{"title":"Pengaruh Temperatur Kalsinasi Optimum terhadap Pembentukan Kalsium Oksida dari Cangkang Telur Bebek Sebagai Katalis pada Sintesis Minyak Kelapa Menjadi Biodiesel","authors":"Vira Valasara, Sri Rezeki, Syahrul Khairi","doi":"10.26418/pipt.2021.24","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Cadangan minyak bumi dunia semakin lama semakin berkurang, sehingga perlu energi alternatif untuk menggantikan posisi minyak bumi, di antaranya adalah penggunaan biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai macam minyak nabati, salah satunya minyak kelapa. Pembuatan biodiesel memerlukan katalis, katalis yang banyak dikembangkan saat ini adalah katalis heterogen CaO. CaO dapat diperoleh dari CaCO3 yang dikalsinasi. Salah satu sumber yang mengandung CaCO3 yang tinggi adalah cangkang telur bebek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu kalisnasi cangkang telur bebek pada 700, 800, 900 dan 1000℃ terhadap katalis CaO yang dihasilkan dan pengaruh terhadap pembentukan biodiesel menggunakan minyak kelapa. Pada penelitian ini kalsinasi cangkang telur bebek dilakukan selama 4 jam. Proses transesterifikasi dengan suhu reaksi 60℃ menggunakan metanol dan minyak kelapa dengan perbandingan mol 9:1 selama 4 jam. Kosentrasi katalis CaO yang digunakan yaitu 3,5%(b/b). Katalis diuji tingkat kristalinitas dengan analisis XRD. Metil ester dianalisa dengan GCMS, untuk standar kualitas biodiesel parameter yang diuji yaitu densitas, viskositas, angka setana, dan residu karbon. Pembentukan optimum CaO pada proses kalsinasi adalah pada suhu 900℃. Reaksi transesterifikasi yang dilakukan menghasilkan yield sebesar 92,12%. Biodiesel yang dihasilkan mempunyai nilai densitas 859 kg/m3 , viskositas kinematik 11,6 mm2 /s, angka setana 55,7 dan residu karbon 0,37%(b/b).","PeriodicalId":42469,"journal":{"name":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","volume":"16 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.2000,"publicationDate":"2021-11-30","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":null,"platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.26418/pipt.2021.24","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"Q4","JCRName":"MARINE & FRESHWATER BIOLOGY","Score":null,"Total":0}
Pengaruh Temperatur Kalsinasi Optimum terhadap Pembentukan Kalsium Oksida dari Cangkang Telur Bebek Sebagai Katalis pada Sintesis Minyak Kelapa Menjadi Biodiesel
Cadangan minyak bumi dunia semakin lama semakin berkurang, sehingga perlu energi alternatif untuk menggantikan posisi minyak bumi, di antaranya adalah penggunaan biodiesel. Biodiesel dapat diproduksi dari berbagai macam minyak nabati, salah satunya minyak kelapa. Pembuatan biodiesel memerlukan katalis, katalis yang banyak dikembangkan saat ini adalah katalis heterogen CaO. CaO dapat diperoleh dari CaCO3 yang dikalsinasi. Salah satu sumber yang mengandung CaCO3 yang tinggi adalah cangkang telur bebek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi suhu kalisnasi cangkang telur bebek pada 700, 800, 900 dan 1000℃ terhadap katalis CaO yang dihasilkan dan pengaruh terhadap pembentukan biodiesel menggunakan minyak kelapa. Pada penelitian ini kalsinasi cangkang telur bebek dilakukan selama 4 jam. Proses transesterifikasi dengan suhu reaksi 60℃ menggunakan metanol dan minyak kelapa dengan perbandingan mol 9:1 selama 4 jam. Kosentrasi katalis CaO yang digunakan yaitu 3,5%(b/b). Katalis diuji tingkat kristalinitas dengan analisis XRD. Metil ester dianalisa dengan GCMS, untuk standar kualitas biodiesel parameter yang diuji yaitu densitas, viskositas, angka setana, dan residu karbon. Pembentukan optimum CaO pada proses kalsinasi adalah pada suhu 900℃. Reaksi transesterifikasi yang dilakukan menghasilkan yield sebesar 92,12%. Biodiesel yang dihasilkan mempunyai nilai densitas 859 kg/m3 , viskositas kinematik 11,6 mm2 /s, angka setana 55,7 dan residu karbon 0,37%(b/b).