang digunakan untuk menentukan besarnya sampel yaitu mengunakanteknik probability sampling (simple random sampling). Jumlah total responden adalah 95 orang sesuaidengan kriteria inklusi. Instrumen penelitian ini menggunakan kuisioner. Pengambilan data dilakukandengan metode wawancara dan analisis data menggunakan uji korelasi spearman. Hasil penelitian ini adalahterdapat hubungan pengetahuan dengan kepatuhan minum obat pada pasien Diabetes Melitus Tipe II diPuskesmas Janti Malang dengan hasil analisis korelasi spearman yang menunjukkan nilai p=0.000(p<0.05)yaitu semakin baik pengetahuan seseorang tentang penyakitnya maka semakin tinggi tingkat kepatuhanminum obat. Pengetahuan yang baik dapat mempengaruhi pola perilaku responden dan membuat penderitaDM memahami tentang penyakitnya dan menstimulus motivasinya untuk meningkatkan kepatuhan dalammengkonsumsi obat secara benar dan teratur dalam upaya mengontrol kadar gula darah serta mencegahkomplikasi yang terjadi di masa mendatang.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"136 ","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-31","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135870842","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Anxiety is a negative feeling due to situation that cause discomfort, uncertainty, helplessness, and isolation. The Covid-19 pandemic is one of triggers for anxiety in nurses because the virus is easily transmitted quickly. This study aims to identify a relationship between the behavior of using Personal Protective Equipment (PPE) and the implementation of the Covid-19 prevention protocol with nurses’ anxiety. This research is quantitative research using a descriptive correlation design with a Cross Sectional approach. Respondents in this study involved nurse practitioner who treated non-Covid-19 patients at RS X, West Borneo, with a purposive sampling technique. Nurses’ anxiety in treating non-Covid-19 patients is included in the category of mild anxiety (1 – 17) using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Analysis of the data using the Spearman Rho test, which obtained the results that there was no relationship between the behavior of using PPE and the implementation of the Covid-19 prevention protocol with the anxiety of nurses. The recommendation from the result of this study is stakeholders must prioritize the mental health of nurses by making regulation and socializing Covid-19 prevention protocols in the hospital environment for nurses.
{"title":"Hubungan Perilaku Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dan Pelaksanaan Pencegahan Covid-19 Dengan Kecemasan Perawat Di Rumah Sakit X, Kalimantan Barat","authors":"Hany Wihardja, Roibertus Totong, Rosa Nora Lina","doi":"10.52841/jkd.v5i2.345","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.345","url":null,"abstract":"Anxiety is a negative feeling due to situation that cause discomfort, uncertainty, helplessness, and isolation. The Covid-19 pandemic is one of triggers for anxiety in nurses because the virus is easily transmitted quickly. This study aims to identify a relationship between the behavior of using Personal Protective Equipment (PPE) and the implementation of the Covid-19 prevention protocol with nurses’ anxiety. This research is quantitative research using a descriptive correlation design with a Cross Sectional approach. Respondents in this study involved nurse practitioner who treated non-Covid-19 patients at RS X, West Borneo, with a purposive sampling technique. Nurses’ anxiety in treating non-Covid-19 patients is included in the category of mild anxiety (1 – 17) using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) questionnaire. Analysis of the data using the Spearman Rho test, which obtained the results that there was no relationship between the behavior of using PPE and the implementation of the Covid-19 prevention protocol with the anxiety of nurses. The recommendation from the result of this study is stakeholders must prioritize the mental health of nurses by making regulation and socializing Covid-19 prevention protocols in the hospital environment for nurses.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"26 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136231818","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Eky Madyaning Nastiti, Feri Ekaprasetia, Rida Darotin
Cedera yang seringkali terjadi pada anak sekolah adalah cedera yang terjadi pada musculoskeletal. Sekitar 30,5% kejadian cedera muskuloskeletal dialami anak sekolah mencapai 33,2% di Jawa Timur. Untuk memberikan pertolongan pertama pada cedera musculoskeletal dibutuhkan dasar pengetahuan dan sikap yang berperan penting dalam menginisiasi perilaku pertolongan pertama. Media yang dapat dikembangkan dalam upaya pendidikan kesehatan adalah dalam bentuk audiovisual melalui film dokumenter. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh media film dokumenter pertolongan pertama dalam peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang pertolongan pertama cedera musculoskeletal. Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen one group pretest- posttest design dengan melibatkan 72 siswa kelas VII dengan teknik probability jenis proporsionate stratified random sampling. Media yang digunakan dalam penelitian berupa film documenter yang menggambarkan tata cara metode RICE pada kasus cedera musculoskeletal. Penelitian diawali dengan pemberian kuesioner pre test selanjutnya responden diberikan penayangan film documenter, seminggu kemudian dilakukan pengukuran post test pada responden. Uji statistik menunjukkan selisih sebesar 29,3 antara rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah dengan nilai p-value 0,000 (p-value <0,05). Pada variable sikap menunjukkan selisih sebesar 2,12 antara rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah dengan nilai p-value 0,008 (p-value <0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam pertolongan cedera musculoskeletal, hal ini berkaitan dengan keefektifan film dokumenter sebagai implementasi media audiovisual dalam menyampaikan materi lebih menarik melalui bentuk suara maupun gambar dan dapat diulang berkali-kali sehingga materi lebih melekat sebagai pengalaman pribadi yang akan mengubah kemampuan kognitif dan sikap seseorang.
{"title":"PENGARUH MEDIA FILM DOKUMENTER TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA DALAM PERTOLONGAN PERTAMA CEDERA MUSKULOSKELETAL","authors":"Eky Madyaning Nastiti, Feri Ekaprasetia, Rida Darotin","doi":"10.52841/jkd.v5i2.386","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.386","url":null,"abstract":"Cedera yang seringkali terjadi pada anak sekolah adalah cedera yang terjadi pada musculoskeletal. Sekitar 30,5% kejadian cedera muskuloskeletal dialami anak sekolah mencapai 33,2% di Jawa Timur. Untuk memberikan pertolongan pertama pada cedera musculoskeletal dibutuhkan dasar pengetahuan dan sikap yang berperan penting dalam menginisiasi perilaku pertolongan pertama. Media yang dapat dikembangkan dalam upaya pendidikan kesehatan adalah dalam bentuk audiovisual melalui film dokumenter. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk menganalisis pengaruh media film dokumenter pertolongan pertama dalam peningkatan pengetahuan dan sikap siswa tentang pertolongan pertama cedera musculoskeletal. Penelitian menggunakan desain quasi eksperimen one group pretest- posttest design dengan melibatkan 72 siswa kelas VII dengan teknik probability jenis proporsionate stratified random sampling. Media yang digunakan dalam penelitian berupa film documenter yang menggambarkan tata cara metode RICE pada kasus cedera musculoskeletal. Penelitian diawali dengan pemberian kuesioner pre test selanjutnya responden diberikan penayangan film documenter, seminggu kemudian dilakukan pengukuran post test pada responden. Uji statistik menunjukkan selisih sebesar 29,3 antara rata-rata pengetahuan sebelum dan sesudah dengan nilai p-value 0,000 (p-value <0,05). Pada variable sikap menunjukkan selisih sebesar 2,12 antara rata-rata nilai sikap sebelum dan sesudah dengan nilai p-value 0,008 (p-value <0,05). Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh media film dokumenter terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap siswa dalam pertolongan cedera musculoskeletal, hal ini berkaitan dengan keefektifan film dokumenter sebagai implementasi media audiovisual dalam menyampaikan materi lebih menarik melalui bentuk suara maupun gambar dan dapat diulang berkali-kali sehingga materi lebih melekat sebagai pengalaman pribadi yang akan mengubah kemampuan kognitif dan sikap seseorang.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136231949","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Latar Belakang :Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang menular yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. (N.K. Kardiyudiayani, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan frekuensi pernapasan pada penderita tuberculosis paru di wilayah kerja puskesmas Muntok Tahun 2023.Metode Penelitian :Penelitian ini menggunakan desain pra eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test. Populasi penelitian ini adalah 12 pasien tuberculosis paru di puskesmas muntok Bangka Barat. Besaran sample dalam penelitian ini adalah 12 responden yang dipilih dengan tekhnik purposive sampling. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien tuberculosis paru setelah menghirup aromaterapi peppermint secara rutin terjadi penurunan rata-rata nilai frekuensi pernapasan 25.33 menjadi 20.83 x/m. Hasil analisis data didapatkan nilai p-value (0,000) < α (0,05), yang berarti ada perbedaan rata-rata nilai frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah tindakan inhalasi aromaterapi peppermint di wilayah kerja puskesmas muntok tahun 2023.Kesimpulan : Saran dari penelitian ini adalah agar instansi pelayanan kesehatan dapat memasukan edukasi inhalasi peppermint kedalam discard planning (perencanaan pulang), sebagai terapi pendamping saat pasien pulang kerumah.
{"title":"EFEKTIFITAS PENERAPAN INHALASI SEDERHANA AROMATERAPI PEPPERMINT TERHADAP PENURUNAN FREKUENSI PERNAPASAN PADA PENDERITA TUBERCULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MENTOK TAHUN 2023","authors":"Vaizul Rahman, None Ardiansyah, None Arjuna","doi":"10.52841/jkd.v5i2.372","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.372","url":null,"abstract":"Latar Belakang :Tuberculosis adalah suatu penyakit infeksi yang menular yang disebabkan Mycobacterium Tuberculosis, yang dapat menyerang berbagai organ, terutama paru-paru. (N.K. Kardiyudiayani, 2019). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh aromaterapi peppermint terhadap penurunan frekuensi pernapasan pada penderita tuberculosis paru di wilayah kerja puskesmas Muntok Tahun 2023.Metode Penelitian :Penelitian ini menggunakan desain pra eksperiment dengan pendekatan one group pre-post test. Populasi penelitian ini adalah 12 pasien tuberculosis paru di puskesmas muntok Bangka Barat. Besaran sample dalam penelitian ini adalah 12 responden yang dipilih dengan tekhnik purposive sampling. Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Univariat dan Analisis Bivariat.Hasil : Hasil penelitian menunjukan bahwa pasien tuberculosis paru setelah menghirup aromaterapi peppermint secara rutin terjadi penurunan rata-rata nilai frekuensi pernapasan 25.33 menjadi 20.83 x/m. Hasil analisis data didapatkan nilai p-value (0,000) < α (0,05), yang berarti ada perbedaan rata-rata nilai frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah tindakan inhalasi aromaterapi peppermint di wilayah kerja puskesmas muntok tahun 2023.Kesimpulan : Saran dari penelitian ini adalah agar instansi pelayanan kesehatan dapat memasukan edukasi inhalasi peppermint kedalam discard planning (perencanaan pulang), sebagai terapi pendamping saat pasien pulang kerumah.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"24 5","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136231955","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan mental pada umumnya tergolong rendah. Situasi ini berkaitan dengan fakta bahwa layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat lebih dominan pada pelayanan kesehatan fisik. Di daerah pedalaman misalnya, unit layanan kesehatan mental jarang dan bahkan pada beberapa daerah, tidak ditemukan. Oleh karenanya, promosi kesehatan mental pun kurang tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Di Kabupaten Halmahera Utara terdapat 583 ODGJ dengan diagnosa skizofrenia/psikosis, 1.507 orang dengan depresi, 1.507 orang dengan gangguan mental emosional. Data ini tidak dimaknai secara baik oleh sebagian masyarakat karena kondisi sakit dalam persepsi mereka ialah yang berhubungan dengan fisik. Sementara gangguan kesehatan mental masih dikaitkan sebagai spiritualitas/mistis sehingga kesadaran masyarakat dalam hal meningkatkan kesehatan mental masih belum menjadi hal yang utama. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui kesadaran kesehatan mental pada masyarakat pedalaman di Kabupaten Halmahera Utara. Metode penelitian menggunakan kuantitatif desktriptif dengan teknik random sampling. Instrumen pengambilan data yaitu menggunakan kuesioner, dengan survei kuesioner-CHWs-2013- Improving mental health. untuk responden dalam penelitian ini adalah masyarakat pedalaman Kabupaten Halmahera Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya jawaban dari responden adalah tidak tahu tentang adanya masalah kesehatan mental. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesadaran masyarakat pedalaman di Kabupaten Halmahera Utara terbilang cukup rendah maka perlu adanya pemberian edukasi agar dapat membantu meningkatkan tingkat kesadaran kesehatan mental pada masyarakat pedalaman Kabupaten Halmahera Utara.
{"title":"Kesadaran Kesehatan Mental Pada Masyarakat Pedalaman Di Kabupaten Halmahera Utara","authors":"Defriska Laike, None Desi, John Radius Lahade","doi":"10.52841/jkd.v5i2.394","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.394","url":null,"abstract":"Pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan mental pada umumnya tergolong rendah. Situasi ini berkaitan dengan fakta bahwa layanan kesehatan yang diberikan kepada masyarakat lebih dominan pada pelayanan kesehatan fisik. Di daerah pedalaman misalnya, unit layanan kesehatan mental jarang dan bahkan pada beberapa daerah, tidak ditemukan. Oleh karenanya, promosi kesehatan mental pun kurang tersampaikan dengan baik kepada masyarakat. Di Kabupaten Halmahera Utara terdapat 583 ODGJ dengan diagnosa skizofrenia/psikosis, 1.507 orang dengan depresi, 1.507 orang dengan gangguan mental emosional. Data ini tidak dimaknai secara baik oleh sebagian masyarakat karena kondisi sakit dalam persepsi mereka ialah yang berhubungan dengan fisik. Sementara gangguan kesehatan mental masih dikaitkan sebagai spiritualitas/mistis sehingga kesadaran masyarakat dalam hal meningkatkan kesehatan mental masih belum menjadi hal yang utama. Penelitian inidilakukan untuk mengetahui kesadaran kesehatan mental pada masyarakat pedalaman di Kabupaten Halmahera Utara. Metode penelitian menggunakan kuantitatif desktriptif dengan teknik random sampling. Instrumen pengambilan data yaitu menggunakan kuesioner, dengan survei kuesioner-CHWs-2013- Improving mental health. untuk responden dalam penelitian ini adalah masyarakat pedalaman Kabupaten Halmahera Utara. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya jawaban dari responden adalah tidak tahu tentang adanya masalah kesehatan mental. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kesadaran masyarakat pedalaman di Kabupaten Halmahera Utara terbilang cukup rendah maka perlu adanya pemberian edukasi agar dapat membantu meningkatkan tingkat kesadaran kesehatan mental pada masyarakat pedalaman Kabupaten Halmahera Utara.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"6 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136232489","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Dewi Sunandar wati, Emy Sutiyarsih, Nanik Dwi Astutik, Monika Luhung
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, kasus hipertensi mencapai 35.641 orang pada tahun 2020 (Dinkes Kota Malang, 2020). Berdasarkan data validasi spm hipertensi tahun 2022 di Puskesmas Arjowinangun menduduki peringkat pertama dengan total 22.142 penderita hipertensi, Puskesmas Janti menduduki peringkat kedua dengan total 14.397 penderita hipertensi dan Puskesmas Dinoyo menduduki urutan ketiga dengan total 12.425 penderita hipertensi. Hipertensi dikenal dengan silent killer karena tidak ada keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya mengidapnya hingga timbul komplikasi. Pasien hipertensi harus melakukan pencegahan komplikasi agar kualitas hidupnya lebih baik. Komplikasi tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan mengurangi asupan garam, menghindari obesitas, membatasi asupan lemak, berolahraga secara teratur, makan lebih banyak buah dan sayuran segar, berhenti merokok dan alkohol, serta meditasi relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Puskesmas Janti Kota Malang. Desain penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi penelitian ini adalah 388 orang, dan jumlah sampel adalah 34 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan software SPSS 20 untuk analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini didapatkan bahwa 19 responden (55,9%) di Puskesmas Janti Kota Malang memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi dan memiliki sikap kurang terhadap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Puskesmas Janti Kota Malang dengan uji korelasi spearman nilai p-value 0,01 dan nilai korelasi 0,708 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.
{"title":"Hubungan Pengetahuan Tentang Hipertensi Dengan sikap Pencegahan Terjadinya Komplikasi Hipertensi Di Puskesmas Janti Kota Malang","authors":"Dewi Sunandar wati, Emy Sutiyarsih, Nanik Dwi Astutik, Monika Luhung","doi":"10.52841/jkd.v5i2.383","DOIUrl":"https://doi.org/10.52841/jkd.v5i2.383","url":null,"abstract":"Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kota Malang, kasus hipertensi mencapai 35.641 orang pada tahun 2020 (Dinkes Kota Malang, 2020). Berdasarkan data validasi spm hipertensi tahun 2022 di Puskesmas Arjowinangun menduduki peringkat pertama dengan total 22.142 penderita hipertensi, Puskesmas Janti menduduki peringkat kedua dengan total 14.397 penderita hipertensi dan Puskesmas Dinoyo menduduki urutan ketiga dengan total 12.425 penderita hipertensi. Hipertensi dikenal dengan silent killer karena tidak ada keluhan sehingga penderita tidak mengetahui dirinya mengidapnya hingga timbul komplikasi. Pasien hipertensi harus melakukan pencegahan komplikasi agar kualitas hidupnya lebih baik. Komplikasi tekanan darah tinggi dapat dicegah dengan mengurangi asupan garam, menghindari obesitas, membatasi asupan lemak, berolahraga secara teratur, makan lebih banyak buah dan sayuran segar, berhenti merokok dan alkohol, serta meditasi relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Puskesmas Janti Kota Malang. Desain penelitian kuantitatif menggunakan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi penelitian ini adalah 388 orang, dan jumlah sampel adalah 34 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan dengan software SPSS 20 untuk analisis univariat dan bivariat. Penelitian ini didapatkan bahwa 19 responden (55,9%) di Puskesmas Janti Kota Malang memiliki pengetahuan kurang tentang hipertensi dan memiliki sikap kurang terhadap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi. Kesimpulan penelitian ini ada hubungan antara pengetahuan tentang hipertensi dengan sikap pencegahan terjadinya komplikasi hipertensi di Puskesmas Janti Kota Malang dengan uji korelasi spearman nilai p-value 0,01 dan nilai korelasi 0,708 menunjukkan arah korelasi positif dengan kekuatan korelasi kuat.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"44 3","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-28","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"136231957","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: Nurses responsible to perform optimally, adhere to the standards set by the hospital to gain high quality of nursing care. The determining factor for the quality of nursing services is the performance. Leadership style of the head ward is one of the factors that influence the performance of nurses. The aim of this study is to analyze the relationship between the leadership style and the performance of nurses in the inpatient ward at Muhammadiyah Gresik Hospital. Method: The research design is correlational with a cross-sectional approach. The sampling technique in this study was total sampling with a total sample of 44 nurses. Data collection for leadership style using a questionnaire, while the nurse performance using a performance appraisal checklist. The statistical test in this study used the Rank Spearman test to determine the correlation between variables. Results: Most of the leadership style in the inpatient ward of the Muhammadiyah Gresik Hospital is a democratic leadership style (79.5%), most of the nurses have performance at the sufficient category (65.9%). There is a relationship between the leadership style of the head of the ward and the performance of nurses in the inpatient ward at Muhammadiyah Gresik Hospital (p=0,000). Conclusions: The democratic leadership style has a good influence on the nurse performance. Further study for improving nurse performance by optimizing leadership role is needed.
{"title":"Leadership Style and Nurse Performance in the Inpatient Ward of Muhammadiyah Gresik Hospital: A Cross-sectional Study","authors":"Widiharti Widiharti, Diah Jerita Eka Sari, Farchatus Sholichah","doi":"10.20473/fmnj.v6i2.45198","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/fmnj.v6i2.45198","url":null,"abstract":"Introduction: Nurses responsible to perform optimally, adhere to the standards set by the hospital to gain high quality of nursing care. The determining factor for the quality of nursing services is the performance. Leadership style of the head ward is one of the factors that influence the performance of nurses. The aim of this study is to analyze the relationship between the leadership style and the performance of nurses in the inpatient ward at Muhammadiyah Gresik Hospital. Method: The research design is correlational with a cross-sectional approach. The sampling technique in this study was total sampling with a total sample of 44 nurses. Data collection for leadership style using a questionnaire, while the nurse performance using a performance appraisal checklist. The statistical test in this study used the Rank Spearman test to determine the correlation between variables. Results: Most of the leadership style in the inpatient ward of the Muhammadiyah Gresik Hospital is a democratic leadership style (79.5%), most of the nurses have performance at the sufficient category (65.9%). There is a relationship between the leadership style of the head of the ward and the performance of nurses in the inpatient ward at Muhammadiyah Gresik Hospital (p=0,000). Conclusions: The democratic leadership style has a good influence on the nurse performance. Further study for improving nurse performance by optimizing leadership role is needed.","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"1 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135146307","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}
Introduction: Advancement technology and information benefit societies by way telehealth access, including those with diabetes mellitus. Telehealth implementation in diabetes mellitus management is a great solution of increasing access to healthcare and reducing geographical inequalities. Nevertheless, the effectiveness of service among people living with diabetes remains inconsistant. This review aims to summarize and evaluate the evidence on the effectiveness of telehealth on quality of life in type 2 diabetes mellitus
Method: This review considers the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyzes (PRISMA) guideline. The results reported in descriptive narrative approach. The following databases; Scopus, Science Direct, PubMed, and Web of Science were comprehensively searched to find article from January, 1st 2018 to December 31st 2023. Inclusion was made to English and full-text article.
Results: Two articles were included in the final review. A total of 482 type 2 DM patients were used telehealth. Findings on the impacts of the usability of telehealth on the QoL of Type 2 DM is telehealth relevant alternative to the care of DFU patients, with stable health, well-being and quality of life conditions and smartphone application-based interventions in the management of type 2 DM show that the quality of life in the following four dominants; psychological, social, environmental, and physical health revealed significant improvements
Conclusions: Telehealth has good potential to be developed in the service of diabetes mellitus patients. The following internet-based delivered mode; web, and smartphones improve the quality of life and the well-being of patients with type 2 diabetes mellitus. However, lack of studies measuring the effectivity of telehealth among people with diabetes mellitus. Future development of internet-based interventions should further take into consideration the consolidated set of diabetes mellitus principles.
Keyword: Type 2 Diabetes Mellitus, Quality of Life, Telehealth, Nursing Practice, Nursing Care
导言:先进的技术和信息通过远程医疗服务造福社会,包括糖尿病患者。在糖尿病管理中实施远程保健是增加获得保健和减少地域不平等的一个很好的解决办法。然而,对糖尿病患者的服务效果仍然不一致。本综述旨在总结和评价远程医疗对2型糖尿病患者生活质量的有效性的证据。方法:本综述考虑了系统评价和元分析(PRISMA)指南的首选报告项目。结果以描述性叙述方法报道。以下数据库;全面检索Scopus, Science Direct, PubMed和Web of Science,以查找2018年1月1日至2023年12月31日的文章。纳入英文和全文文章。& # x0D;结果:两篇文章被纳入终评。482例2型糖尿病患者采用远程医疗。研究结果表明,远程医疗的可用性对2型糖尿病患者生活质量的影响是远程医疗相关替代DFU患者的护理,具有稳定的健康、幸福感和生活质量条件,基于智能手机应用的干预措施在2型糖尿病患者的生活质量管理中显示出以下四个优势;心理、社会、环境和身体健康均有显著改善
结论:远程医疗在糖尿病患者服务中具有良好的发展潜力。以下是基于互联网的交付模式;网络和智能手机改善了2型糖尿病患者的生活质量和幸福感。然而,缺乏测量糖尿病患者远程医疗有效性的研究。未来基于互联网的干预措施的发展应进一步考虑糖尿病的综合原则。
关键词:2型糖尿病,生活质量,远程医疗,护理实践,护理
{"title":"The Benefits of Telehealth on Quality of Life of People Living with Type 2 Diabetes Mellitus: A Literature Review","authors":"Fitriatul Jannah, Andi Safutra Suraya, Firnanda Erindia, Nurwahidah Nurwahidah, Ahla Chayatush Sholichah","doi":"10.20473/fmnj.v6i2.48692","DOIUrl":"https://doi.org/10.20473/fmnj.v6i2.48692","url":null,"abstract":"Introduction: Advancement technology and information benefit societies by way telehealth access, including those with diabetes mellitus. Telehealth implementation in diabetes mellitus management is a great solution of increasing access to healthcare and reducing geographical inequalities. Nevertheless, the effectiveness of service among people living with diabetes remains inconsistant. This review aims to summarize and evaluate the evidence on the effectiveness of telehealth on quality of life in type 2 diabetes mellitus
 Method: This review considers the Preferred Reporting Items for Systematic Reviews and Meta-Analyzes (PRISMA) guideline. The results reported in descriptive narrative approach. The following databases; Scopus, Science Direct, PubMed, and Web of Science were comprehensively searched to find article from January, 1st 2018 to December 31st 2023. Inclusion was made to English and full-text article. 
 Results: Two articles were included in the final review. A total of 482 type 2 DM patients were used telehealth. Findings on the impacts of the usability of telehealth on the QoL of Type 2 DM is telehealth relevant alternative to the care of DFU patients, with stable health, well-being and quality of life conditions and smartphone application-based interventions in the management of type 2 DM show that the quality of life in the following four dominants; psychological, social, environmental, and physical health revealed significant improvements
 Conclusions: Telehealth has good potential to be developed in the service of diabetes mellitus patients. The following internet-based delivered mode; web, and smartphones improve the quality of life and the well-being of patients with type 2 diabetes mellitus. However, lack of studies measuring the effectivity of telehealth among people with diabetes mellitus. Future development of internet-based interventions should further take into consideration the consolidated set of diabetes mellitus principles.
 Keyword: Type 2 Diabetes Mellitus, Quality of Life, Telehealth, Nursing Practice, Nursing Care","PeriodicalId":53389,"journal":{"name":"Jurnal Keperawatan Indonesia","volume":"84 1","pages":"0"},"PeriodicalIF":0.0,"publicationDate":"2023-10-09","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":null,"resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":"135147222","PeriodicalName":null,"FirstCategoryId":null,"ListUrlMain":null,"RegionNum":0,"RegionCategory":"","ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":"","EPubDate":null,"PubModel":null,"JCR":null,"JCRName":null,"Score":null,"Total":0}