{"title":"血红蛋白水平与复杂和简单发烧痉挛的关系","authors":"Sinta Anamiyanoor, Nurul Hidayah, Huldani Huldani","doi":"10.20527/ht.v6i1.8785","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38ºC) yang ditimbulkan oleh proses ekstrakranium. pada anak dengan kadar hemoglobin rendah menyebabkan kemampuan sel darah merah yang mengikat oksigen menurun dan diduga dapat mengakibatkan kejang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan simpleks. Penelitian dilakukan dengan Cross Sectional Study dengan jumlah sampel masing-masing 30 untuk kasus kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Data berupa data sekunder yang diambil dari rekam medik di RSUD Ulin Banjarmasin. Analisis data menggunakan chi-square (R2). Hasil penelitian didapatkan bahwa 9 orang (45%) yang memiliki Hb rendah yang mengalami kejang demam simpleks dan terdapat 11 orang (55%) yang memilki Hb rendah yang mengalami kejang demam kompleks. Terdapat 21 orang (52,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam simpleks, dan terdapat 19 orang (47,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam kompleks. Hasil analisis data adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,584) antara kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks.","PeriodicalId":77544,"journal":{"name":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","volume":"125 2-3 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-05-23","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS DAN SIMPLEKS\",\"authors\":\"Sinta Anamiyanoor, Nurul Hidayah, Huldani Huldani\",\"doi\":\"10.20527/ht.v6i1.8785\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38ºC) yang ditimbulkan oleh proses ekstrakranium. pada anak dengan kadar hemoglobin rendah menyebabkan kemampuan sel darah merah yang mengikat oksigen menurun dan diduga dapat mengakibatkan kejang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan simpleks. Penelitian dilakukan dengan Cross Sectional Study dengan jumlah sampel masing-masing 30 untuk kasus kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Data berupa data sekunder yang diambil dari rekam medik di RSUD Ulin Banjarmasin. Analisis data menggunakan chi-square (R2). Hasil penelitian didapatkan bahwa 9 orang (45%) yang memiliki Hb rendah yang mengalami kejang demam simpleks dan terdapat 11 orang (55%) yang memilki Hb rendah yang mengalami kejang demam kompleks. Terdapat 21 orang (52,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam simpleks, dan terdapat 19 orang (47,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam kompleks. Hasil analisis data adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,584) antara kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks.\",\"PeriodicalId\":77544,\"journal\":{\"name\":\"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems\",\"volume\":\"125 2-3 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-05-23\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.20527/ht.v6i1.8785\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Homeostasis in health and disease : international journal devoted to integrative brain functions and homeostatic systems","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.20527/ht.v6i1.8785","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN KEJANG DEMAM KOMPLEKS DAN SIMPLEKS
Kejang demam merupakan bangkitan kejang yang terjadi karena kenaikan suhu tubuh (suhu diatas 38ºC) yang ditimbulkan oleh proses ekstrakranium. pada anak dengan kadar hemoglobin rendah menyebabkan kemampuan sel darah merah yang mengikat oksigen menurun dan diduga dapat mengakibatkan kejang. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan hubungan kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan simpleks. Penelitian dilakukan dengan Cross Sectional Study dengan jumlah sampel masing-masing 30 untuk kasus kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks. Teknik pengambilan sampel dengan metode purposive sampling. Data berupa data sekunder yang diambil dari rekam medik di RSUD Ulin Banjarmasin. Analisis data menggunakan chi-square (R2). Hasil penelitian didapatkan bahwa 9 orang (45%) yang memiliki Hb rendah yang mengalami kejang demam simpleks dan terdapat 11 orang (55%) yang memilki Hb rendah yang mengalami kejang demam kompleks. Terdapat 21 orang (52,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam simpleks, dan terdapat 19 orang (47,5%) yang memiliki Hb normal yang mengalami kejang demam kompleks. Hasil analisis data adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna (p= 0,584) antara kadar hemoglobin dengan kejang demam kompleks dan kejang demam simpleks.