W. Witdiawati, Nisa Humaerotul Jannah, Umar Sumarna, Dadang Purnama
{"title":"HIV/AIDS:自我效能、感知利益与行为意图","authors":"W. Witdiawati, Nisa Humaerotul Jannah, Umar Sumarna, Dadang Purnama","doi":"10.33024/mnj.v5i9.11132","DOIUrl":null,"url":null,"abstract":"ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size. Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar. Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS","PeriodicalId":18172,"journal":{"name":"Malahayati International Journal of Nursing and Health Science","volume":"11 1","pages":""},"PeriodicalIF":0.0000,"publicationDate":"2023-08-13","publicationTypes":"Journal Article","fieldsOfStudy":null,"isOpenAccess":false,"openAccessPdf":"","citationCount":"0","resultStr":"{\"title\":\"Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja: Self-Efficacy, Perceived Benefits dan Behavioral Intentions\",\"authors\":\"W. Witdiawati, Nisa Humaerotul Jannah, Umar Sumarna, Dadang Purnama\",\"doi\":\"10.33024/mnj.v5i9.11132\",\"DOIUrl\":null,\"url\":null,\"abstract\":\"ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size. Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar. Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS\",\"PeriodicalId\":18172,\"journal\":{\"name\":\"Malahayati International Journal of Nursing and Health Science\",\"volume\":\"11 1\",\"pages\":\"\"},\"PeriodicalIF\":0.0000,\"publicationDate\":\"2023-08-13\",\"publicationTypes\":\"Journal Article\",\"fieldsOfStudy\":null,\"isOpenAccess\":false,\"openAccessPdf\":\"\",\"citationCount\":\"0\",\"resultStr\":null,\"platform\":\"Semanticscholar\",\"paperid\":null,\"PeriodicalName\":\"Malahayati International Journal of Nursing and Health Science\",\"FirstCategoryId\":\"1085\",\"ListUrlMain\":\"https://doi.org/10.33024/mnj.v5i9.11132\",\"RegionNum\":0,\"RegionCategory\":null,\"ArticlePicture\":[],\"TitleCN\":null,\"AbstractTextCN\":null,\"PMCID\":null,\"EPubDate\":\"\",\"PubModel\":\"\",\"JCR\":\"\",\"JCRName\":\"\",\"Score\":null,\"Total\":0}","platform":"Semanticscholar","paperid":null,"PeriodicalName":"Malahayati International Journal of Nursing and Health Science","FirstCategoryId":"1085","ListUrlMain":"https://doi.org/10.33024/mnj.v5i9.11132","RegionNum":0,"RegionCategory":null,"ArticlePicture":[],"TitleCN":null,"AbstractTextCN":null,"PMCID":null,"EPubDate":"","PubModel":"","JCR":"","JCRName":"","Score":null,"Total":0}
引用次数: 0
摘要
印度尼西亚的艾滋病毒/艾滋病病例每年都在增加。青少年群体传播和传播艾滋病毒/艾滋病的风险很高。本研究的目的是确定青少年在预防艾滋病方面的行为特征。本研究采用定量描述法和横断面法对庞干达兰村94名青少年进行调查。预防艾滋病毒/艾滋病的行为工具使用性行为禁欲艾滋病毒/艾滋病问卷(SBAHAQ)。受访者的平均年龄为16.37岁(SD=0.77)。女性应答率最高(62.8%)。大多数受访者在HIV/AIDS预防方面已经有积极的行为(76.6%),基于自我效能的子变量以积极行为(97.9%)为主,感知利益(97.9%)为主,行为意向(93.6%)为主。艾滋病毒/艾滋病预防行为大多是好的。但仍有一些青少年表现消极。将艾滋病毒/艾滋病预防纳入青少年活动计划并使之社会化是很重要的。需要进一步研究影响青少年预防艾滋病毒/艾滋病行为的因素,样本量要更大。关键词:青少年,自我效能感,行为,HIV/AIDS克伦波克仍然是一个人,他的记忆是,他的记忆是,他的身体是,他的身体是,他的身体是,他的身体是,他的身体是,他的身体。Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidfikasi gambaran peraku remaja dalam penegahan HIV/AIDS。Penelitan ini menggunakan方法描述,定量的dengan pendakan横截面图,响应remaja di Desa Pangandaran。HIV/AIDS性行为禁欲问卷(SBAHAQ)。按比例应答率为16.37 (SD= 0.77)。应答率为62.8%。被调查者中有自我效能感(97.9%)、感知利益感(97.9%)和行为意向(93.6%)。艾滋病毒/艾滋病sebagian besar sudah baik。Namun masih ada beberapa remaja yang berperaku阴性。艾滋病毒/艾滋病防治方案的主要内容是:Penelitian lanjutan terkait因子-因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子,因子Kata Kunci: Remaja,自我效能,危险,HIV/AIDS
Perilaku Pencegahan HIV/AIDS pada Remaja: Self-Efficacy, Perceived Benefits dan Behavioral Intentions
ABSTRACT HIV/AIDS cases in Indonesia continue to increase every year. Adolescent groups have a high risk of spreading and transmitting HIV/AIDS. The purpose of this study was to identify the behavioral features of adolescents in the prevention of HIV/AIDS. This research used quantitative descriptive method with cross sectional approach on 94 respondents of adolescents in Pangandaran Village. The behavioral instrument for HIV/AIDS prevention uses the Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). The average age of respondents was 16.37 (SD=0.77). The highest response was women (62.8%). Most respondents already have positive behavior in HIV/AIDS prevention (76.6%), based on self-efficacy sub-variables mostly positive behavior (97.9%), perceived benefit mostly positive (97.9%) and behavior intention mostly positive (93.6%). HIV/AIDS prevention behavior is mostly good. But there are still some adolescent who behave negatively. It is important to integrate and socialize HIV/AIDS prevention in adolescent activity programs. Further research on factors influencing adolescent behavior in HIV/AIDS prevention is needed with a larger sample size. Keywords : Adolescent, Self Efficacy, Behavior, HIV/AIDS ABSTRAK Kasus HIV/AIDS di Indonesia terus menerus meningkat pada setiap tahunnya. Kelompok remaja memiliki resiko yang cukup tinggi dalam penyebaran serta penularannya HIV/AIDS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi gambaran perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS. Penelitan ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cross sectional pada 94 responden remaja di Desa Pangandaran. Instrumen perilaku pencegahan HIV/AIDS mengunakan Sexual Behavioral Abstine HIV/AIDS Questionnaire (SBAHAQ). Rata-rata usia responden adalah 16.37 (SD=0,77). Respon terbanyak adalah perempuan (62.8%). Sebagian besar responden sudah memilki perilaku positif dalam pencegahan HIV/AIDS sebesar (76.6%), berdasarkan sub variabel self efficacy sebagian besar berperilaku positif (97.9%), perceived benefit sebagian besar positif (97.9%) dan behavior intention sebagian besar positif (93.6%). Perilaku pencegahan HIV/AIDS sebagian besar sudah baik. Namun masih ada beberapa remaja yang berperilaku negatif. Penting adanya integrasi dan sosialisasi pencegahan HIV/AIDS pada program kegiatan remaja. Penelitian lanjutan terkait faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dalam pencegahan HIV/AIDS diperlukan dengan jumlah sampel yang lebih besar. Kata Kunci : Remaja, Self Efficacy, Perilaku, HIV/AIDS